PD.4

7K 390 37
                                    

♥♥♥

.


Setelah Pak Lingga atau Ayah dari Uul itu memilih masuk dan meninggalkan aku di dalam mobil bersama anaknya yang gemes ini, sejenak aku terdiam memikirkan ucapan si duda itu.

Apa perempuan menor itu kekasihnya? Kok, dia sampai berkata pengen melihat aku atau Maria itu yang bisa menarik perhatian anaknya.

So what? Pengen jadiin aku baby sitter, Uul? Eh, enak aja! Gini-gini, aku kerja juga kali, Pak Duda, Hahaha.

Ya, Pak Duda. Ish, kok, aku jadi geli sendiri mengucapkan kalimat itu?

"Nte Hann, Uul mau bubul."

My God, nih bocah bangun-bangun malah minta bubur, sih?

"Heh, Uul udah bangun?" Si Uul mengangguk lalu menguap lebar-lebar. Ck, dasar bocah, tetep aja manis walaupun nguap. Kayak aku yang tetep manis walaupun nih, paha kebas. Ngek.

"Yuk, kita masuk ke rumah baru, Uul," ajakku. Uul kembali mengangguk dan memeluk tubuhku, erat.

Coba yang meluk ini ayahnya---haish, otakku kenapa justru makin gesrek kenal tuh duda? Aneh nian dikau, Hanni Aryati binti Syahied!

Perlahan aku menggeser tubuhku untuk menggapai pintu mobil dan membukanya. Tinggal aku dan Uul yang ada di luar. Semua pada masuk ke dalam rumah baru yang diresmikan itu. Gelak tawa terdengar dari dalam membuatku menghela napas. Kenapa juga aku bisa kesasar di tempat aneh ini. Gara-gara pengen kenalan jadinya malah dapat bocah lucu plus ayahnya yang sok---

"Neng Hanni, siiiniii."

Teriakan Mak Yati yang melambaikan tangannya dari arah pintu depan, membuatku sedikit oleh dengan tubuh Uul yang tetap erat memelukku. Huff, ini bukan siapa-siapa aja udah kayak gini, gimana kalau aku jadi pacar ayahnya?

Duaar! Fix, aku sudah kelewatan berkhayal yang tidak masuk akal! Aryatiii, nggak liat si menor udah kayak koala yang pengen digagahi? Malu-maluin kaum hawa aja tuh, Nisanak.

Dengan hati-hati, aku melangkah melewati garasi lalu berjalan menuju pintu yang mana Mak Yati hendak mengambil alih cucunya dari gendongannya justru diacuhkan oleh cucunya sendiri. Mampus anakmu, Mama Ratna, anak orang udah jatuh cinta sama anakmu ini.

Ayah Lingga nggak pengen digendong juga, gitu?

"Nggak papa, Mak. Biar Hanni yang gendong. Oh iya, Uul minta bubur nih, ---,"

"Buburnya ada saya bawa kok, saya ambilin di mobil dulu," sela sang Ayah yang baru saja aku ghibahin dalam hati.

Ck, mata si perempuan menor jadi pengen aku colok pake tusuk gigi yang ada di meja, deh.

Aku mengangguk saja. Pak Lingga berlalu melewati aku yang masih menggendong anaknya.

"Yah, Uul mau Nte Hanni bunda Uul." Itu Uul yang nyela. Tanpa aku ajarin, lho. Dan sukses membuat langkah ayahnya terhenti, Mak Yati yang menahan tawa dan aku yang mendadak pengen ngilang aja dari rumah ini.

Doraemon, kamu di mana? Tolong, Hanni, dong.

"Lulu tunggu Ayah di sini. Jangan bawel, Ayah nggak suka Lulu bicara yang aneh," ucap Pak Lingga sebelum beranjak keluar untuk mengambil kotak bubur Uul.

PACARKU DUDA TAMPAN [Terbit]Where stories live. Discover now