01. dunia baru

2.3K 272 47
                                    

Hwang Yeji itu aneh, dimana lia bukan gadis yang suka hal-hal aneh. Pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari bibirnya selalu saja membuat gadis choi itu harus menggelengkan kepala heran.

"Lia, coba tebak hari ini ulangan bahasa yeji dapat berapa?" Lia berdecak, mana tahu dia tentang nilai ulangan hwang yeji orang mereka berbeda jurusan.

"Nggak tau ji, kamu suka aneh deh.." yeji langsung manyun, pura-pura kesel setelah dapat jawaban yang tidak dia mau. "Ih lia mah, tebak dulu~" lia akhirnya mengalihkan fokusnya dari buku paket ke yeji yang bergelanyutan di lengannya, "60 paling."

Yeji semakin manyun, tebakan lia sedikit meleset, yeji 'kan dapat 63 tepatnya. Kalau kata yuna "gak papa kak, ada peningkatan kok. Aku masih 56 mulu dari ulangan kemaren." Dan yeji yang polos itu cuman mengiyakan, kendati benar jika nilainya meningkat.

"Salah! Yeji dapat 63 kali ini! Keren 'kan?!" Seketika lia justru melotot kearah yeji yang tersenyum hingga kedua matanya tenggelam dalam lautan kebahagiaan, tentu lia tak habis fikir kenapa yeji bisa sebangga itu sekalipun nilainya belum mencapai rata-rata sekolah.

"Astaga, hwang yeji.. itu belum tuntas, sayangku.." yeji manyun lagi, kali ini menatap lia tajam—bukan karena marah, yeji memang sipit.

"Tapi 'kan nilai yeji naik, li.." lia menggeleng pelan seraya tertawa, "naik 3 doang gitu lho, pasti yuna 'kan yang bilang?"

Pipi yeji jadi semu, terbongkar sudah aibnya.

"Ih, lia mah!!"

Lia tertawa lepas sementara yeji menatapnya kesal, suasana perpus tak lagi kosong melainkan di ramaikan oleh kedua sejoli yang dimabuk cinta—semuanya berakhir ketika penjaga perpus itu meneriaki nama mereka untuk diam.

🌻🌻🌻

Hwang Yeji itu maniak keramaian, dimana lia tidak sekalipun menyukai keramaian. Wajahnya saja tampak garang, padahal yeji itu lembut. Lia tahu betul dirinya tak salah memilih kekasih—nyatanya, yeji memang sosok yang ia impikan.

Mereka berada di tengah pasar malam. Yeji masih tak bosan-bosannya mengantri untuk beli sosis bakar dan lain-lain, padahal lia sudah daritadi meminta yeji untuk beli yang lain saja.

"Ih bentar lia, yeji pengen sosis. Mama udah gak pernah bikinin yeji sosis di rumah, yeji pengen sosis." Mohon yeji, lia tak bisa menghindar. Baginya, kesukaan yeji itu sulit ditolak untuknya, apalagi jika yeji sudah memohon padanya.

Beberapa saat, yeji berhasil melewati antrian panjang dan mendapatkan sosis sesuai keinginannya. Yeji tak bisa membohongi senyumnya, termasuk lia tak bisa memalsukan kebahagiaannya.

"Udah puas?" Yeji tersenyum menatap pacarnya sambil mengangguk senang, hingga pandangan yeji terkunci pada bianglala yang tengah berputar cantik ditengah keramaian.

"Yeji mau naik bianglala, lia ikut, yuk!"

Lia tak bisa mengelak, yeji terlanjur menuju bianglala di tengah pasar malam.

🌻🌻🌻

Hwang Yeji itu benci membaca, dimana lia adalah pecandu buku-buku tebal. Setiap ulangan, lia harus marah-marah pada gadis itu demi belajar—tak heran, nilai yeji selalu berputar antara 60 dan 65.

"Besok ulangan 'kan, ji? Belajar, gih.." pinta lia lembut seraya mengelus rambut kekasihnya, yeji hanya diam tanpa respon. Lebih baik dia jadi tuli kalau lia sudah begini, menyuruhnya belajar—menjijikan.

"Nonton netflix, yuk, lia-"

"Yeji, jangan ngalihin topik ya, belajar sekarang atau aku pulang?!" Yeji menciut, dia tahu lia sedang serius dan ia tak mau memperkeruh suasana jadi mau tidak mau ia memutuskan untuk mengambil buku paket bahasanya dari rak buku diatas meja belajar dan membukanya.

Lia masih menatapnya kejam, terkadang tatapan lia jauh lebih seram daripada mata sipitnya yeji—semua sepakat begitu.

Lia tahu betul yeji takut padanya, hembusan nafas berdesus—lia menetralkan emosinya dan mencoba sedikit melunak, "lain kali, rajin-rajin baca, ji, jadinya aku gak bakal marahin kamu." Yeji hanya mengangguk tanpa berani menatap sang kekasih yang kini tengah tersenyum manis padanya.

🌻🌻🌻

Hwang Yeji itu anti sayuran, dimana lia adalah vegetarian. Begitulah kata mama yeji saat gadis choi itu berkunjung ke rumah yeji.

"Ji, yeji, makan dulu yuk.. udah siang loh-" lia mencari-cari keberadaan sosok kekasihnya hingga pandangannya terkunci pada punggung familiar yang tengah bermain dengan pom-pom di teras rumah raksasanya.

Lia tersenyum,

"Ji.. nanti lagi main sama pom-pom nya, kita cari makan dulu yuk daripada kamu sakit lagi loh." Bujuk lia menghampiri kekasihnya dan menarik-narik lengan kaosnya, yeji pun membuang nafasnya dan mendudukkan anjing kecil lia di tempatnya seperti semula.

Gadis hwang itu mengikuti gerak kekasihnya menuju brio hitam doff yang ia parkirkan di halaman luas rumah lia, memasuki mobil itu dan dengan secepatnya, mobil itu mengeluarkan deruman halus dari knalpot.

Yeji sedikit bersenandung selama menyetir mobilnya untuk sekedar mencari makan siang untuknya dan kekasih manisnya, lia sendiri sibuk dengan ponselnya.

"Li, mau makan apa kamu?" Tanya yeji tenang, lia menurunkan ponselnya hingga tak lagi sejajar dengan wajahnya nan rupawan.

Lia terdiam sesaat, bingung hatinya memilih menu makan siang apa yang cocok bagi keduanya; "aku mau salad aja, ji. Kamu?"

Yeji diam, lia juga.

"Aku sih, mcd."

Hening.

"IH HWANG YEJI!! AKU GAK MAU KAMU MATI MUDA YA!!"

🌻🌻🌻

Dan poin terakhir dan terpenting itu, lia terlanjur mencintai hwang yeji.

Lia tak pernah sekalipun berfikir kekasih jerapahnya itu kekanakan, kendati kenyataan selalu membuktikannya—tapi apa hak lia untuk menghakimi kekasihnya? Lia bukan Tuhan untuk menghakimi manusia-Nya, lagian, lia juga tidak mau.

Pada dasarnya, lia memang gadis lemah lembut. Lia menyayangi setiap orang yang berada di sisinya, dan hwang yeji kini menjadi salah satunya.

Oh bukan, lia mencintai hwang yeji dengan sepenuh hatinya—dan fakta itu tak bisa tergoyahkan hanya karena perbedaan kecil diantara mereka.

Dunia milik lia, hwang yeji.

___

01. Dunia baru milik lia, hwang yeji.
___

Halo! Terima kasih banyak untuk support yang kalian berikan pada buku ini, gak expect bakal ada yang baca. Sekali lagi, terima kasih <3

Tertulis,
17/08/19 ☆ theonlystarz

Ladang Bunga MatahariWhere stories live. Discover now