1. Details of Wedding

1.2K 87 7
                                    

"Jadi kita mulai dari mana?"

Mata Garis masih memincing sinis pada Guntur. Setelah laki-laki itu terus menerus menggetuk pintu kamarnya untuk meminta maaf, maka Garis memberikan Guntur kesempatan untuk menepati janjinya yang akan mengenyahkan nintendo DS jadulnya itu jika sedang bersama Garis. Sebenarnya Garis tidak begitu peduli dengan mainan buluk itu, dia hanya ingin Guntur turut ambil peran juga dalam perencanaan pernikahan ini karna jelas-jelas ia tidak menikahi dirinya sendiri bukan? It takes two to tango. Jadi tentu saja partisipasi Guntur sangat dibutuhkan oleh Garis.

"Jangan bt gitu dong mukanya, kan aku udah minta maaf." Guntur mencolek siku Garis, kembali mencoba meluluhkan perempuan yang berstatus pacarnya itu sejak 6 bulan lalu.

"Masa bodo deh sama Nintendo jadul kamu itu, Aku tuh cuma gak suka sama respon kamu yang gak peduli sama persiapan pernikahan kita. Kamu pikir aku bakalan nikahnya sama siapa?"

"Ya sama aku dong. Ya kan?" Potong Guntur cepat sambil dengan sengaja menaik turunkan alis tebalnya yang tampak seperti ulat bulu itu. Ugh alis yang selalu membuat Garis iri karna Tuhan justru menganugrahkan alis itu pada seorang laki-laki yang bahkan tidak mengerti betapa pentingnya alis.

"Ya kalau gitu kamu juga ikut bantu dong!" Garis mencubit pinggang Guntur yang sontak membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Iya iya maaf ya. Gak lagi-lagi deh." Ujar Guntur sambil mengusap cepat bekas cubitan Garis yang terasa perih. Gila, tangan Garis itu semacam ada 2 mode. Mode 1 yang bisa mengelus-elus penuh kasih sayang dan juga mode 2 untuk memberikan cubitan maut yang menyakitkan. Dan tentu saja mode 2 lebih sering Guntur terima.

Garis menghela nafas panjang dan mulai membuka wedding planner yang baru diantarkan kurir tadi siang, "Yaudah ini kita isi dulu aja."

Guntur masih menatap bingung buku dengan cover berwarna pastel itu, "Tapi ini tuh apa sih sebenernya? Aku masih gak ngerti. Buku nikah gitu?"

Duh bener-bener deh, bukannya di awal tadi Garis sudah menjelaskan ya apa fungsi buku ini? Astaga... rasanya Garis ingin kembali mengomel pada Guntur, tapi ia juga tidak tega saat melihat mata Guntur memang memperlihatkan ketidak mengertiannya akan fungsi buku yang kini berada di hadapan Garis itu, "Namanya juga wedding planner, ini buku perencanaan. Ada list apa aja yang perlu kita siapin mulai dari dokumen persyarataan ke KUA, alokasi dana, vendor vendor yang kita perluin, guest list, song list, sampe perencanaan honey moon juga ada."

Kepala Guntur mengangguk cepat seperti mainan yang sering diletakan di dashboard mobil, "Tapi kan kita mau pake WO, jadi ngapain bikin perencanaan gitu? Justru bikin kamu pusing sendiri gak sih nantinya?"

"Tugas WO kan cuma bantuin pas di pelaksanaannya, ya sama bantu menjadi penghubung dengan vendor, tapi perencanaan tuh tetep di kita. Dan lagi ini acara nikahan yang InsyaAllah sekali seumur hidup aku jadi ya jelas aku mau terlibat di dalamnya."

Lagi-lagi kepala Guntur mengangguk manut.

"Ngerti?"

Entah untuk keberapa kalinya dalam lima menit ini kepala Guntur kembali mengangguk-angguk.

"No more question?" Ulang Garis seperti dosen pada mahasiswanya.

Dan akhirnya kepala Guntur menggeleng memberi jawaban. Walaupun sebenernya dia masih ada sedikit ketidak pahaman, tapi ya biarkan waktu saja yang membantu menjawab pertanyaan-pertanyaannya itu. Apalagi sekarang Garis masih dalam mode senggol-bacok, jadi lebih baik ia menahan pertanyaannya.

"Ini di awal ada biodata, mau kamu yang isi sendiri atau aku?" Garis mulai membuka planner tersebut dan berhenti di halaman 'Details of Wedding'.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wedding PlannerWhere stories live. Discover now