Twins 2

77.8K 4.1K 1.3K
                                    

Setelah selesai dengan acara paginya, Jeno berjalan menuju dapur untuk sarapan. Hatinya berbunga karena ia akan mencicipi makanan yang dibuat oleh Nana.

Sebelum sampai dapur saja ia sudah dapat mencium bau harum pancake dan juga mendengar kekehan geli dari kedua adik kembarnya yang sedang mengobrol ringan.

"Hey, apa yang sedang kalian bahas? Tampaknya seru sekali?" Suara Jeno berhasil menarik perhatian kedua adik kembarnya.

"Selamat pagi hyung!! Sini sini!!" Sapa Jaemin semangat dan menepuk tempat dihadapannya. Kini ketiganya duduk di meja makan dengan posisi si kembar yang duduk bersebelahan, dan Jeno duduk dihadapan mereka.

"Selamat pagi Jaemin~ bagaimana hari pertama disini?" Jaemin tersenyum lebar sambil menuangkan sirup pada pancake miliknya.

"Nyaman! Jaemin dan Nana suka disini, bersama Jeno hyung," Ahh.. Rasanya Jeno hampir meleleh mendengar tutur kata manis dari adiknya itu. Senyuman yang menghilangkan matanya terus saja melekat pada wajahnya pagi itu.

Ketiganya menikmati sarapan yang disiapkan oleh Nana. Menurut Jeno, adik bungsunya memiliki bakat memasak. Jeno tidak akan mengeluh jika ia harus makan masakan Nana setiap harinya.

Sarapan yang awalnya mulai tentram itu kembali agak ramai saat Jaemin tiba-tiba teringat tentang mimpinya. Dengan semangat ia menceritakan mimpinya dengan berbagai gerakan tangan sambil sesekali mengunyah makanannya.

Beberapa kali dapat Jeno rasakan kaki milik Jaemin menyenggol kakinya. Tetapi Jeno hiraukan karena Jaemin memang aktif bergerak sedari tadi, mungkin hanya tidak sengaja.

Tetapi semakin lama dapat Jeno rasakan kaki milik Jaemin semakin merambat keatas, sampai telapak kaki adiknya itu sudah berada pada paha miliknya. Sesekali kaki itu bergerak mendekat pada selangkangannya.

Jeno terdiam, tenggelam pada pemikirannya sendiri sampai pada akhirnya tersadar saat Nana mengumpulkan piring kotor yang mereka gunakan.

"Hyungie ayo nonton kartun!" Jaemin kembali berseru ceria, seakan-akan kejadian kakinya yang menekan nekan selangkangan Jeno tidak pernah terjadi.

Jeno yang masih blank pun hanya mengangguk dan menyusul Jaemin yang sudah berlari duluan ke ruang keluarga.

Jeno menyalakan televisi, mencari saluran yang sedang menayangkan kartun tiga beruang lucu. Jaemin duduk di sebelah kanannya, sedangkan Nana yang baru selesai membereskan piring duduk di sebelah kiri Jeno.

Adik bungsunya tampak mengantuk. Mungkin karena bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan.

"Nana mengantuk?" Jeno bertanya pelan, tidak ingin mengganggu Jaemin yang sedang fokus menonton. Pertanyaan Jeno dijawab dengan anggukan dari si bungsu.

"Mengantuk.." Nana bergumam pelan sambil mengusap matanya. Dan seperti malam sebelumnya, Jeno menahan tangan Nana yang sedang mengusap matanya.

"Kalau begitu Nana tidur saja di kamar?" Jeno bertanya lembut sembari mengusap surai lembut milik adiknya.

Nana menggeleng dan sedikit merengut, hal itu membuat Jeno benar-benar gemas dengan adiknya.

"Nggak mau sendiri.." cicit Nana pelan sambil memainkan ujung bajunya. Tak tahan, akhirnya Jeno mengusak surai milik adiknya dengan gemas.

"Kalau begitu sini tidur di pangkuan hyung?" Jeno menepuk pahanya pelan. Awalnya Nana tampak ragu, tetapi akhirnya mengangguk karena matanya benar-benar berat saat ini.

Dengan gerakan hati-hati, Nana merebahkan kepalanya pada paha milik Jeno. Kedua lengannya melingkar pada perut kakak sulungnya, wajahnya juga ia benamkan pada perut milik Jeno, mencari posisi yang nyaman.

TwinsWhere stories live. Discover now