21 : Bagaimana Saat Ini

Start from the beginning
                                    

Hermione secara spontan memeluk Ron dengan erat. Tak lama kemudian, Ron membalas pelukannya dengan lebih erat. "Aku akan merindukanmu," ucap Ron.

"Aku jauh lebih merindukanmu―"

"―AKU YANG PALING MERINDUKANMU!" Harry menghambur dan memeluk keduanya. Pemuda itu memeluk dua sahabatnya dengan lebih erat. "Aku benar-benar akan merindukanmu, Hermione. Kau tidak akan pergi saat-saat ini, bukan?"

Hermione menggeleng. "Tidak. Aku pergi setelah lulus dari sini, setelah musim panas usai," jawabnya.

"Bagus, karena aku tidak tahu apa yang harus kukatakan saat kau pergi saat ini," ucap Harry. "Aku bahkan tidak sanggup mengatakan selamat tinggal, kau tahu?"

Air mata mengalir di pipi Hermione. "Kau tidak harus mengatakannya, Harry," ujar Hermione. "Jangan pernah katakan selamat tinggal, katakan sampai bertemu lagi,"

Ron menangis. "Bertemu lagi? Kita mungkin akan berusia 40-an saat kau kembali. Kita sudah tua, dan kemungkinan sedang mengantar anak-anak kita di King's Cross untuk naik Hogwarts Express!"

"Aku, tahu―aku tahu!" Hermione tersenyum kecil. "Bukankah itu akan indah?"

"Indah? Bagaimana bisa kami menikah tanpa kehadiranmu?!" ucap Ron. "Lalu anak pertamaku lahir, tanpa ada kau, lalu anak keduaku lahir, tanpa ada kau..,"

"DIAM-DIAM!" teriak Harry. "Jangan ada yang mengatakan hal itu, sekarang!"

Ketiga orang itu pun terus berpelukan seperti tidak ada hari esok. Sampai akhirnya, Hermione mulai merasa sesak dan tidak nyaman.  Apalagi beberapa orang mulai melihat kegiatan aneh mereka. "Oke, bisa kita hentikan ini sekarang?" tanyanya. Ia mulai kesulitan bernafas.

"Ya, kita harus hentikan ini sekarang," ucap Harry sambil melepas pelukannya. Disusul Ron dan Hermione. Ketiganya berjongkok di lantai karena sesak nafas. Tiba-tiba saja ketiganya tertawa mengingat tingkah konyol mereka tadi.

Hermione tertawa lepas. Ia benar-benar akan merindukan dua orang sahabatnya ini. Harry yang gegabah serta Ron yang konyol. Ia akan merindukan sikap mereka yang selalu tidak selaras dengannya. Ia akan mengingat setiap lelucon yang diucapkan Ron, ia akan mengingat seberapa konyol jawaban mereka untuk tugas ramalan―

Kemudian, Hermione tersenyum. Ia tidak meninggalkan mereka, ia hanya akan menunggu untuk pertemuan selanjutnya.

***

Draco duduk terdiam di kamarnya. Memandangi Hutan Terlarang dari jendela raksasa, wajahnya tampak datar.

Sudah tiga hari semenjak pertengkarannya dengan Hermione, dan sejak hari itu pula ia merasa bersalah. Tapi, yang paling penting adalah Hermione akan pergi―jauh sekali darinya. Itu hal yang bagus, karena yang ia lakukan hanyalah membuat gadis itu menangis sedih.

Ia bahkan tidak tahu status hubungannya dengan Hermione masih berlanjut atau sudah usai.

"Apa kau mau terus menerus begitu?  Karena aku dan Pansy sudah bosan menunggu disini, " ucap Blaise sambil bersandar ke dinding di kamar Draco.  "Jujur,  deh,  sebenarnya ada apa diantara kau dan Hermione?"

Kemudian,  Pansy masuk ke kamar.  "Sudah pasti salahku,  Blaise," ucap gadis itu.  "Seharusnya tidak kubiarkan si tolol ini masuk ke kamarku dan membiarkan salah satu bocah Slytherin melaporkannya pada Granger, "

Blaise pun terdiam.  Ia―lah si bocah Slytherin yang melaporkan hal itu pada Hermione Granger.

"Bukan itu," ucap Draco dengan lemas.

Miss You Where stories live. Discover now