Lovely Dovey

1.2K 119 3
                                    

"Cha kantin lah kuy"

"gak ah males kalian aja"

Teman-temannya mencibir. Pikir mereka pasti sedang bersitegang dengan si anak kelas sebelah, malas saling melihat satu sama lain. Bukan rahasia lagi, Yesha yang mulutnya seperti mie setan akan bertingkah seperti anak SD saat bertengkar dengan pacarnya.

"Berantem nih pasti, dahlah tinggalin aja, dia makan cinta juga kenyang"

Yesha hanya menggumam, lalu menelungkupkan kepala keatas meja dan menidurkan diri disana, tak perduli dan tak ambil pusing atas perkataan teman-temannya barusan.

"yaudahlah"

Ruby dan yang lainnya akhirnya menyerah dan melangkah keluar meninggalkan Yesha dikelas sendirian. Setelah dirasa kelas sepi, Yesha bangkit lalu menyusun tiga bangku berjejer. Mengabaikan perutnya yang berbunyi, dia kemudian merebahkan diri diatas bangku yang sudah dia susun. Sebenarnya dia lapar, karena nyatanya tadi pagi juga tak sempat sarapan. Tapi rasanya malas sekali untuk berjalan ke kantin, dan bodohnya malah tak terpikirkan untuk menitip makanan pada teman-temannya.

Getaran ponsel membuatnya membuka mata kembali, agak merenggut dan menyumpahi siapa yang mengganggunya saat sedang ingin istirahat begini. Namun senyum di wajahnya mengembang begitu melihat nama sang kekasih terpampang nyata di layar.



Abrianku: Sayang tunggu bentar ya, ke kantinnya barengan 💋

Yesha: Lagi males ngantin yang:(

Abrianku: Lho kenapa sayang? Ga laper cantikku?

Yesha: Laper sih, tapi males jalan. Ngantuuukkk

Abrianku: Udah aku blg kan semalem, kamu tidur duluan gausah nemenin aku begadang

Yesha: Kan aku kangen

Abrianku: ututu yeshayangkuuu :*
Abrianku: yaudah, aku gajadi jemput kamu ke kelas dah

Yesha menghela nafas, menyimpan kembali ponselnya lalu mulai memikirkan hal-hal random. Seperti bagaimana cara penemu alphabet menemukan huruf, lalu bagaimana huruf-huruf itu bisa membentuk kata. Lalu melihat sekeliling dan mulai sebal kenapa tembok kelas di cat cream, dan melihat lagi ke atas langit-langit kelas yang di cat putih. Kenapa tidak mewarnai nya dengan baby pink, atau soft purple, atau mungkin blue sky agar kelas terlihat lebih menggemaskan. Bukan warna standar kantor polisi seperti ini.

Terlalu fokus berkutat dengan pikiran randomnya Yesha tak menyadari seseorang sudah melangkah masuk ke dalam kelasnya yang sepi. Melangkah lurus ke arah bangku yang dia tempati dan tersenyum simpul melihat raut wajah serius Yesha yang sedang terpejam. Hingga sebuah kecupan singkat dibibirnya membuat Yesha refleks membuka mata dan hampir berteriak kesetanan jika tak segera menyadari siapa pelakunya.

"BIAN!!"

Yesha mendorong jauh wajah Bian kemudian menjambak rambut pemuda itu beringas.

"iya sayang ampun lepasin dulu ih. kamu kenapa sih?" Bian memilih mundur setelah jambakannya terlepas lalu duduk di meja depan Yesha sambil mengelus-elus kepalanya dengan bibir yang dimanyunkan. Melihat bagaimana merah padamnya wajah sang kekasih membuatnya terkekeh, pasti gadis ini sangat terkejut.

"nanti kalau ada yang lihat gimana?!"

"ya ga gimana-gimana. Semua orang kan tahu kita pacaran"

Yesha mendengus dan mengalihkan wajah hingga pandangannya tertuju pada sebotol air dan mie cup diatas meja yang dia tempati. Dia menatap sang kekasih dengan pandangan bertanya yang dijawab dengan senyuman oleh pemuda tersebut.

"laper kan? Lagi males kekantin gara-gara hari pertama pms kan?"

Sejenak senyum Bian mengunci pandangan Yesha, tak bisa di pungkiri dibuat takjub dengan tampang rupawan pemuda di depannya.

"Mau aku suapin ga?"

Yesha hanya mengangguk dan mengalihkan wajah. Lagi-lagi dibuat salah tingkah dan tersipu dengan tingkah kekasihnya ini.

Yesha memandangi Bian dalam diam, memikirkan bagaimana pemuda ini berubah menjadi lebih lembut dan pengertian sejak dia menginap di rumahnya tempo hari. Tanpa sadar Bian memanjakannya, selalu siap sedia memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Seperti kemarin, Bian yang seharusnya menyelesaikan tugas resensinya, rela meninggalkan pekerjaannya untuk mengantarkan Yesha makanan saat gadis itu bilang bahwa dia belum makan malam karena tak ada makanan yang sesuai seleranya dirumah.

Pernah juga beberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-jalan ke pantai yang cukup jauh dari kota, Yesha melihat stand makanan yang terlihat cukup menggiurkan. Yesha tidak meminta untuk dibelikan karena keadaan stand itu yang cukup ramai sedangkan mereka harus segera kembali ke rumah. Dia ingat betul hari itu hanya menyeletuk iseng 'ko keliatannya enak sih de?' yang diacuhkan oleh Bian. Tapi siapa sangka keesokan harinya saat hampir menjelang malam pemuda itu datang dengan membawa 4 box makanan itu lengkap dengan nama standnya.

Kadang juga Bian mengorbankan waktu berkumpul bersama teman-temannya hanya untuk menemaninya. Yang padahal sebenarnya dia sudah melarangnya untuk melakukan itu, tapi dia bilang tidak apa-apa, teman-temannya mengerti.

Dan yang satu ini membuatnya sedikit jengkel, bayangkan setiap malam pemuda itu mewajibkannya tidur sambil bertelepon dengannya. Sangat aneh bukan? Tapi memang Yesha yang sudah terlalu dibutakan cinta hanya iya-iya saja.

Setelah adegan suap-suapan selesai dan satu persatu anak kelas muncul, Bian pamit pergi. Itupun karena Yesha yang tak tahan mendengar teman-temannya memanggil Bian raja bucin, membuatnya menggeram kesal.

√√√

INDESTRUCTIBLEWhere stories live. Discover now