Part 12 - The Reason 2

Start from the beginning
                                    

"Kan tante Laura teman papa, jadi mereka memang sudah akrab, Kalian gak boleh begitu yah papa pasti sedih kalau tahu, oke."

Anak-anaknya terlihat akan membantahnya, tapi terhenti saat Kejora tersenyum dan mengelus kepala keduanya lembut.

"Mama ke kamar dulu yah, mainannya jangan lupa diberesin kalau sudah selesai." ujar Kejora kemudian beranjak berdiri dan menuju kamarnya di lantai atas.

Pikirannya terus mengingat-ingat masa lalu, Laura adalah alasan yang membuatnya pertama kali bertengkar dengan Reynold. Saat memasuki kamar remaja Reynold dan menemukan foto-foto masa lalunya, kenangannya bersama Laura. Membuat Kejora tahu ada di mana posisinya saat itu.

Flashback

Kejora terbangun saat mendengar percikan air dari kamar mandi. Dia bingung saat menyadari tidak tahu  berada dimana sekarang. Lalu saat matanya mulai mengelilingi seisi ruangan,  matanya tertumbuk pada deretan foto yang membuatnya tadi memutuskan untuk tidur.

Foto-foto keakraban Reynold dan Laura membuat hatinya tidak tenang, dia meraba perutnya yang mulai membesar, mengelusnya dengan sayang. "Apa yang telah mama lakukan, De. Mama telah mengambil keputusan yang salah."bisik Kejora pada janin yang ada dalam perutnya.

"Kamu sudah bangun?"  Reynold keluar dari arah kamar mandi , dia hanya mengenakan boxer pendek dengan dada telanjang. Tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Kenapa tidak bilang mau datang kesini, tadi saat pulang aku tidak menemukanmu. Untung pas banget mama nelpon jadi aku tahu kamu ada di sini. Handphone juga tidak aktif."

"Jam berapa sekarang?" tanya Kejora saat dilihatnya langit sudah gelap. Dia  mengabaikan ucapan-ucapan Reynold.

"Jam tujuh." ternyata dia tidur hampir dua jam. Pikirnya

"Kamu sakit?" Reynold menghampiri Kejora dan meletakkan telapak tangan di dahinya. Kejora hanya menjawabnya dengan gelengan.

"Sudah minum obatnya?  perutmu masih mual?" Tangannya meraba perut Kejora dan membelainya lembut. Kejora menjauhkan tubuhnya. Sentuhan itu membuatnya kaget dan gugup.

"Maaf aku hanya mengkhawatirkanmu." ucap Reynold saat menyadari sentuhannya membuat Kejora terlihat tidak nyaman dan gugup.

"Aku hanya lelah." Kejora mulai turun dari ranjang dan beranjak menuju kamar mandi. "Aku mandi dulu."

Saat mandi Kejora berpikir mengenai sikap Reynold yang berubah. Dia tak lagi menjadi sosok dingin yang terus mengabaikannya. Sejak kejadian kopi di pagi itu, hubungan Reynold dan Kejora perlahan membaik. Reynold bahkan merubah sapaannya pada Kejora, saat biasanya dia menyapa dengan lo dan gue sekarang telah berganti aku dan kamu. Mereka mulai saling bicara, Reynold mulai meluangkan waktunya untuk Kejora. Jika biasanya dia pulang malam dari kantor, kini dia mulai pulang lebih awal, membawa makanan atau memesannya kemudian makan malam bersama. Bahkan minggu lalu Reynold menemani kontrol kehamilannya, hal yang baru pertama kali dilakukannya. Dan sejak hari itu sikapnya makin hangat. Dia tidak canggung lagi menunjukkan perhatiannya.

"Ra...aku turun ke bawah dulu yah, nanti kalau sudah selesai kamu langsung nyusul aja, yang lain sudah menunggu untuk makan malam." terdengar  pintu diketuk, Reynold pasti sudah selesai berpakaian.

Kejora cepat-cepat menyelesaikan mandinya, dia tidak ingin membuat keluarga Reynold menunggu. Saat Keluar kamar, dia menemukan bungkusan baju dari merek terkenal di atas ranjang. Tadi mama mengajaknya belanja. Kejora cepat-cepat mengenakan salah satu baju yang telah mereka beli.

The Morning WeddingWhere stories live. Discover now