.
.
.
.

Taeyong membayar biaya taksi itu. Taeyong menutup pintu, lalu melangkah ke sebuah rumah sakit. Masih berjalan tertatih-tatih. Ia masih memiliki kekuatan untuk berjalan. Walau, mungkin cara berjalannya aneh. Atau, karena ia mengenakan selimut yang menutupi bagian bawahnya. Orang-orang sekitar menatap aneh padanya. Ia tidak peduli. Segera, ia mendaftar terlebih dahulu dan mengambil nomor antrian.

.
.
.
.

"Untungnya, kondisi bayi anda baik-baik saja. Tidak ada yang terlalu serius. Anda masih merasakan perih di bagian bawah?" tanya dokter kandungan. Taeyong mengangguk. "Sudah agak mendingan saat dokter memberikanku suntikan pereda nyeri. Terima kasih, dok."

"Iya, Taeyong. Aku selalu siap sedia membantumu. Biar aku yang bayar biayanya." dokter itu tersenyum. "Ah, jangan! Biar aku bayar sendiri, saja!" Taeyong tidak enak. Sungkan gitu. Duh, jadi merepotkan saja!

"Udah gua urus, Tae. Terlambat. Besok aja kalo kesini bayar sendiri, ne? Sekarang, anggep aja aku mengurangi sedikit kekayaanku yang berlipat ganda ini." jelasnya. Taeyong jadi merasa utang budi ama dokter cantik ini. "Makasih, Joshua hyung! Aku tidak akan melupakan kebaikanmu!" dokter itu tersenyum. "Iya, gak apa-apa. Tapi, kok kamu bisa hamil? Hamil di luar nikah?"

Taeyong menunduk. "Ak-akuu..... Hiks! Iya, aku jadi babysugarnya seorang CEO dari perusahaan Jung's Cooperation." Taeyong mulai menangis. Sambil menunduk. Joshua berusaha menenangkannya. "Shhh, buat apa kamu nawarin diri jadi babysugar?? Kamu butuh uang? Kenapa gak bilang sama aku, aja?? Kenapa kamu mau nyerahin harga diri mu sama om-om mesum gak jelas itu!?" Joshua agak membentak Taeyong. Taeyong semakin menangis. "Gatau, hiks! Dulu, dia yang mau nawarin aku buat jadi babysugarnya. Karena, aku bisa tinggal di rumahnya. Karena, aku udah diusir dari kontrakan. Belum bayar uang bulanan. Aku gatau harus kemana lagi!" Joshua menatap Taeyong intens. "Kamu kan, bisa bilang sama aku! Aku bakal nolong kamu dengan senang hati, kok! Kamu mau tinggal di mana sekarang?"

Taeyong mengusap air matanya sendiri. "Aku mau nyewa apartemen aja, aku gamau ngerepotin kak Jichu."

"Lho, gak ngerepotin kok! Gua udah nganggep kamu seperti keluargaku sendiri. Kamu mau jelasin ke aku kenapa kamu bisa kek gini?" tanya Joshua. Taeyong menghela napas. Lalu, secara runtut ia menjelaskan semuanya. Awal hingga akhir.

"Taeyong, kamu terlalu polos menurutku. Kamu itu korban penipuan om-om pedo itu!" Taeyong memiringkan kepalanya. "Sepolos itukah? Keknya kepolosanku ini parah sekali."

Joshua menepuk jidatnya. "Kau kan punya otak yang lumayan pintar tuh! Kenapa kaga dipake, sayang? Duhhh, kamu ini belum ngerti ama hal-hal berbau NC."

"Aku tidak mengerti. Bisa kau jelaskan padaku?" Joshua menjelaskan Taeyong tentang segala hal yang berbau dengan bab 5 di buku paket biologinya. Dan, sedikit sistem bdsm yang diterapkan oleh Jaehyun. Secara lengkap. Tanpa kecuali.

Taeyong membelalakkan matanya.

"Kau sudah mengerti?" tanya Joshua. Taeyong mengangguk.

"Lalu hyung, apakah peach blossom itu benar-benar ada? Apakah hal semacam itu benar-benar exist di dunia ini?" pertanyaan Taeyong itu disambut tawa Joshua. Taeyong semakin keheranan.

"Lalu kau ini apa? Aku juga apa? Kita dikaruniai oleh sebuah kemampuan yang tidak dimiliki oleh pasangan sesama jenis lainnya. Kemampuan kita istimewa, Taeyong! Kita punya rahim seperti omega! Ya, Peach Blossom itu versi realnya. Kita juga menghasilkan indung telur kita sendiri! Kita tak bisa menikah dengan perempuan. Tapi, kita bisa menikahi laki-laki pujaan hati kita. Mungkin, ini agak menyimpang secara seksual. Tapi, siapa yang tau takdir seseorang seperti apa?"

Perkataan Joshua kembali menyadarkannya. Ia kembali menangis. "Dia mau menggugurkan kandunganku, hyung! Setelah dia mengikatku dengan kontrak dan aku mengizinkannya memperkosaku! Aku tidak mau!" Taeyong terisak, tangisannya semakin kencang.

KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Where stories live. Discover now