"Ekhem, bersenang-senang hari ini sayang?"

Taeyong terkejut, berbalik ke sumber suara. Itu suara bariton Jaehyun. Jaehyun melipat tangannya. Bersandar di pintu. Memasang smirk mengerikannya.
Taeyong menunduk. Memegangi handuknya sendiri.

Jaehyun melangkah ke arah Taeyong. "Hari ini kau tampak bahagia. Ada seseorang yang membuatmu senyum-senyum sendiri seperti ini?" dengan sekali tarikan, Jaehyun meloloskan handuk yang menutupi paha Taeyong begitu saja. Ia terkejut. Masih menunduk. Tangannya menutupi selangkangannya. Jaehyun menyingkirkan tangan itu. Mencambuknya dengan sabuk kulit. "Siapa yang menyuruhmu, sayang?" suara dominan Jaehyun membuat merinding. Tangannya juga merasakan perih. Taeyong masih terdiam.

Jaehyun menggendongnya. Melemparkan tubuh kurus itu ke kasur king size nya yang empuk. Setidaknya, tubuh Taeyong tidak menabrak sesuatu yang keras. Taeyong menutupi wajahnya sendiri. Jaehyun menariknya. "Siapa yang memerintahkanmu untuk menghalangiku melihat wajahmu?" suara sensual Jaehyun berhasil menbuat libido Taeyong semakin tak karuan. Jaehyun tersenyum. "Katakan padaku, siapa yang seharian ini menemanimu? Dia selingkuhanmu?"

Taeyong mendelik. "Tidak, papa! Dia adalah Taehyung! Dulu, kami sekelas sebelum memilih jurusan masing-masing!"

CTARRR!!!

"Akghhh!"  Taeyong menjerit.

"Bohong." tatapan Jaehyun menusuk ke ulu hati Taeyong.

"Tidak, papa! Aku berani sum-Akkhgggghhh!" Taeyong kembali menjerit setelah penis Jaehyun langsung terhentakkan ke arah hole Taeyong. Tanpa pelumas. "Aku tidak mau mendengar nonsense." jawabnya dingin. Tatapannya kosong. Ia segera menggerakkan penisnya maju mundur secara kasar. Dengan cepat ia mengatur temponya. Taeyong merasa perih. Tubuhnya seperti terbelah dua. Lubangnya serasa mau sobek. Perih melandanya. Taeyong menangis tidak kuat merasakan perlakuan Jaehyun yang kelewat brutal dan kasar ini.

"Anghhh~ Eunghhh~Papahhh, hentikanhhh!! Dedek Mark!" teriak Taeyong. Jaehyun serasa tuli.

"Ayo kita gugurkan saja dia. Aku tidak mau punya anak dari seorang jablay darimu."

Kata-kata itu seolah menyihir Taeyong untuk mendorong Jaehyun sekuat tenaga. Jaehyun terdorong hingga terjatuh dari kasur. Hole Taeyong serasa perih sekali setelah, melepas penis Jaehyun.

"PAPA JAHAT! AKU BENCI KAU!"

Taeyong berlari keluar kamar. Jaehyun masih merasakan punggungnya yang sakit karena terjerembab ke lantai.

"TAEYONG! KEMBALI KEMARI!"

Jaehyun segera mengejar Taeyong. Namun, bagaimana bisa Taeyong bisa berlari begitu cepat setelah Jaehyun membuat lubangnya serasa mau sobek?

Jaehyun tidak menemukan Taeyong dimanapun. Ia segera pergi ke depan gerbang. Ia melihat Taeyong masuk ke dalam taksi. Dengan tubuh bagian bawah masih terlilit selimut.

"Taeyong, kembali!" teriak Jaehyun. Ia segera berlari ke mobil. Menyalakan mesin dan segera mengejar taksi Taeyong.

.
.
.

Kejar-kejaran dengan taksi Taeyong terjadi di jalan raya yang padat ini. Jaehyun tidak melepaskan Taeyong begitu saja. Ia merasakan dadanya sesak. Ini salahnya. Seharusnya, ia tidak berkata seperti itu kepada Taeyong. Andai, ia bisa memutar balik waktu.

Konsentrasinya terpecah. Ia kehilangan jejak Taeyong. Ia segera melacaknya lewat handphone. Namun, sinyal itu seperti hilang dari radarnya.

Jaehyun membanting stir. Memukul kemudi. "Sial! Kau bodoh sekali, Jung Jaehyun!!" ia frustasi, meremat rambutnya sendiri. Membenturkan kepalanya sendiri di kemudi hingga, memencet klakson. Suara klakson yang membuat bising telinga menjadi soundtrack lagu patah hati Jaehyun.

KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang