_-1-_ Dia ( Se Hun )

138 29 7
                                    

Son Naeun, nama pemberian orangtuaku.
Dia, anak teman dari ibuku. Aku mengenalnya karena ia sering berkunjung ke rumahku.

Anak laki-laki itu sangat pendiam setiap datang ke rumahku. Beda denganku yang sangat hiperaktif.

Berulang kali aku mengajaknya bermain, tapi gagal. Jangankan bermain, mengajaknya mengobrol saja dia tidak membalas lawan bicaranya. Super sangat pendiam. Sampai suatu saat aku mengerjainnya. Saat itu, ia ke kamar mandi di rumahku. Dengan sikapku yang jahil, segera aku menguncinya.

Dia terus mengedor pintu, dan berkata " Buka pintunya " hanya dua kata itu yang dia ucapkan. Sangat dingin untuk usianya saat itu. Aku menyebut namanya, dan bilang " Jika aku buka pintunya, kau harus membelikan ku ice cream " ucapku. Dia diam, mungkin sedang memikirkan tawaranku.

Saat itu usiaku dengannya delapan tahun. Dia sudah terlihat tampan di usianya. " Baiklah " jawabnya yang membuatku menari dengan tarian paling hits di era itu. Aku membuka pintu kamar mandi. Ia keluar dari sana dengan wajah yang datar dan seperti tidak suka melihatku.

Lalu ia pergi menemui ibunya dimana kedua orangtua kami saling bercekrama. Ibunya bilang " Untuk apa? "
" Sehun ingin ice cream " jawabnya. Ibuku yang mendengar langsung memanggil namaku. Aku muncul ntah dari mana hingga sampai di tempat mereka. Ibuku kaget karena aku datang ntah dari mana. " Ada apa memanggilku? " Ucapku jutek.
" Ajak Sehun beli ice cream, dia tidak tau daerah komplek kita, sayang " aku mengerti dan langsung pergi keluar yang di susul olehnya.

Setelah tiba, " Ambil lah sesuka hatimu " aku melihatnya, masih melihatnya. " Bukannya kau ingin ice crem? " Tanyanya yang masih aku lihat mimik wajahnya.
" Kalau tidak mau kita balik saja " ucapnya langsung karena aku terus melihatinya. " Aku ingin kau yang mengambilnya dan membukanya untuk ku" dia berbalik melihatku sekilas " Rasa apa? " Tanyanya yang melihat banyak cita rasa di dalam lemari pendingin tersebut.

" Coklat "













...  ...

Keluarga ku mendadak pindah disaat aku terlelap tidur, sebenarnya kepindahan kami tidak jauh dari rumah sebelumnya. Kami pindah ke komplek sebelah komplek rumahku yang dulu. Aku tidak tau apa alasannya kenapa kami pindah. Tapi semenjak kami pindah, dia tidak pernah datang. Hanya kedua orangtuanya saja yang datang. Aku juga heran kenapa orangtuanya sering bertamu ke rumahku.

Kelulusan tingkat sekolah dasar sudah terlewatkan, sekarang masuk ajaran baru dan sekolah baru. Aku masuk ke sekolah negeri dan usiaku Tiga-belas tahun. Dia dan kedua orangtuanya sudah tidak pernah datang mengunjungi rumah kami. Semenjak kedua orangtuaku bekerja ke luar kota.

Aku tinggal bersama kakakku yang usia kami terpaut jauh hingga berjarak enam tahun. Saat itu ia telah lulus sekolah dan masuk ke bangku kuliah. Kedua orangtua kami tidak takut untuk meninggalkan kami hanya berdua di rumah.

Aku memiliki seorang kakak yang pemikirannya sudah dewasa. Dia begitu tangguh untuk mengurusku dan juga rumah. Orangtuaku pulang tiga bulan sekali yang berarti ia pulang setahun hanya 4 kali.

Aku mulai melupakannya, sosok teman di masa kecilku. Aku juga tidak tau dia menganggap ku teman atau tidak.

Kelas dua aku mulai menyukai seorang teman lelaki, aku mengenalnya melalui temanku. Dia adalah sepupu dari temanku. Hubungan kami pun hanya sangat singkat, kami berkencan selama 17 days. Kami mengakhiri hubungan karena saat itu ibuku pulang dan mengetahui anak bontotnya sudah berkencan. Aku di larang keras saat itu. Dan aku juga langsung menuruti perintahnya.

Tingkat akhir aku berkencan lagi dengan sekolah lain, aku mengenalnya karena kami satu club olahraga. Dan itu juga sama, hubunganku dengannya tidak lama. Dikarenakan kami berbeda keyakinan. Detik detik terakhir sekolah aku berkencan dengan seorang anak lelaki yang beda kelas dariku. Dia putih tinggi dan juga dia ketua kelas di kelasnya. Aku kenal dengannya saat kami rapat untuk acara kelulusan sekolah.

Dan hubungan kami juga hanya terjadi sebentar, saat kami lulus aku dan dia mengambil sekolah menengah atas yang saling berbeda. Itu membuat kami hilang kontak.

...

Dan aku mendengar kabar kalau dia (Sehun) satu sekolah dengan para lelaki yang telah aku kencani. Kabar itu terdengar saat kedua orang tua kami temu kangen di rumahku. Dan dia masih tidak pernah datang lagi. Aku pernah dengar dia ( Sehun ) datang seorang diri ke rumahku. Namun kami tidak bertemu.

Ternyata aku mengambil sekolah yang baru aku sadari bahwa sekolah kami berjarak tidak jauh. Selama setahun aku tidak pernah melihatnya, kemudian ntah takdir atau bukan kami bertemu.

Saat itu aku pulang sudah mendekati malam, aku menaiki bus dan syukurnya masih ada bangku yang kosong. Tidak lama busku berhenti lagi dimana memang daerah itu terkenal dengan sekolah pria. Para anak sekolah itu menaiki busnya. Ada yang duduk dan ada yang berdiri. Tiga sekawan anak lelaki berdiri di dekatku, dan salah satu pri itu melihatku terus. Apa dia melihat payudaraku dari atas? Pikirku. Namun pikiran itu aku tepis saat aku menyadari payudaraku tidak besar seperti yang lain. Dia terus melihatku, sesekali aku meliriknya ke atas. Namun ia langsung memalingkan wajahnya ke arah teman-temannya.

Aneh- ucapku dalam hati.

TBC -
Secret Man, Who??




Vote and commect
Akan ada part 2 hari ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret Man, Who?Where stories live. Discover now