"Sudah semua dimasukkan, Mas?"

"Siap. Sudah Bu."

Bu Wira kemudian memasuki mobilnya. Ditaruhnya tas tangan miliknya itu dikursi samping. Dia kemudian menyalakan mesin mobil, diturunkannya kaca mobil lalu dipanggilnya Sahroni, tentara yang membantunya, diberikannya selembar uang seratus ribu, Sahroni mengucapkan terima kasih. Bu Wira menutup kaca jendela mobilnya dan tak lama kemudian terlihat mobilnya sudah melaju dengan kencang di jalan tol.

'Ah gatal ini rasanya pengen cepat ketemu Sudana. Dia pasti sekarang lagi di rumah orang tuaku. Baiknya aku menuju kesana dulu, tokh suamiku lagi bersama komandan pasti sampai malam biasanya kalo dipanggil dadakan begitu.'

Frans terbangun. Dikejapkannya mata berulang kali sampai penglihatannya jelas. DIa kemudian menoleh ke sampingnya. Pak Sudana yang berada disampingnya menoleh dan tersenyum.

"Nyenyak banget tidurnya, Frans."

"Iya, om sayang, energi terkuras habis nih, abis olah raga terus olah raga lagi sama om sayang terus sekarang lapar."

"Mau makan diluar?"

"Enggak ah, pesan delivery aja. Malas keluar. Pengen sama om sayang terus disini."

Pak Sudana tertawa.

"Ya sudah kamu yang pesan sana."

Frans kemudian beranjak dari tempat tidur dan mengambil telepon tangannya dari saku celananya yang ada di lantai kamar. Sambil berdiri menghadap Pak Sudana, Frans menelepon delivery rumah makan cina kesukaannya. Pak Sudana memperhatikan Frans, baru kali ini dia melihat tubuh Frans yang sedang berdiri itu, tegap, dada bidang, putiing yang terlihat menggairahkan, kontol yang tergantung dalam keadaan lemas dan ada kilatan di sekitar bahu Frans karena keringat. Kontol Pak Sudana mengeras perlahan.

Frans menutup teleponnya lalu setelah itu dia kembali naik ke tempat tidur. Dia lalu mengenggam kontol Pak Sudana dan diremas remasnya kontol itu perlahan sambil dikocok.

"Aaaahhh .... Anjiiinggghhhh ... Enaaaakkk Fraansssh pijatan kamu di kontol Om ... Hooohh .. Ssshh .. "

Frans kemudian memasukkan kontol itu ke dalam mulutnya. Dihisapnya kontol Pak Sudana dan dimainkannya lidahnya di lubang kencing Pak Sudana.

"Ngenttttoooottt anjiiinggggghhhhh ... Aaaarrggghhh ... Nikmaatttthhhh .. Heeeuuhhh ... Sssshh ... Shhhh ... Teruuussshh isaaappphh .. Isaaaapphh ... "

Tangan Frans membelai dada Pak Sudana, dipilihnya putiingnya Pak Sudana perlahan. Badan Pak Sudana bergetar, tak kuasa menahan rasa. Dibelainya kepala Frans lalu ditariknya kepala itu ke arahnya, Pak Sudana mencium Frans, memainkan lidahnya, mengigit bibirnya setelah itu direbahkannya Frans disampingnya. Pak Sudana kemudian menindih Frans. Mulut dan lidahnya bermain main di putiingnya Frans.

"Ooooh ... Oom sayaannggghh ... Om Sayaaannggghh ... Enaaakkhh ... Aarrrggghh ... Taaiiikk lo ooommm bikin Fraansssh enaakkh teruusssh .. Eweeee ooomm eweee Frans sekaraanggghhh ... Mauu diewee sama oom sayaaanngghh ... "

Frans meracau, tangannya memeluk tubuh Pak Sudana yang mulai berkeringat, basah, semakin menambah keseksian dan rasa sange dalam tubuh Frans.

Pak Sudana kemudian mengangkat kedua kaki Frans dan memasukkan kontolnya perlahan ke dalam lubang pantat Frans. Tampaknya kali ini mereka tak mau bermain kasar.

"Ohhh ... Fraaanssss .. Memekkhh kamuu sempiitttthh teruusss ... Oomm kontooll ommm kayaakk dijepitthhh .. dipijaattthh .. ngentttooooott kamuu anjiiingggghhh .. "

"Ooomm .. Masukkkiin semuaaaahh ... Aaaarrgghh ..... Memekkk ini buaattthh ooomm .. punya ooomm ... Teruuss doorrroongg sampaai mentookhh .... Aaah genjoottt oommm ... taiiiikk ... genjooottthhh .. "

Pak Sudana mulai memaju mundurkan pantatnya secara perlahan. Ditarik, didorong masuk lagi, ditarik, didorong masuk lagi.

Frans merasakan sensasi yang lain, tangannya sibuk meremas remas dada Pak Sudana, sesekali dipilinya putingnya Pak Sudana. Sementara Pak Sudana terus mengisap, menggigit putingnya Frans.

Lima belas menit berlalu dan mereka masih dalam posisi yang sama.

Pak Sudana kemudian mengangkat tubuh Frans hingga ada dalam pangkuannya.

"Oooh ... bangsaattthh tambaah kerasaa mentookkhh ... Aaarrgghh ..... Genjoottt Fraanssshh .. Genjoottthh ... "

Frans kemudian menaik turunkan pantatnya. Pak Sudana kemudian rebah, Frans yang berada diatasnya terlihat sedang menggenjot pantatnya naik turun. Frans sambil menggenjot terus menciumi, menjilat putingnya Pak Sudana. Digigitnya kecil kecil putiing itu. Pak Sudana menaruh kedua tangannya dibelakang kepalanya, tampak ketiaknya terekspos. Keringat Frans mengucur kedadanya menambah rasa kesukaan pada Pak Sudana yang melihatnya.

"Ooomm .. Fraanss ngggaa tahaaannn ... Hooohh ... Oomm .. Aarrgghh .. Ooommm sayaanggghhh .. Fraansss mau keluaarrrhh .. Hoooohhh ... Ssshh ... Ooommm sayaaangghhh Fraansss sayaanggghh oooomm ... "

Frans menengadahkan mukanya, badannya bergetar, tangannya meremas kedua putingnya Pak Sudana dan kontolnya menyemburkan air mani membasahi dada dan perut Pak Sudana.

Pak Sudana pun kemudian mengejang, tangannya mengambil tangan Frans dari dadanya dan kemudian dia menarik Frans untuk menindihnya lalu dipeluknya Frans erat erat.

"Ngentooottthhh ... Arrrgghh enaaakkhh ... Ooomm sampaaaiii ... Omm keluaarrrhhhhhh Fraaanssshh .. Hooohh ... Njiiingggghhhhhhh bangsaattthhhhhhh .. kontoooooollll ... "

Pak Sudana menyemburkan air maninya dalam pantat Frans berulang ulang kali. Frans merasakan dinding pantatnya bagian dalam hangat.

Keduanya terdiam, mengatur napas. Pak Sudana masih dalam posisi memeluk Frans dan Frans menciumi leher Pak Sudana.

Yoga kembali ke kamar, dilihatnya Dimas yang tertidur kembali. Posisi Dimas yang terlentang dan dalam keadaan telanjang membuat Yoga tersenyum. Ditariknya selimut setelah dia rebahan disamping Dimas. Dipeluknya Dimas. Yoga menarik napas panjang. Dipejamkannya matanya.

Di mobil menuju mabes, Pak Wira membuka pesan di telepon tangannya. Ia tersenyum membaca pesan tersebut.

"Yande, sudah dikerjakan?"

"Siap. Sudah."

"Yakin sudah diperiksa ulang dan tak meninggalkan jejak?"

"Siap. Sudah."

Pesan pada telepon tangan Pak Wira: Operasi Burung Hantu selesai hari ini.


SUDANAWhere stories live. Discover now