Dimas tertawa. Yoga menarik kontolnya keluar dari pantat Dimas. Dimas kemudian menurunkan kedua kakinya yang digendong Yoga. Dia kemudian memeluk Yoga erat.

"Eeehh .. Kenapa?'

Dimas tak menjawab. Dia terus memeluk Yoga. Yoga kemudian mencium kening Dimas, mendorong tubuh Dimas dan setelah itu ia mengangkat dagu Dimas. Keduanya bertatapan.

"Gue mau ngomong dan jangan dipotong omongan gue. Gue tau kalo lo punya hubungan sangat special dengan Pak Sudana. Gue tau itu semua. Gue juga ngga mau ngebohongin diri gue kalo setiap kali gue deket ama lo hati gue seneng banget. Kalo lo ngga ada deket gue, gue ngerasa ada yang hilang. Lo ngga perlu jawab apa apa. Gue cuma mau bilang satu hal. Gue sayang sama lo dan gue nganggap lo adalah pacar gue walau gue tau lo milik Pak Sudana."

"Mas ... "

Yoga menstop kata-kata Dimas dengan menciumnya lembut dan lama. Ciuman yang penuh rasa dan romantisme.

Pak Sudana sedang berada di kamar mandi ketika Frans masuk ke dalam kamar.

"Lhoo Om katanya kamar mandinya rusak, kok sekarang bisa dipake?"

Pak Sudana tertawa.

"Iyaa, tadi om iseng bongkar bongkar laci dan nemu kunci pas dicobain ternyata bisa. Kayaknya mama kamu lupa naruh kuncinya terus bilangnya kamar mandi rusak."

"Hahahaha. Kebiasaan mama itu selalu dibikin gampang semuanya, ngga mau usaha."

Frans kemudian menaruh tasnya setelah itu dia membuka sepatunya dan membuka kaos yang dipakainya. Pak Sudana kemudian membuka celananya dan kemudian mengeluarkan kontolnya dari celana yang dipakainya itu dan kemudian kencing.

Frans masuk ke dalam kamar mandi, dilihatnya Pak Sudana sedang kencing. Dia lalu berjongkok depan disamping Pak Sudana kemudian didorongnya satu sisi tubuh Pak Sudana. Pak Sudana yang sedang kencing kaget. Frans lalu memegang kontol Pak Sudana yang masih mengeluarkan air kencing itu dan mengarahkannya ke tubuhnya. Air kencing Pak Sudana membasahi tubuh Frans.

"Ini katanya namanya golden shower, om sayang. Hmm .. angeeeett ... Sshhh .... "

Melihat tingkah Frans, Pak Sudana berkata dalam hatinya. 'Ibu sama anak kelakuan ngga jauh beda.' Perlahan kontol Pak Sudana mengeras karena melihat badan Frans dan desahan yang keluar dari mulut anak itu.

Air kencingnya selesai, Pak Sudana kemudian mengangkat tubuh Frans berdiri. Diciumnya bibir Frans penuh nafsu lalu diremasnya kontol Frans yang masih dalam celana.

"Anjing! Saatnya emang harus diperkosa."

Pak Sudana kemudian menyeret Frans ke tempat tidur. DIbantingnya tubuh Frans ditempat tidur itu, lalu ditariknya celana Frans, kontol Frans yang sudah tegang dan mengeras tampak berdiri tegak. Ia tak memakai celana dalam.

Pak Sudana kemudian mengarahkan mulutnya ke putting Frans, digigitnya putting tersebut.

"Aaaahhh ooomm ... Sshhh ... Oommm .. Sakiiittthhh .. Aaaahhh ... Jangaaaaannnn ... Oomm .. "

Pak Sudana terus menggigit dan mengisap putting Frans, kedua tangannya menahan tangan Frans. Frans meronta-ronta.

Setelah puas dengan mengisap dan menggigit putting Frans, Pak Sudana kemudian mengangkangi Frans diarahkannya kontolnya di mulut Frans.

"Bikin kontol om basaaaah ... Iseeepphh .. "

Frans berlagak menolak untuk mengisap kontol Pak Sudana. Pak Sudana terus memaksa, Frans akhirnya membuka mulutnya dan kontol Pak Sudana masuk. Pak Sudana langsung memaju mundurkan kontolnya yang berada dalam mulut Frans.

"Hooohh ... Ssshh ... Ngentooottt!! Enaaakk beneerr isepaaaan kamuuuuu ... Sssshh ... Sshhh ... "

Setelah beberapa lama, Pak Sudana kemudian menarik kontolnya yang sudah basah itu. DIa lalu mengarahkan kontol itu pada lubang pantat Frans. Didorongnya kontolnya sampai masuk semua. Frans gelagapan mendapat serangan mendadak, pantatnya terasa penuh dan perih.

"Arrgghh .. Sakiittthhh ... Oommm saaakiittthh ... Sssshh ... Hooohh ... Periiihhh ... "

"Dieeeemmm! Jangan banyak geraaaakk .. Diem anjiinggg!!! .. Hooohhh ... memekkk sempiiittth iniiii bikin naaggggiihhh .. Rasaaaiiinn om perkossaaaa kamuuuhhh ....."

Badan Pak Sudana yang sudah berkeringat tampak mengkilat tertimpa sinar lampu. Putingnya maju mengeras. Dia kemudian mulai menggenjot.

"Eeeuuhh ... Ssshhhh ... Shhh ... Aaaaahh ... Aaaahhh ... Kontooollll om angeettt rasaanyaaahhh ... Memekk kamuuuh legiitttthh lebih legiittthh dari memekk maaaammaah kamuuuuhh .. Heuuuhh .."

"Ooomm .. aaahh .. udaaaahhh ... udaaaahh .. amppuuuunnn ... Ssshh .. Ssshhh ... Ooomm sayaaanggghh .. Udaaahh ... Periihhh .. "

Pak Sudana terus menggenjot sambil mulutnya bergantian mengisap putingnya Frans.

Frans mulai menikmati permainan yang sedang dilakukan oleh mereka berdua.

"Hooohh ... Oommm ... Ooohh oommm .. Kontol oomm juwaraaaa .. Aaaaarrgghh ... Teruuss entot Frannsssh ooomm .. Teruuusssshh ... "

"Ssshh .... Tadi teriak teriak sakithh .. Sekaraaannggg nagiihhh ... Heeuuhh .. Rasaaaiinnn om hajaarrr memekk kamuuuhh ... "

Frans kemudian memilin putingnya Pak Sudana setelah itu dia mengisap isap putting Pak Sudana bergantian.

"Hoaaaahh .. Anjiinggghh .... Teruusss isseeppp putting omm .. Teruusss .. Heeeuuhh ... Enakkkhh ... Sssshh ... Jangan berentiiii anjiingggh ..... Om bilaangggg teruuusssshh ... "

Frans tak kuasa menahan. Air mani menyembur dari kontolnya yang keras itu membasahi dada dan perutnya. Lubang pantatnya menjepit seolah memijat mijat kontol Pak Sudana yang berada di dalamnya.

"Ooohh oommm .. Enaaakkhh .. Fraannssh udaah keluaarrrhh .. teruuuss genjoottthh .... Genjoottthh ooom .. Taiiiikk loo oomm bikinn Fraansss giniiii ... "

Efek dari keluarnya Frans membuat Pak Sudana pun tak bisa menahan.

"Aaaaahhh ... Memeeekkhh sempiittthhh bikiiinnn enaaakkhhhh .. Aaaahh .. aaaahhh .. anjiinggghhhh dijepittthhhh ... Aaahhh .... Om keluaarrrhhhh ... Hhhhhoohhhh ... Keluaaaaaaa .... Haaaahhhhhh .. "

Kontol Pak Sudana mengeluarkan air mani didalam pantat Frans yang sempit itu. Badan Pak Sudana menghentak hentak tanda dia orgasme dan tubuhnya telah banjir keringat.

Pak Sudana kemudian menindih Frans. Frans membelai kepala Pak Sudana dan mencium Pak Sudana.

"Om sayang hebat. Frans ngga mau jauh dari om pokoknya. Frans pengen deket om terus."

Pak Sudana tersenyum. Dia kemudian mencabut kontolnya dari pantat Frans dan kemudian dia rebahan disamping Frans. Ditariknya kepala Frans dan direbahkannya kepala itu didadanya. Tak lama keduanya memejamkan mata dan napas mereka berdua mulai teratur dan tertidur.

Ujang tampak sedang berbicara dengan pelan pada dua orang yang ada dihadapannya. Suasana dermaga tampak sepi. Setelah selesai bicara, kedua orang tersebut kemudian berjalan bersama sama dengan Ujang ke ujung dermaga, tampak sebuah perahu kecil terombang ambing oleh ombak kecil. Kedua orang itu kemudian turun dari dermaga dan naik ke dalam kapal. Ujang kemudian mengikuti kedua orang itu. Didepannya kini teronggok karung yang terikat rapi. Ujang mengambil beberapa photo dengan memakai telepon tangannya. Setelah itu dia kembali naik ke dermaga.

"Selesaikan sesuai perintah. Tidak boleh ada jejak apa pun. Setelah ini kita pisah. Terima kasih banyak atas bantuan kalian. Semoga ini terakhir kalinya kita bertemu."

Kedua orang itu sama sama mengangkat jempolnya. Lalu terdengar suara mesin perahu itu menyala dan kemudian perahu itu menjauh menuju tengah lautan. Ujang menarik napas panjang, dinyalakannya rokok lalu dia berjalan menjauhi dermaga.

'Satu pekerjaan selesai. Kini tinggal membereskan operasi burung hantu.'

Ujang kemudian mengambil telepon tangannya. Dia mencari satu nama disitu. Setelah ditemukannya nama itu dia kemudian menekan tanda panggilan. Tak berapa lama terdengar suara di telepon tangannya menerima teleponya.

"Waktunya dua hari. Ikuti terus dan lakukanseperti yang diperintahkan. Ingat, ngga boleh gagal!"

SUDANAWhere stories live. Discover now