Chapter 1

147 5 0
                                    

Fani POV

Mendung, itulah satu kata yang bisa ku deskripsikan ketika melihat langit berwarna abu-abu pekat hari ini . Ya, sekarang aku sedang berdiri menatap setiap lekuk pandangan yang terhampar luas di hadapanku.

Aku berdiri di pinggir kaca besar yang tingginya mencapai langit-langit. Memaparkan keindahan -atau kemacetan- kota tercintaku ini dari lantai 4 gedung rumah sakit. Ya, gedung ini memiliki tempat rekreasi yang biasa digunakan pasien ataupun pengunjung untuk melepas penat maupun bosan.

Fasilitasnya cukup lengkap ketimbang harus pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan di taman. Yang walaupun disini tidak ada tanaman yang berbunga. Tempat rekreasi ini dilengkapi dengan zona permainan anak, batu-batu tersusun yang biasa digunakan untuk refleksi, kursi pijat serta kursi biasa untuk pasien seperti ku. Heran? Ya, aku juga heran. Kok bisa ada tempat rekreasi di dalam rumah sakit milik pemerintah begini. Mungkin, kalau rumah sakit swasta mah wajar aja kali ya -,-"

Setelah puas mengamati pemandangan yang ada sambil berdiri bertumpukan selang infus. Aku pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang sudah disediakan.

Aku pun mengamati para balita beserta orangtua mereka yang ada di zona anak ..Para balita itu terlihat senang sekali. Meski ada beberapa dari balita itu yang menggunakan seragam rumah sakit ini. Aku hanya bisa tersenyum miris melihat mereka yang tetap bersemangat meski jarum infus tetap setia menancap di pergelangan tangan mereka. Sama seperti diriku yang well... tak jauh beda dengan mereka.

Tiba - tiba ada seseorang yang duduk disebelahku. Dilihat dari pakaiannya , sepertinya dia juga pasien rumah sakit ini. Tiang infus miliknya pun diletakkan tepat di belakang ku.

Aku hanya menghiraukan orang di sebelahku. Sampai aku merasa seperti diawasi.

Aku menengokkan kepala ke arahnya. Dan benar saja ! Sedari tadi yang mengawasiku adalah pria itu ! Oh My !!!! Pria yang duduk di samping ku !!!!

Eh , tapi dia ganteng juga hahahahaha.

Kulitnya yang putih kontras sekali dengan warna rambutnya yang hitam legam. Matanya yang memiliki sorot setajam elang dan Oh ! He has wonderful black eyes ! What a handsome man !

-------------------------------------------------------------------

-Author POV-

Setelah tersadar dengan apa yang dia lakukan Fani segera membuang wajahnya kearah lain. Dia malu , ya malu. Karena tertangkap basah tengah mengagumi seorang pemuda yang duduk di sebelahnya.

Yang dikagumi hanya bisa tersenyum simpul melihat kelakuan Fani yang mendadak aneh itu.

Karena tak kuat menahan malu akhirnya Fani memutuskan untuk pergi. Dengan segera dia bangkit . Pergi secepat mungkin tanpa di ketahui oleh pemuda itu.

" Tunggu dulu, Fani ... "

Deg !

Dengan terbata-bata dia memutar tubuhnya ke belakang dan .....

Duk!

Dia menabrak sesuatu berkancing warnaaa ..... biru ?????

Hey , Fani ! Sadarlah ! Kau telah menabrak dadanya !!

" Aaa.. aaa ... Maaf " gugup Fani.

Si pemuda pun memberikan sapu tangan Fani yang terjatuh dan melewatinya begitu saja.

Fani yang masih terkejut dengan kejadian itu hanya bisa melamun tak percaya.

---------------------------------------------------------------

The Journal of Andria An Grace (On Hold)Where stories live. Discover now