Surat Patah Hati Pertama

13 0 0
                                    

Teruntuk kamu, yang sekarang membaca surat ini

Hai,
Tidak usah bertanya-tanya kenapa aku menuliskan surat ini untuk kamu
Kamu tau aku
Kamu tau hal tentang aku yang tidak orang lain tau
Kamu tau air mataku jatuh untuk siapa dan karena apa
Kamu tau segalanya
Tapi sekarang, aku tidak akan menjatuhkan air mataku lagi untuk orang yang sama
Bukan juga untuk kamu
Karena aku tau;
Menahanmu bukan pilihan
Melepaskanmu akan sulit dilakukan
Tunggu,
Melepaskanmu dari apa? Kita bahkan tidak pernah terikat pada sebuah hubungan
Bagaimana mungkin aku bisa melepas sesuatu yang tidak terikat
Yang aku maksud, melepaskanmu dari hatiku
Hati yang bahkan tidak pernah kamu inginkan
Jangankan ingin, sekedar melirik saja mungkin sangat berat bagimu
Namun, kebersamaan yang mungkin hanya aku yang merasakan
Cukup indah untuk aku kenang
Kamu memang pernah hadir dalam benakku
Tapi aku ingat, sesuatu yang hadir pasti memiliki alasan
Entah untuk tinggal, atau sekedar singgah
Untukku, kamu pilihan kedua
Kamu hanya singgah untuk membuat hariku yang sepi menjadi berarti—meski hanya sesaat
Mungkin disini aku yang salah;
Salah mengartikan semua kebaikanmu padaku
Padahal aku tau, kamu memang begitu
Akulah satu-satunya orang yang salah;
Salah menempatkan kamu dalam duniaku
Entah sampai kapan kamu akan terus menjadi Bulan; saat aku menjadi Matahari
Tak bisa bertemu meski ingin sekali
Dan kamu,
Akan terus bersama Bintang yang setia menemanimu
Bintang itu bukan aku,
Dan tidak akan pernah menjadi aku.

Satu hal yang aku inginkan dari kamu Bulan;
Kamu harus terus bersinar, ada atau tanpa aku Matahari.

(Sebentar lagi kamu akan bilang aku berlebihan, tak apa. Aku senang.)

—dari aku, sang Mentari.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

k a t a  h a t iWhere stories live. Discover now