BAB 2

39.5K 2.1K 19
                                    

Aku menyiapkan beberapa berkas yang hari ini di perlukan bunda untuk menghadiri rapat penting. Memanggil Bu Kartika dengan panggilan bunda adalah permintaannya sendiri padaku.

"Bun hari ini ada rapat dengan investor dari Singapura untuk proyek batu bara yang ada di Tanjung Enim, setelah makan siang" Aku harus mengingatkan bunda jadwal rapat hari ini kalau tidak bisa saja dia sudah menghilang dari kantor dan bermain bersama Rei dan Alvin di rumah. Proyek batu bara di salah satu daerah di Sumatera Selatan tersebut merupakan proyek yang sangat besar, tidak boleh ada kesalahan yang bisa merusak rencana kerjasama perusahaan, termasuk urusan pribadi.

"Kamu atur saja jadwalnya, jangan lupa menjemput Alvin dan Raihan" Pintanya tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas yang sedang di bacanya.

"Iya Bun, ini aku juga sudah mau berangkat. Bunda jangan lupa makan siang" ucapku sambil bersiap menjemput kedua jagoan kecil itu

Raihan, anak laki-laki yang duduk di kelas 1 SMP yang adalah cucu Bu Kartika anaknya Nisa, Raihan memanggil Raya dengan sebutan Mommy sama seperti Alvin. Kedekatan keduanya membuat mereka bagaikan kakak beradik yang saling menyayangi. Raihan memang bukan cucu satu-satunya Bu Kartika karena dia masih memiliki dua orang cucu lagi dari anak laki-lakinya yang sekarang menetap di Singapura. Meninggalkan Bu Kartika seorang diri untuk mengurus perusahaan yang ada disini, sedangkan anak laki-lakinya disana mengurus kantor cabang yang baru dibuka.

***

Raya memberhentikan mobilnya di dekat dua bocah tampan yang tampak sedang asik bersenda gurau di dekat gerbang sekolahnya, begitu dia menurunkan kaca mobilnya dan berteriak "Raihan! Alvin! ayo pulang!" memanggil dua bocah itu dan semuanya langsung berhamburan berlarian menuju ke mobilnya

"Mommy" teriak mereka bersamaan dan buru-buru memasuki mobil dengan sisa tawa canda mereka.

"Mom, aku hari ini mau makan ayam goreng di kafetaria yang ada di kantor mommy itu loh" Raihan selalu memilih makan nasi setiap pulang sekolah dengan lauk kesukaan ayam goreng.

"Aku mau makan pizza mom, pizza aja kakak" Mohon Alvin yang disertai dengan wajah memelasnya

"Ayam goreng Vin, nanti makannya pake nasi. Eyang kan udah bilang kalau gak boleh makan pizza terus" Raihan memang sosok kakak yang baik, dengan sabar dia berusaha untuk membujuk adiknya itu

"Iya deh kakak" si adik penurut adalah Alvin, dia tidak pernah memaksakan kehendaknya

Raya hanya tersenyum mendengar percakapan dua bocah itu, mereka nampak sangat serasi sebagai adik dan kakak "Oke, jadi sesuai perintah kak Raihan ya Vin, kita makan ayam goreng di kafetaria kantor momy"

"Iya... tapi kak. Kakak janji yah nanti kita main game" Alvin dengan mimic wajah khas anak kecil yang sedang merajuk berusaha untuk merayu kakaknya.

"Iya kakak janji"

"Kakak nggak bakalan bohongin Alvin lagi kan? kayak kemarin kakak ninggalin Alvin malah pergi main bola sama temennya yang gede-gede itu" Protesnya

Raihan tertawa melihat ekspresi marah menggemaskan milik Alvin "Iya, kakak janji" ucapnya. Kemarin dia terpaksa mengingkari janjinya dengan Alvin, dan dia malah ikut bermain futsal dengan teman sekolahnya

"Bener Rey kamu gak punya janji sama temen kamu? Anak kecil payah loh kalo ngambek ?" tanya Raya sambil tersenyum melirik Alvin yang sedang asik meminkan mobil-mobilannya

"Bener mom, hari ini aku free, nggak ada janji sama siapa pun"

"Pacarmu?" Raya sengaja menggoda Reihan yang beberapa kali kudapati tengah memandang sosok gadis cantik yang sedang menunggu di jemput berdiri tidak jauh dari pos satpam.

HOLDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang