Memang, Amy tak akrab dengan Peter dan sudah dua tahun ia tak tinggal bersama karena ia ingin tinggal di rumah sendiri dan ia merasa ia telah dewasa untuk tinggal sendiri. Tapi Amy tahu bahwa Peter seorang kidal dalam melakukan aktivitasnya, dan hal sekecil itu Amy pasti tahu.

Lalu Amy punya cara lain untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kematian Peter, mungkin dengan foto-foto itu ia bisa mencari tahu sendiri, "Berapa banyak foto yang kau ambil?"

"Kami sudah memfoto seluruh ruangan, mungkin lebih dari empat ratus foto."

Amy menatap tajam, "aku ingin salinan fotonya."

Daniel tertawa miris, "Bukan seperti itu cara kerjanya Nona."

Daniel tak mungkin memberikan foto hasil TKP kepada keluarganya atau siapapun itu, karena foto itu diambil untuk kepentingan memecahkan kasusnya, bukan untuk disebarluaskan.

Amy berpikir keras, bagaimana ia harus mencari tahu kematian Peter, karena Daniel sudah jelas sekali tak akan membantunya.

Karena Daniel melihat Amy mematung, ia mulai mengalihkan pembicaraan dan mulai meneliti kasus yang sedang ditanganinya, "Kenapa kau dan ayahmu tidak dekat?"

Amy masih berpikir, apakah ia harus mencuri laptop yang ada dihadapannya atau bagaimana? Yang jelas ia butuh foto-foto itu.

Kemudian ia punya cara lain, yaitu meretas laptop tersebut dengan ponselnya. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeansnya tapi tetap santai agar tidak dicurigai oleh Daniel, "Mengapa kau bisa berpikir seperti itu?"

"Karena reaksi yang biasa aku lihat berbeda dengan reaksimu, kau sama sekali tidak sedih."

"Kau sering melihat hal seperti itu?" Tanya Amy yang masih berkutat dengan ponselnya. Ia masih mencoba menerobos masuk ke dalam akun kepolisian agar bisa mencuri foto-foto itu.

"Ya." Jawab Daniel.

"Hmm... Hatiku menangis untukmu." Dengan nada menyebalkan, Amy sedikit menyindir Daniel. Ia berpikir sangat berlebihan jika ia harus menangis atau pingsan di hadapan Daniel, Amy tak akan pernah seperti itu. Ia tak merasakan apapun kecuali rasa penasarannya.

Sial. Gerutu Amy dalam hati, ia tak bisa meretas sistem web kepolisian Los Angeles.

Sementara Daniel mematung sejenak, ia merasa terhina ketika orang yang berada di hadapannya sama sekali tak sopan dengan polisi. Daniel tetap tenang dan harus tetap memecahkan kasusnya, ia bertanya lagi, "Kenapa kau dan ayahmu tak dekat?"

Amy menyimpan ponselnya di atas meja, ia tak bisa meretas sistem web kepolisian karena Daniel terus bertanya dan membuat Amy tak fokus.

"Aku tidak membunuhnya." Jawab Amy.

"Aku tidak mengisyaratkan kau pelakunya."

"Bagus, karena aku di kelas pagi ini saat dia terbunuh," Amy mencondongkan kepalanya ke arah Daniel, "cek saja ke universitas."

"Sudah kulakukan." Tegas Daniel, "dan itu bunuh diri."

Lalu datanglah rekan kerja Daniel masuk ke ruangan, ia membawa berkas dan manghampiri Daniel, "Daniel, kau sudah selesai." Pria itu menyalakan tvnya, lalu menoleh ke arah Amy, "Permisi."

"...Paling tidak ada tiga korban yang parah." Kata reporter pria di layar tv itu, "Juru Bicara Applied Holographics mengatakan perusahaan akan memberikan pernyataannya nanti, dan yang jadi perhatian utama adalah mereka sekarang adalah keamanan karyawan mereka, penyebab ledakan..."

Daniel dan rekannya tengah serius melihat berita di tv itu, lalu Amy punya cara lagi, ia punya kesempatan untuk mengambil gambar layar laptop agar ia bisa meretas sistem kepolisian dan melihat kode akun yang digunakan oleh Daniel.

Cekrek. Bunyilah ponsel Amy, tapi Daniel dan rekannya tak menyadarinya. Ia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, dan Amy merasa harus cepat cepat keluar dari ruangan ini.

"Sama seperti yang ditemukan di apartemen Elmwood kemarin ya?" Tanya Daniel kepada rekannya, "ledakannya sama persis sepertinya."

Rekan Daniel menatap Amy, ia tak mau membahasnya karena masih ada orang lain di sini, ditambah lagi ini kasus yang harus dirahasiakan.

Melihat tatapan rekan Daniel, Amy memang harus segera bergegas dari ruangan ini. Ia juga tak sabar harus melancarkan aksinya di rumah, dengan laptop kesayangannya.

"Jangan stress," Amy berdiri, "Aku sudah selesai."

Daniel masih penasaran dan ia masih belum dapat clue untuk memecahkan kasus Peter, ia juga mulai ragu dengan argumentasinya. Bisa jadi Amy benar bahwa Peter dibunuh.

Oleh karenanya, ia butuh informasi dari keluarganya, "mengapa kau dan ayahmu tak dekat?"

Amy berjalan keluar, di ambang pintu dengan wajah menantang dan meremehkan Daniel ia menjawab,"Kau kan Detektif, cari tahulah sendiri."

Amy berjalan keluar dengan langkah kaki yang santai, ia harus cepat pulang dan mulai mencari tahu.

Sementara Daniel mematung, ia tak pernah menyangka bisa bertemu dengan orang seaneh itu.

°°°

HackerWhere stories live. Discover now