"Ada apa?" tanya Title yang mengerti betul dengan perilaku Gun.
"Huhhhhhh....." lagi-lagi Gun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia diam sejenak.
"Soal Mark?" tanya Title mencoba menebak.
Gun menggeleng tapi kemudian mengangguk & disusul dengan mengangkat bahunya "Entahlah"
Title tak berkata apapun, dia membiarkan Gun untuk menenangkan dirinya dulu "Yaudah, ntar aja ceritanya. Sekarang ayo kita siap-siap buat kerja" ajak Title sembari menepuk pundak Gun.
Seharian itu Gun tidak fokus bekerja, tatapannya terlihat kosong & pikirannya melayang-layang tak tentu arah. Untungnya saja dia tidak melakukan kesalahan yang fatal, karena Kak Big memang menyuruhnya untuk tidak menangani perbaikan mobil yang cukup serius. Gun hanya disuruh untuk melakukan perbaikan yang sepele saja karena Kak Big tahu bahwa Gun sedang ada masalah. Bukan berarti Gun tidak mendapatkan omelan dari bosnya itu, tentu saja Gun tadi sempat diomeli oleh Kak Big karena Gun tidak fokus saat diajak bicara. Namun Gun tidak pernah seperti ini sebelumnya maka dari itu Kak Big memberinya sedikit kelonggaran untuk kali ini.
Gun mengabaikan semua pesan dari Mark maupun dari Third seharian itu, membuat Mark sedikit bertanya-tanya ada apa dengan Gun. Dia ingin menemui Gun namun sayangnya tidak bisa dia lakukan karena ada banyak sekali tugas yang harus dia kerjakan. Third sendiri dia sadar bahwa Gun masih membutuhkan waktu untuk bisa benar-benar menerimanya lagi, bukan sebagai pasangan melainkan sebagai teman saja dulu.
Sepulang bekerja Title mengajak Gun untuk berbicara. Mereka saat ini sedang berada di kontrakan milik Title, sebenarnya Title yang tadinya ingin mampir ke kontrakan Gun namun Gun meminta untuk bicara di kontrakan Title saja. Gun & Title duduk di lantai saling berhadapan, setelah menunggu beberapa menit dalam keheningan akhirnya Gun menceritakan semuanya tentang Third yang datang ke kontrakannya & juga tentang hubungannya dengan Mark yang mungkin hanya akan berlangsung selama kurang dari 2 minggu.
"Kamu harusnya mukul si brengsek Third itu Gun" ujar Third sedikit emosi "Pukul sampe babak belur"
"Pengennya juga gitu" jawab Gun lemah "Tapi dia bersimpuh di kakiku Tle"
"Tapi bukan berarti kamu harus maafin dia gitu aja, kamu gak inget berapa lama kamu stres gara-gara dia? Masa cuma dalam semalam kamu udah luluh gitu aja?!"
"Aku gak tau, aku sendiri bingung kenapa aku gak ngusir dia dengan sekuat tenaga kemarin. Aku gak tau..." mata Gun sudah mulai berair lagi.
Title dengan reflek merengkuh tubuh Gun "Yaudah,yaudah semua udah kejadian kayak gini, ya mau gimana lagi" ucap Title mencoba menenangkan Gun dengan mengusap-usap punggungnya. Title sudah terbiasa memeluk Gun untuk menenangkannya saat Gun sedang mengalami permasalahan.
"Sekarang mending kamu sebisa mungkin gak hubungan sama Third dulu" kata Title memberi saran "Gak usah balas pesannya, gak usah angkat telponnya. Nanti kalo dia tiba-tiba datang ke kontrakan, kamu langsung telpon aku atau Mark aja biar kami bisa datang kesana jadi kalian gak ada kesempatan buat berduaan"
Gun mengangguk setuju. Title melepaskan pelukannya saat dia rasa Gun sudah mulai tenang.
"Soal statusmu sama Mark, mending kamu perjelas aja. Jangan dibiarin kayak gini, kalo emang dia mau lanjut ya lanjutin kalo enggak ya mending dari sekarang aja di udahin"
"Tapi aku udah ngrasa nyaman banget sama Mark" ucap Gun "Aku pengen lanjut tapi aku gak yakin Mark juga pengen"
"Makanya kalian omongin, kalo pun emang Mark gak pengen lanjut seenggaknya sakit hati yang kamu rasain gak bakalan parah-parah banget kan? Soalnya kalian baru seminggu deket"
"Aku takut Tle, aku takut gak bisa ketemu Mark lagi"
"Ini cuma perasaanku aja ya Gun tapi aku rasa Mark gak bakalan bikin kamu sedih"
"Maksudnya?"
"Udahlah, coba ngomong dulu sama Mark soal kejelasan status kalian. Semuanya bakalan baik-baik aja kalo Mark udah tau semuanya"
Gun terdiam. Jujur saja kata-kata dari Title memberinya sedikit ketenangan & keyakinan bahwa semua memang akan baik-baik saja. Gun meraih ponselnya & membalas pesan dari Mark yang dia abaikan seharian ini.
~Mark, maaf baru balas. Kalo kamu ada waktu kita ketemuan ya, ada hal yang pengen aku omongin sama kamu. Kamu semangat ngerjain tugas-tugasnya & jangan telat makan~ Gun.
Gun langsung mendapatkan balasan pesan dari Mark.
~Iya, nanti aku usahain ya kalo selesai kuliah aku mampir ke tempatmu~ Mark.
~Oke~ Gun.
To be continued.
Celoteh author :
Happy reading my lovely readers, kasih vote sekiranya berkenan hehe ✌✌
🍑🍑 VY 🍑🍑
BẠN ĐANG ĐỌC
📌 I'M INTO YOU 📌
Fanfiction🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'. Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
'Dilemma'
Bắt đầu từ đầu
