"Aku bakalan maafin kamu asal kamu pergi dari sini sekarang & jangan ganggu aku lagi"

"Aku gak mau Gun, aku gak kamu jauh dariku lagi. Aku bener-bener berantakan pas kamu ninggalin aku. Aku kayak orang gila pas tau kamu gak ada di sisiku lagi. Aku gak bisa kalo gak ada kamu Gun, aku butuh kamu. Semenjak kamu pergi udah gak ada yang bisa bikin aku bahagia, udah gak ada yang masakin aku, udah gak ada yang bisa bikin aku ketawa. Semua hal selalu bikin aku inget kamu Gun" Third mengeratkan genggamannya & menopangkan keningnya ke lengan Gun.

Gun terdiam. Matanya mulai panas karena menahan airmatanya agar tidak jatuh menetes.

"Gun, maafin aku, maafin aku, aku mohon. Aku bakalan nglakuin apapun asalkan kamu gak nyuruh aku buat jauhin kamu. Aku pengen ada kamu di hidupku Gun. Aku sayang sama kamu, aku sayang banget sama kamu, aku kangen kamu Gun. Kangen banget sampe dadaku rasanya sesak"

"Third, aku udah punya pacar" kata Gun.

Third tidak menjawab. Wajah Mark melintas di benaknya & hal itu membuatnya marah.

"Karena itu aku mohon kamu jangan ganggu aku lagi" lanjut Gun "Aku gak mau pacarku salah paham"

"Aku gak akan ganggu hubungan kalian tapi aku mohon jangan suruh aku untuk jauhin kamu. Ijinin aku untuk tetap bisa ketemu sama kamu Gun"

"Third, kamu tau itu hal yang gak baik kan? Aku gak mau bikin Mark kecewa"

"Tapi aku gak bisa kalo aku harus jauh dari kamu Gun"

Third secara tiba-tiba mendaratkan badannya dari sofa & bersimpuh sambil memeluk kedua kaki Gun. Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Gun tersentak kaget.

"Third.." Gun mencoba mendorong bahu Third namun Third tetap bergeming.

"Gun maafin aku, maafin aku.... maafin aku..." Third semakin mengeratkan pelukannya di kaki Gun "Ijinin aku tetap ada di hidupmu, aku mohon Gun. Aku mohon. Aku janji bakalan jadi orang yang lebih baik lagi, jangan usir aku dari hidupmu Gun. Aku mohon"

Akhirnya Gun tak mampu lagi menahan airmatanya. Gun menangis tersedu-sedu karena segala perasaan yang dia simpan kurang lebih 1,5 tahun meluap tak terbendung.

"Kamu brengsek Third" umpat Gun sedikit berteriak "Kamu bajingan, kamu orang paling jahat yang pernah aku temui. Aku bener-bener cinta sama kamu tapi apa??? Hahh apa????? Kamu cuma jadiin aku mainanmu. Kamu orang yang paling aku benci di dunia ini, aku gak mau liat muka kamu lagi!!!! Lepasin aku!!!"

Gun mencoba berontak sekuat tenaga & mendorong bahu Third agar pelukan di kakinya lepas namun Third juga mengeratkan pelukannya sekuat tenaga juga. Gun yang menyadari usahanya sia-sia hanya mampu menangis lebih kencang lagi.

"Kamu jahat Third, kamu jahat!!!!" Gun memukuli pundak Third dengan membabi buta. Third diam saja menerima semua pukulan Gun itu. Dia memang pantas mendapatkannya.

Gun lama-lama juga kelelahan sendiri memukuli Third. Dia menangis sesenggukkan sambil meremas bahu Third dengan sangat kuat, yang sudah dipastikan itu akan meninggalkan bekas nantinya & Third tidak peduli sama sekali akan hal itu.

Cukup lama Gun menangis & Third hanya diam saja membiarkan Gun mencurahkan segala perasaannya. Third kemudian melepaskan pelukannya di kaki Gun & berdiri untuk menuntun Gun duduk di sofa. Namun Gun malah mendorong tubuh Third.

"Pergi!!!!" usir Gun yang wajahnya telah berantakan akibat airmata. Matanya nyalang menatap Third.

"Gun, jangan usir aku, kumohon. Maafin aku Gun" pinta Third. Matanya juga sudah mulai berkaca-kaca "Maafin aku, aku mohon"

Gun terdiam. Perasaannya sungguh bercampur-aduk saat ini. Ada amarah & kecewa yang kembali menyeruak, yang sebenarnya sudah mulai terkikis oleh waktu. Namun saat melihat wajah sendu Third ada rasa iba yang dia rasakan. Mau bagaimana pun juga Third adalah cinta pertamanya, ciuman pertamanya & juga orang pertama yang dengan rela dia berikan seluruh tubuhnya.

Katakanlah Gun bodoh atau naif tapi rasa rindu itu memang ada disana selama ini, hanya saja tertutupi oleh amarah & rasa kecewa yang lebih mendominasi. Gun & Third hanya saling menatap. Apakah Third hanya sedang berakting? Ataukah yang dia katakan itu jujur? Pertanyaan itulah yang menghantui pikiran Gun.

"Aku sungguh menyesal atas perbuatanku Gun" ujar Third seakan tahu isi pikiran Gun "Aku gak bohong, aku beneran nyesel sama semua yang udah aku lakuin ke kamu. Aku mohon maafin aku, aku mohon"

Third mengatakan permohonan maafnya berulang kali hingga membuat Gun nyaris bosan mendengarnya. Namun mata Third mengisyaratkan ketulusan di dalamnya. Membuat pendirian Gun goyah. Third yang melihat Gun sudah mulai tenang mulai mendekat & perlahan membawa tangannya untuk memegang pipi Gun yang basah. Gun tidak melakukan perlawanan seperti yang tadi dia lakukan.

"Maafin aku" lagi-lagi Third mengatakan permintaan maafnya "Aku kangen banget sama kamu Gun, jangan pergi lagi. Aku mohon. Gapapa kamu udah punya pacar, aku gak akan ganggu hubungan kalian. Aku cuma pengen dapat maaf darimu" Third mengusap bekas airmata di pipi Gun dengan lembut.

Jujur saja hati Gun meleleh oleh sentuhan Third, sentuhan yang dulu sangat dia sukai. Third yang sadar bahwa Gun tidak akan melawan lagi merasa lega, dirinya tidak sedang berakting, dirinya benar-benar merindukan Gun. Bisa dibilang Third terlambat menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Gun saat Gun sudah benar-benar menghilang dari hidupnya. Yaa kehidupan Third menjadi kacau balau saat Gun tak ada lagi disisinya.

Third kemudian membawa kedua telapak tangannya untuk menangkup kedua pipi Gun & kembali menghapus sisa-sisa airmata Gun. Si empunya pipi hanya diam saja, sungguh Gun tidak tahu harus berbuat apa lagi. Katakan saja dia bodoh tapi Gun sudah memaafkan Third & semua rasa benci yang dia pikul selama ini seakan luluh seiring dengan mendekatnya bibir Third ke bibir Gun hingga akhirnya kedua bibir itu bertemu.


To be continued.

Celoteh author :

Selamat membaca readers ku sayong ❤❤
Tetep setia nunggu chapter selanjutnya yaa
Jub jub 😘😘

💌💌 VY 💌💌

📌 I'M INTO YOU 📌Where stories live. Discover now