Third tidak sedikitpun mengendorkan pelukannya di pinggang Gun. Merasa bahwa akan sia-sia saja apabila Gun ingin berontak akhirnya Gun setengah hati mengajak Third masuk ke dalam kontrakannya.

Sesampainya di dalam Third melihat makan malam yang belum sempat disantap oleh Gun.

"Aku kangen masakanmu Gun" ujar Third dengan tatapan mata sendu.

Gun mencoba untuk tidak mengacuhkan ucapan Third namun Gun tetaplah Gun hatinya sepertinya terlalu lembut untuk dunia yang kejam ini. Gun kemudian mengambil es batu untuk mengompres telapak tangan Third.

"Kamu udah makan?" tanya Gun pada Third yang sedang mengompres telapak tangannya.

Third menggeleng. Gun kemudian beranjak untuk mengambil piring & sendok untuk Third. Dia berencana akan menyuruh Third pergi setelah selesai makan.

"Makanlah" kata Gun sembari mendudukkan dirinya.

Third menerima tawaran itu. Mereka diselimuti keheningan saat menyantap makan malam mereka. Bagaimana Third bisa mengetahui kontrakan Gun? Ternyata tadi dia datang ke bengkel saat jam pulang kerja, bermaksud untuk menemui Gun. Saat bertanya kepada salah satu karyawan yang Third temui dia mengatakan kalo Gun sudah pulang. Kemudian Third mengarang cerita bahwa ada barang milik Gun yang ingin dia kembalikan namun dia tidak tahu dimana tempat tinggal Gun. Third meminta kepada karyawan tersebut untuk memberitahu dimana tempat tinggal Gun. Karyawan tersebut tidak curiga sedikitpun kepada Third karena dia melihat Third mengendarai mobil mewah & penampilannya juga rapi, maka dari itu dia memberitahukan letak kontrakan Gun.

Di tempat kerja Gun, hanya Title satu-satunya yang tahu tentang kisahnya bersama Third jadi wajar saja apabila karyawan lain tidak mengenali Third sedangkan Title sendiri juga sudah pulang saat Third tiba disana.

Selesai makan Gun membereskan semuanya. Makanan yang masih tersisa dia bungkus dengan plastic wrap & dia simpan di kulkas untuk sarapan besok pagi. Kemudian dia mencuci piring, gelas & sendok kotor bekas tadi dipakai makan. Gun tidak sedikitpun mengatakan apapun kepada Third. Third sendiri membiarkan Gun melakukan kegiatannya & menunggunya selesai untuk berbicara.

Third menatap punggung Gun dengan perasaan rindu yang teramat sangat. Ingin sekali rasanya dia memeluk tubuh Gun dari belakang namun dia menahan hasratnya itu karena dia tahu bahwa jika dia melakukannya itu hanya akan menambah masalah saja. Gun sendiri sekuat tenaga mengumpulkan akal sehatnya agar dia mampu menghadapi Third. Gun sadar dia sudah tidak bisa lari lagi dari masalah ini, dia harus menghadapinya.

Setelah selesai mencuci piring, Gun menghampiri Third yang sedang terduduk di sofa.

"Third pulanglah" utus Gun yang tengah berdiri tanpa memandang ke arah Third yang terduduk di sampingnya "Gak ada yang perlu kita bicarain. Aku rasa kamu udah tau semuanya"

"Gun dengerin aku dulu, kumohon" ucap Third sembari meraih tangan Gun & menggenggamnya.

"Udahlah Third, aku udah gak mau ada urusan sama kamu lagi jadi kumohon pulanglah" Gun sebisa mungkin mengendalikan tubuhnya yang mulai bergetar menahan segala emosi yang memuncak.

"Dengerin aku dulu, sebentar aja. Aku mau minta maaf Gun. Aku bener-bener nyesel atas perlakuanku ke kamu waktu dulu. Aku akui aku emang brengsek, aku bajingan, aku udah nyakitin & bikin kamu nangis. Aku bener-bener minta maaf untuk itu Gun. Kamu boleh mukul aku semaumu, kamu boleh ngata-ngatain aku sepuas hatimu, kamu boleh ngapain aja asal kamu mau maafin aku Gun. Aku mohon"

📌 I'M INTO YOU 📌Where stories live. Discover now