11 : Ginevra dan Jean

Start from the beginning
                                    

"Rapatnya akan diadakan dimana?" tanya Hermione.

"Di ruang prefek," jawab Draco singkat. "Apa kau sudah memberitahu Macmillan dan Abbott?"

"Tentu saja belum, kau langsung menarikku," ujar Hermione. Tetapi Draco tampak bernafas lega dan buru-buru menarik Hermione ke ruang kelas yang kosong. Hermione kaget dan meronta, sementara Draco langsung menutup mulutnya.

"Sst! Diam sebentar!" ujar pemuda itu sambil memperhatikan murid yang berlalu lalang di depan kelas. Hermione meronta, ia tidak takut Draco akan melakukan hal aneh padanya, tetapi ia kekurangan oksigen saat ini dan ia bisa mati!

"A―ku tidak bisa ber―naf―ash!" ujar Hermione. Draco buru-buru melepas tangannya dari mulut Hermione dan baru sadar bahwa tangannya juga menutupi lubang hidung gadis itu. "Dasar sinting!"

"Hei. Ini hal penting dan McGonagall sedang merahasiakan hal ini dari seluruh murid di Hogwarts," jelas Draco. Hermione bersandar di salah satu dinding dan merosot ke bawah, duduk.

"Jangan konyol. Untuk apa McGonagall mempercayakan rahasianya pada kau?" tanya Hermione sambil menyilangkan tangan.

"Yah, tanyakan itu pada McGonagall," Draco duduk di atas meja. "Asal mau tahu, ia mau kita merencanakan kunjungan sekolah sihir internasional,"

"Lalu? Apa manfaat dari menyembunyikannya? Toh murid lain juga akan tahu," Hermione menatap Draco yang duduk di atas meja.

"Karena dia ingin kau dan aku menentukan siapa saja yang diundang terlebih dahulu!" seru Draco. "Hanya tersedia lima puluh kursi untuk Hogwarts. Sisanya tidak bisa,"

"Jika kita mengundang lima puluh orang itu, maka kita bisa mengundang lulusan tahun ini seluruhnya. Untuk apa menentukan siapa yang patut diundang?" tanya Hermione. Draco memberi tanda dari matanya. "Jangan katakan kalau ada pesta dansa? Itu berarti kita hanya bisa mengundang dua puluh lima orang saja?"

"Ya," desah Draco. "Dan pesta dansanya jauh lebih parah, McGonagall tidak mau ada pasangan pesta dansa yang satu asrama,"

"Itu gila. Lalu siapa yang akan aku ajak?" tanya Hermione.

"Aku,"

"APA?" Hermione terkejut. Ia berdiri. "Aku tidak akan sudi pergi denganmu, Malfoy!"

"Begitu pula denganku. Menurut McGonagall, sudah menjadi tradisi kalau ketua murid datang ke pesta dansa berpasangan," jelas Draco.

Hermione mendesah pelan. "Apa dia ingin kita mendesain ruangan pesta dansanya?"

"Tentu saja. Dan dia ingin rapat prefek setelah ini. Tetapi ingatkan mereka untuk tidak memberitahu hal ini pada yang lain," Draco turun dari meja. "Nah, sekarang. Baru kita panggil prefek-prefek. Aku panggil Hufflepuff dan Slytherin. Kau panggil sisanya,"

"Baiklah," ujar Hermione lesu. Ia pun berjalan keluar kelas kosong dan buru-buru menaiki tangga ke lantai tujuh untuk memanggil prefek Gryffindor dan Ravenclaw.

***

"Ulangi lagi,"

"Grr―ini sudah ke dua belas kalinya!"

"Ayolah, Hermione. Kami semua belum mencatatnya!"

"Cepat, Granger. Kau melambat,"

Hermione menghela nafas. Rapat prefek kali ini cukup menyebalkan. Ia terus menerus menyebutkan nama sekolah yang diundang dan sudah dua belas kali mereka belum mencatatnya.

"Baiklah. Sekolah yang akan datang ke Hogwarts adalah : Beauxbatons, Durmstrang, Koldovstoretz, Mahoutokoro, Ilvermorny, Uagadou dan Castelobruxo," jelas Hermione. "Ada 8 sekolah termasuk Hogwarts. Karena itu kita perlu membatasi undangan,"

Miss You Where stories live. Discover now