"Aku tau Gun, tapi aku gak mau sampe kamu ketemu sama laki-laki itu"

"Aku juga gak pengen ketemu Third lagi, Mark" tutur Gun.

Akhirnya setelah lama mencari jalan keluar, Gun memutuskan untuk tetap berangkat kerja. Namun dia akan minta Title atau siapa saja untuk menggantikannya bertemu dengan Emma besok & menyuruh mereka berbohong bahwa Gun sedang libur kerja. Mark menyetujuinya.

"Gimana pestanya tadi, asyik??" tanya Gun mengalihkan pembicaraan

"Besok mungkin kamu bisa liat aku di televisi" jawab Mark

"Oh ya? Berarti emang pesta penting banget dong sampe diliput tv gtu"

"Iya, rekan bisnis papaku launching perusahaan baru"

"Waahh hebat!!"

"Siapa? Aku? Tentu aja"

"Cih pede banget"

"Kamu harusnya bangga dong punya pacar tampan, kaya raya & terkenal kayak aku gini"

"Bangga sih tapi bikin was-was. Makin banyak yang liat ntar makin banyak yang naksir jadinya makin banyak yang ngejar kamu. Harus punya hati setebal beton biar gak gampang digerus oleh rasa cemburu" kata Gun panjang lebar.

"Cemburu dia bilang" Mark terkekeh "Kamu posesif juga ternyata ya"

Gun menutup mulutnya, kata-kata itu keluar begitu saja dari bibirnya. Kata-kata yang bagi Gun cukup memalukan untuk diucapkan. Entahlah tapi belakangan ini Gun terlalu menjiwai perannya sebagai 'pacar 2 minggu' Mark.

"Malam ini aku mau nginep disini" kata Mark seenaknya.

"Hah?? Ngapain kamu gak pulang aja ke apartemenmu?"

"Aku capek kak, aku males nyetir lagi"

"Tapi disini kasurnya cuma ini Mark" kata Gun sembari menepuk-nepuk kasur yang mereka duduki "Gak mungkin kan aku nyuruh tuan muda kayak kamu tidur di kasur lantai"

"Yaudah aku tidur di kasur ini sama kamu"

"Hah??? Kasurku kecil Mark, terlalu sempit buat tidur berdua"

"Gak masalah buatku"

"Tapi masalah buatku"

"Kenapa?"

"Karna..... " Gun tak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia tidak mungkin mengatakan kalau bisa-bisa dirinya jadi nafsu kalau tidur terlalu berhimpitan dengan Mark.

"Kamu takut nanti ada yang bangun ya kalo tidur seranjang denganku?"

Wajah Gun memerah 'Kenapa dia bisa baca pikiranku??' tanya Gun dalam hati.

Mark hanya tersenyum "Aku mandi dulu, pinjami aku handuk & bajumu"

"Tapi Mark aku belum bilang iya"

Mark tak memperdulikan ucapan Gun, dia terus melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Gun hanya bisa mendengus. Gun berpikir kenapa Mark tak pernah menerima penolakan darinya & kenapa dia selalu saja menuruti kata-kata Mark?

Senin yang cerah. Semalaman Gun & Mark tidur berpelukan karena memang kasur berukuran kecil milik Gun ditiduri oleh 2 orang pria dewasa. Namun mereka tidur dengan sangat nyenyak. Yang pertama kali bangun adalah Mark sedangkan Gun masih tetap terlelap dalam tidurnya. Mark tersenyum lalu menciumi pucuk kepala Gun yang bersandar nyaman di dadanya. Hal itu tidak mengganggu Gun, malaham Gun semakin membenamkan wajahnya ke dada bidang Mark & mengeratkan pelukannya di pinggang Mark.

Namun Mark harus segera membangunkan Gun karena Gun harus pergi bekerja.

"Gun, bangun!" titah Mark namun tak ada respon dari Gun "Hei Gun, ayo bangun!" Kali ini Mark mencubit pipi Gun dengan lembut.

"Eemmmmm" Gun semakin mempererat pelukannya. Rasa-rasanya dia tidak ingin bangun.

Mark hanya tersenyum "Gun, sayangku, ayo bangun, ntar kamu telat berangkat kerjanya"

"5 menit lagi" jawab Gun dengan suara parau.

"Gak ada, ayo bangun!!"

"Eemmmmm...." Gun masih enggan untuk bangun.

Mark memikirkan bagaimana cara agar Gun mau bangun. Ide nakal melintas di benaknya. Dia melesapkan tangannya ke dalam celana yang Gun kenakan lalu meremas bongkahan kenyal milik Gun.

"Ngghh" desahan lirih sedikit serak lolos dari belah bibir milik Gun.

"Kalo kamu gak bangun aku akan memakanmu" tutur Mark di telinga Gun.

Seketika Gun langsung terbangun "Dasar mesum!!!" omel Gun yang hanya dibalas senyuman oleh Mark.

Gun sudah berada di tempat kerjanya. Dia tidak mengendarai motornya ke tempat kerja seperti biasa karena Mark mengantarnya tadi. Mark memang sengaja ingin mengantarkan Gun berangkat kerja karena dia ingin menjemputnya nanti saat pulang.

Seperti yang sudah direncanakan semalam, Gun akan meminta bantuan Title untuk menemui Emma nanti. Gun menceritakan semuanya kepada Title & dia menyanggupi permintaan Gun.

Dan benar saja, siang hari Emma datang bersama dengan Third. Kak Big menghampirinya & lalu pergi untuk memanggil Gun. Namun Title berkata kepada Kak Big bahwa dia akan menggantikan Gun menemui Emma atas permintaan Gun. Kak Big tak banyak bertanya, dia mengiyakan saja. Saat melihat yang menghampiri Emma adalah bukanlah Gun, raut wajah Third terlihat bingung. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh bengkel namun tak melihat sosok Gun. Dia menjadi gusar, dia yakin Mark telah mengatakan kepada Gun bahwa dirinya akan kesitu sehingga Gun tidak menampakkan dirinya sekarang.

"Emma, mana Gun?" tanya Third saat Emma telah selesai berbincang dengan Title.

"Kata Kak Title, Kak Gun sedang libur kerja" jawab Emma.

"Kamu punya kontaknya?"

"Gak punya"

"Tempat tinggalnya kamu tau?"

"Enggak juga Kak. Coba aja tanya sama karyawan sini atau Kak Big"

Third paham bahwa percuma dia bertanya pada karyawan disini atau pemiliknya, mereka tak akan memberikan informasi pribadi Gun begitu saja. Dalam hati Third berkata tak apa-apa kali ini dia gagal, dia akan tetap mencobanya lagi sampai dia bisa bertemu dengan Gun & berbicara dengannya. Gun sendiri dia bersembunyi di dalam ruang karyawan & tak berani keluar sampai Title mengatakan bahwa Emma & Third telah pergi.

To be continued.

Celoteh author :

Dimulailah babak peperangan antara negara api & negara air memperebutkan 9 bola naga. Hahahahaha 😆😆😆 apa-apaan coba!!!
Mungkin ada ide, saran, kritik atau uneg-uneg buat Vy silahkan aja disampaikan. Vy orangnya welcome kok hihi
Full Love

💌💌 VY 💌💌

📌 I'M INTO YOU 📌Where stories live. Discover now