ch.26: Acceptance

Start from the beginning
                                    

"Kau mendapatkan kiriman bunga?" Arsitek Yoon sudah bisa menebak darimana kiriman itu berasal, tapi dia sama seperti Sungmin, mengejek sang pengirim yang dengan berlebihannya mengirimkan buket bunga meski tahu mereka bekerja di kantor yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau mendapatkan kiriman bunga?" Arsitek Yoon sudah bisa menebak darimana kiriman itu berasal, tapi dia sama seperti Sungmin, mengejek sang pengirim yang dengan berlebihannya mengirimkan buket bunga meski tahu mereka bekerja di kantor yang sama.
"Bukan bunga, ini coklat". Sungmin tersenyum.
Arsitek Yoon lebih tertegun dibanding berpikir Sungmin menerima bunga, dia tersenyum smirking, "apa ini valentine? Kalian berdua.. Lebih menyebalkan dibanding pasangan yang dimabuk cinta, ternyata pasangan yang dimabuk cinta dimanapun sama".
Sungmin menyembunyikan kartu ajakan married itu dan arsitek Yoon tidak mengetahuinya.
"Kau mau makan coklat?"
"Aku tidak mau gemuk, kau saja yang gemuk" arsitek Yoon tahu coklat sebanyak itu tidak mungkin dihabiskan sendiri jadi dia bilang agar Sungmin saja yang menghabiskan coklatnya.

Sungmin duduk dan meletakkan buket coklatnya diatas meja, dia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan, bukan untuk menjawab isi kartu tapi untuk meledek Kyuhyun.

"Kenapa harus memakai delivery service? Kau bisa memberikannya sendiri kan?"
"Bukankah pasangan yang romantis selalu begitu? Mengirimkan bunga untuk pacarnya? Tapi karena kau laki-laki mungkin akan terlihat aneh jika itu benar-benar bunga".
"Tetap saja kau memberikanku sebuah buket, bukankah itu tetap terlihat aneh?" Sungmin mengirimkan lagi, "tapi..terimakasih"

Saat pulang Sungmin naik mobil Kyuhyun memegang buket coklat Ferrero.

"Wah itu buket yang sangat besar" Kyuhyun berucap seolah takjub, Sungmin hanya meliriknya sambil memutar bola matanya, "kau suka?".
Tentu saja, coklat impor yg lezat dan mahal, kenapa tidak suka?
"Untung saja, semua orang tidak curiga dan bertanya ini buket dari siapa, jangan lakukan ini lagi, rasanya sangat aneh".
"Bagaimana dengan pesan di dalamnya?".
Sungmin melihat buket di pangkuannya, "tidak sekarang". Sungmin tidak merasa terbebani menjawabnya karena Kyuhyun juga sudah tahu apa jawaban Sungmin.

Sampai di dalam penthouse Sungmin masih memegang buket, dia melepas sepatu dengan sebelah tangan, Kyuhyun hampir berlutut untuk membantu Sungmin melepas sepatunya tapi Sungmin melarangnya dan meminta Kyuhyun untuk membantu memegang buketnya saja. Setelah itu Sungmin meminta buketnya kembali dan masuk ke dalam ruang utama.

"Apa kau tidak mau meminta sesuatu?" Sungmin bertanya.
"Eh? Meminta apa?"
"Balasan karena kau sudah memberikan buket ini?"
"Aku tidak pernah berpikir untuk mendapat balasan, jika tidak...aku pasti sudah mengumpulkan banyak kredit darimu".
Sungmin tahu maksudnya, Kyuhyun sudah banyak memberi untuk Sungmin, Sungmin hanya bisa menunduk dan meliriknya.

Sungmin yang berdiri di samping Kyuhyun mencondongkan badan ke samping dan mencium pipi Kyuhyun.

"Terimakasih". Ini hanya skinship kecil dan Sungmin tidak merasa dia hilang harga diri, hanya merasa seperti mencium seorang (pacar)perempuan karena dia sudah bersikap manis. Tanpa dia sadari dirinyalah yang sudah bersikap manis.
"Bukan seperti itu kan"
Kyuhyun memegang pinggang Sungmin dan menariknya, karena Sungmin memegang buket besar jadi dia tidak bisa menghindar atau menahan Kyuhyun, jadi dia hanya bisa mengantisipasi bibir Kyuhyun yang datang mendekat. Menempel dengan lembut pada bibirnya.

AbidingWhere stories live. Discover now