"Kamu pasti udah denger cerita tentangku & Gun" lanjut Third langsung pada inti pembicaraan "Aku pengen ketemu sama dia, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan Gun. Jadi beritahu aku dimana dia tinggal"
Mark menyeringai "Gak ada yang perlu kamu bicarain sama Gun. Kamu gak perlu repot-repot ketemu sama dia"
"Ini urusanku sama Gun, kamu gak usah sok tau disini"
"Gun itu pacarku, jadi urusannya adalah urusanku juga"
"Berani kamu ngomong gitu?? Gimana kalo aku bilang ke orangtuamu kalo ternyata anak semata wayangnya punya hubungan dengan sesama jenis?"
"Apa kamu pikir orangtuaku itu pikirannya konservatif?" Mark tersenyum mengejek kepada Third "Lagian buat apa kamu pengen ketemu Gun?"
"Bukan urusanmu"
"Kamu pengen jadiin dia mainanmu lagi? Kamu itu bodoh atau apa, aku juga bisa bilang ke kedua orangtuamu tentang perilaku brengsekmu itu"
Mereka saling mengancam & saling bertatapan tajam. Saat itu datanglah seorang gadis cantik menghampiri mereka.
"Kak Third" sapa si gadis "Mark"
Gadis ini mengenal kedua pemuda tampan itu.
"Emma?" balas Third.
"Hai, udah lama banget gak ketemu Kak. Apa kabar??"
"Baik. Kamu sendiri??"
"Aku juga baik Kak" Emma berganti menatap Mark "Kalian juga saling kenal?"
Third ataupun Mark hanya diam saja tak menjawab. Emma menjadi bingung sendiri dengan atmosfir yang ada di sekitar kedua pemuda tampan tersebut. Terasa sangat intens & menyesakkan.
"Mark besok beri aku tumpangan lagi" tutur Emma memecah kebisuan "Kak Big tadi nelpon aku, katanya Kak Gun udah selesai...... "
Mark menutup mulut Emma secara spontan. PLAKK!! Emma memukul tangan Mark sedikit agak kencang karena tak terima tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh Mark.
"Mark apa-apaan sih??" gerutu Emma.
Mark hanya melotot. Emma semakin bingung dengan kelakuan temannya ini.
"Emma, kamu tadi bilang Kak Gun??" tanya Third menyela.
"Kamu salah denger" sahut Mark dengan sinis.
"Aku nanya Emma, bukan kamu" balas Third tak kalah sinisnya.
Third menarik tangan Emma untuk mengajaknya menjauh dari Mark. Sebenarnya Mark ingin menghentikan mereka namun Mark harus memperhitungkan situasi saat ini, dia tidak ingin membuat keributan di waktu & tempat yang tidak tepat seperti sekarang. Mark pergi keluar ruangan. Dia meraih ponselnya lalu menelepon seseorang.
"Gun" kata Mark saat panggilannya diangkat oleh Gun.
"Iya Mark, ada apa?" balas Gun.
"Berhentilah bekerja di tempat Kak Big"
"Hahh???? Kenapa tiba-tiba kamu nyuruh aku berhenti??"
"Karna laki-laki itu saat ini mungkin udah tau tempat kerjamu"
"Laki-laki siapa?"
"Third"
Gun terdiam. Dia berpikir darimana Third bisa tau tempat kerjanya.
"Gimana dia bisa tau?"
"Aku ketemu dia disini"
"Kamu ngasih tau dia dimana tempat kerjaku?"
"Aku gak sebodoh itu, mana mungkin aku ngasih tau dia dimana keberadaanmu"
"Trus siapa?"
"Emma"
"Hahh?? Emma??"
"Iya. Emma ada disini & ternyata dia juga kenal sama Third"
Mark mulai menceritakan semua yang terjadi tadi. Gun yang mendengarnya menjadi panik sendiri. Dia bingung harus berbuat apa. Mark mematikan sambungan telepon karena dia dicari oleh orangtuanya.
Gun termenung di atas kasurnya. Rasa sakit di hatinya yang belakangan sudah tidak pernah dia rasakan lagi mendadak kembali hadir & mulai menjerat erat seluruh jiwanya. Dia seperti kesusahan dalam bernafas. Entah apa yang akan terjadi apabila Third benar-benar kembali hadir di hidupnya.
Apakah dia sudah berubah? Apakah dia akan meminta maaf? Apakah dirinya akan memaafkan Third? Atau apakah nanti Third akan kembali bersandiwara untuk dapat memporak-porandakan hatinya lagi? Atau apa? Apa yang diinginkan Third?
Banyak pertanyaan & kemungkinan memenuhi kepala Gun. Semesta seperti sedang bercanda dengan Gun saat ini namun candaannya sungguh tidak lucu.
Kembali ke pesta para kaum borjuis. Selesai berbasa-basi dengan rekan bisnis kedua orangtuanya, Mark melangkah menghampiri Third.
"Jangan pernah kamu tunjukkin mukamu ke hadapan Gun lagi" gertak Mark. Jujur baru pertama kali ini Mark peduli dengan urusan orang lain. Biasanya dia tidak akan ambil pusing apa yang orang lain ingin lakukan.
Third mengedikkan bahunya secara arogan "Itu bukan urusanmu"
Rasa-rasanya Mark ingin melayangkan pukulan kepada Third namun tentu saja itu tidak mungkin dia lakukan, setidaknya untuk saat ini. Secara imajiner mereka telah resmi mengibarkan bendera perang.
To be continued.
Celoteh author :
Terima kasih udah mau baca cerita ini. Kasih dukungan terus yaa 😘😘 jangan lupa terus ikutin kelanjutannya. Kalo ada uneg-uneg buat Vy silahkan aja koment atau DM Vy. Dengan senang hati Vy akan balas sebisa mungkin.
Jub jub 😘😘
💌💌 VY 💌💌
VOCÊ ESTÁ LENDO
📌 I'M INTO YOU 📌
Fanfic🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'. Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
'War Begin'
Começar do início
