"Kamu mau makan apa?? Aku tadi udah nyuruh bik Nina belanja, jadi di kulkasmu udah ada banyak bahan makanan" mata Gun terlihat berbinar-binar saat mengatakannya "Aku bakalan masak buat kamu"
"Terserah kamu aja. Apa aja yang kamu masak pasti aku makan" jawab Mark sambil melenggang naik ke kamarnya, meninggalkan Gun yang menahan senyumnya di ruang tengah.
Gun mulai memasak di dapur yang jarang sekali digunakan itu. Mark selalu makan diluar, hanya saat sarapan kadang dia minta dibuatkan sesuatu oleh Bik Nina. Badan Gun berangsur enakan, nyeri yg dia rasa sudah tidak terlalu parah. Gun memasak sambil bersenandung lirih tak sadar apabila Mark sudah selesai mandi & sedang memperhatikannya dari pintu dapur.
"Hhmmmm🎶.. Hhmmm 🎶... Hhmmm🎶" entah apa yang didendangkan oleh Gun, kepalanya juga ikut bergerak-gerak ke kanan & ke kiri.
Melihat itu Mark hanya mampu menahan tawanya. Dia tak ingin menyela kesenangan Gun. Mark sendiri juga merasa senang melihat tingkah laku Gun saat ini. Hingga akhirnya Gun membalikkan badan & melihat Mark berdiri di pintu dapur.
"Aarrghhh!!!!" Gun terkejut melihat Mark "Maarrkk!!! Hobi banget sih ngagetin orang!!!!!" gerutu Gun.
"Aku udah berdiri disini dari tadi" kata Mark "Kamu aja yang gampang kaget"
"Ya mana aku tau. Kamu itu kayak ponsel mode senyap tau gak??!!"
Mark hanya tersenyum simpul. Dihampirinya Gun. Dan aroma wangi itu tercium lagi, aroma yang mampu menenangkan hatinya.
"Hmm ternyata bau parfummu" ucap Gun.
"Parfumku?" tanya Mark.
"Iya. Pasti parfum mahal, baunya dari pagi sampai kamu pulang masih nempel. Aku pikir kamu abis mandi dimana, kirain itu bau sabun"
"Oohh, ini maksud pertanyaanmu tadi soal aku udah mandi apa belum?"
"He-em"
"Kamu mikirnya aku mandi dimana?"
"Yaa...mana aku tau..." Gun memutar bola matanya, sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.
"Pasti kamu mikir yang gak-gak"
"Enggakkk"
"Bohong"
"Beneran"
Mark hanya memperhatikan wajah Gun. Ditatapnya wajah itu lekat-lekat. Yang ditatap malah jadi salah tingkah sendiri.
"Mark kalo kamu gak ada kerjaan disini mending kamu ngapain kek" perintah Gun.
"Aku ada kerjaan kok" jawab Mark.
"Kerjaan apaan?? Dari tadi juga cuma bengong ngliatin aku"
"Ya itulah kerjaanku" tutur Mark "Ngliatin kamu"
Gun tersipu malu. Fokusnya ke masakan jadi berantakan. Bisa-bisa masakannya gosong semua nanti.
"Udah kamu pergi sana, kamu cuma gangguin aja" seru Gun mencoba menutupi rasa malunya.
"Aku kan gak ngapa-ngapain cuma diam aja" balas Mark.
"Ya karna itu, kamu disini bikin konsentrasiku ilang"
"Lha kenapa??"
"Udah sanaaa!!" Gun mendorong punggung Mark dengan pelan.
Mark hanya tersenyum. Lalu dengan tiba-tiba dia raih kepala Gun & diciumnya lembut bibir penuh milik Gun itu.
"Cepatlah dikit, aku udah mulai laper" kata Mark sambil berlalu meninggalkan dapur.
Gun yang mendapat serangan tiba-tiba hanya bisa mematung. Hatinya berbunga-bunga dengan perlakuan Mark yang selalu mampu memberinya kejutan-kejutan manis. Gun terbangun dari lamunannya & mulai melanjutkan memasak.
Bersyukurlah karena Mark bukan orang yang pemilih dalam hal makanan & tidak memiliki alergi makanan, makanya Gun dengan mudah menentukan menu untuk makan malam kali ini.
'Kencan malam minggunya cukup makan malam berdua di apartemen aja' batin Gun seraya terkekeh sendiri.
To be continued.
Celoteh author :
Yeee....
Udah gitu aja hahaha
Jub jub 😘😘
💌💌 VY 💌💌
KAMU SEDANG MEMBACA
📌 I'M INTO YOU 📌
Fanfiction🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'. Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
'Counting days'
Mulai dari awal
