"Jadi selama berhubungan denganku Third juga berhubungan sama orang lain??" tanya Gun.

"Kemungkinan besar iya Gun" jawab James "Karna emang begitulah sifatnya. Dia gak akan puas cuman sama satu orang"

"Bos itu emang kurang ajar kalo udah urusan kayak gini" umpat Yatch "Padahal Gun, kamu itu karyawan kesayangan kami semua. Bos bener-bener udah kelewatan"

"Diamlah Yatch, kamu gak ngebantu malah bikin keruh suasana aja" hardik James.

Setelah beberapa jam kemudian, Gun yang sudah lelah menangis berpamitan untuk pulang. James & Yatch menawarkan diri untuk mengantarkannya, mereka takut kalau terjadi apa-apa kepada Gun. Mereka takut Gun tidak fokus mengendarai motornya. Namun Gun menolak dengan alasan dia sudah mulai tenang. Yatch & James meminta Gun memberi kabar kepada mereka kalau Gun sudah sampai di kontrakannya & Gun menyanggupinya.

Sesampainya di kontrakan, Gun membantingkan diri ke atas kasur. Diraihnya ponselnya dari dalam kantong celana. Dilihatnya ada pesan & panggilan masuk dari Third. Membaca namanya saja sudah membuat hati Gun teriris-iris. Kembali air mata menetes dari matanya yang kini telah bengkak karena terlalu banyak menangis.

Dia hanya mengirim pesan kepada James & Yatch sesuai janjinya tadi. Dia tak menghiraukan pesan dari Third. Hatinya sudah terlampau sakit. Padahal perasaannya kepada Third benar-benar tulus namun ternyata dia hanya alat untuk bersenang-senang saja. Gun ingin menjerit, semua terasa sangat menyakitkan.

Sudah berhari-hari Gun tidak masuk kerja. Dia mengundurkan diri, namun tak secara langsung. Dia hanya mengirim pesan kepada teman-teman kerjanya bahwa dia tak akan lagi masuk kerja. Karyawan Third merasa sangat kehilangan Gun, James & Yatch yang mengetahui alasan Gun mengundurkan diri tak memberitahukannya kepada siapa pun. Bahkan saat Third menanyakan pada semua karyawannya tentang Gun, James & Yatch hanya diam saja pura-pura tak tahu apa-apa. Third sudah beberapa hari mendatangi kontrakan Gun, namun Gun tak ada lagi disana. Gun pulang ke rumah orangtuanya & mengganti nomor teleponnya. Dan meminta James & Yatch untuk tidak memberitahukan nomor barunya kepada Third.

Saat pulang itulah dia bertemu dengan Title, temannya sejak dari jaman masih sekolah dulu namun komunikasi mereka terputus karena kesibukan masing-masing. Gun menceritakan kesedihannya kepada Tittle & akhirnya Title mengajak Gun untuk kerja bersama dengannya. Gun menyetujuinya, sudah saatnya memulai semuanya dari awal lagi. Gun bertekad untuk bangkit kembali.

Untuk sementara waktu Gun akan tinggal bersama dengan Title sebelum mendapatkan cukup uang untuk menyewa kontrakan sendiri. Saat tinggal bersama itulah Title menyaksikan betapa rapuhnya Gun saat patah hati. Dengan bantuan Title pulalah perlahan-lahan luka Gun dapat terobati, luka yang meskipun sudah sembuh namun akan tetap meninggalkan bekas yang akan Gun ingat sepanjang hidupnya.

Flashback End.

Mata Gun berkaca-kaca saat menceritakan masa lalunya itu. Hatinya sedikit nyeri saat mengenang kembali kejadian pahitnya dengan Third. Mark ikut geram mendengar cerita Gun. Meskipun Mark dikenal playboy karena sering gonta-ganti pacar, namun tak pernah sekalipun saat berpacaran dengan mereka Mark berselingkuh atau memanfaatkan tubuh mereka. Mark sebisa mungkin membuat mereka bahagia, menghargai mereka & tak menyakiti mereka meskipun semua tak berlangsung untuk waktu yang lama. Dan Mark mengakhiri hubungan dengan mereka pun karena tak ingin melukai hati mereka lebih dalam karena Mark tahu pada akhirnya Mark tak akan bisa jatuh cinta kepada mereka.

Mark bangkit dari kursinya & duduk berlutut di hadapan Gun. Meraih wajah Gun yang ternyata telah basah oleh airmata & mengusap kedua pipi Gun untuk membasuh airmata itu agar hilang.

"Jangan nangis, aku gak pengen liat kamu nangis" ujar Mark "Kamu harus selalu ketawa saat bersamaku, Gun. Maafin aku karna udah nanya hal itu ke kamu"

Ucapan Mark malah membuat airmata Gun tambah deras mengalir. Mark berdiri & menenggelamkan kepala Gun ke perutnya. Mark mengusap-usap rambut Gun, mencoba untuk menenangkannya. Gun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Mark, memeluknya erat. Gun merasakan kenyamanan saat bersama Mark, namun rasa takut akan rasa sakit yang sama masih menghantuinya. Meskipun Gun percaya bahwa Mark berbeda dengan Third, namun ingatan tentang masa lalu yang menyakitkan itu tak mudah untuk dihapuskan begitu saja. Sesusah-payah apapun usaha Gun untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa hal itu tidak pernah terjadi, pada akhirnya usahanya selalu gagal. Rasa sakit itu kadang-kadang muncul begitu saja bukan hanya di mimpinya namun juga di alam sadarnya.

Itulah alasan kenapa Gun sering pergi ke gay bar & berganti-ganti pasangan. Semua itu dia lakukan sebagai pelarian untuk mengusir rasa sakit yang terkadang datang tanpa diundang. Meskipun kejadian itu terjadi sekitar 1,5 tahun yang lalu namun sakitnya masih terasa seperti hari kemarin.

To be continued.

Celoteh author :

Mungkin chapter ini sedikit klasik. Tapi tak apalah Vy suka kok hahaha
Jub jub 😘😘
Full Love

💌💌 VY 💌💌

📌 I'M INTO YOU 📌Where stories live. Discover now