Chapter 1

941 59 20
                                    

Lima bulan yang lalu.

"Apakah kamu bersemangat, Hina? Kau akan berada di sampul majalah Lifestyle! Ini dia! Terobosan kariermu!"Ucap Robin sambil melirik model agensinya yang duduk disampingnya.

Sekarang mereka sedang berada didalam mobil ditengah keramaian jalan.

"Ya, aku yakin itu tidak ada hubungannya dengan artikel yang mereka buat kacau, dan cibiran dari industri lainnya. Pasti sulit mendapatkan pertunjukan, dengan semua orang berjuang untuk tidak bekerja dengan mereka."Ucap Hina dengan sinisnya.

"Dengar Hina, aku benar-benar minta maaf pemesanannya lambat. Kami mencoba....."

"Sudah tiga tahun sejak aku membuat debut modeling aku dengan agensimu! Modeling paling memalukan yang pernah aku dapatkan adalah iklan pil diare!"Ucap Hina.

"Tapi itu masa lalu! Ini adalah terobosan besar untukmu!"Ucap Robin.

"Ya, terserahlah. Turunkan aku di sini."Ucap Hina.

"Tetapi kantor Lifestyle masih berjarak beberapa blok lagi."Ucap Robin.

"Aku berhenti."Ucap Hina membuat Robin langsung menghentikan mobilnya karna terkejut.

"Apakah kau ingin memalukanku sekarang? Aku sudah berjanji pada mereka kalau aku akan membawa model!"Ucap Robin kesal.

"Aku yakin kau memiliki bakat lain yang membusuk di agensi untuk menggantikanku. Aku mengerti bahwa kau berusaha sangat keras untuk menjaga perusahaan ayahmu tetap berjalan, tetapi itu tidak terjadi. Malang sekali."Ucap Hina sinis lalu membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.

"Dia adalah talenta terakhir yang kami miliki di agensi....."Gumam Robin sambil menghela napasnya.

"Apa yang akan aku lakukan sekarang?"Gumam Robin.

Tiba-tiba saja, Robin merasakan handphone yang ada disaku kemejanya bergetar, lalu dia melihat nama fotografer yang akan melalukan shoot nanti tertera disana.

'Gawat.'Pikir Robin sambil mengangkat telponnya.

"Halo! Agen Artis Nico berbicara!"Sapa Robin ramah. 

"Kau terlambat lima menit! Kami tidak dapat memulai syuting tanpamu!"

"Kami sedang dalam perjalanan!"Tanggap Robin dengan tenangnya.

Lalu sambungan telpon itupun terputus.

"Ini kacau!"Pekik Robin putus asa sambil menyenderkan kepalanya disetir mobil.

"Hina benar, perusahaan ayah hancur dan hancur di tanganku"Gumam Robin.

Ayah Robin menderita stroke setahun yang lalu. Dia tidak bisa menangani berita tentang agensinya yang gagal - jauh sekali dari masa keemasannya.

Soalnya, didunia Hollywood yang tidak bermoral, orang harus kaya, berpengaruh, dan licik untuk bisa berada dipuncak rantai makanan.

Tapi ayah Robin tidak punya apa-apa.

Ayah Robin melakukan yang terbaik tetapi dia akhirnya diinjak-injak.

Dan kemudian dia menyerahkannya pada Robin agar agensinya tidak tenggelam lebih jauh.

Robin bangkit, lalu menghela napasnya.

"Kau dapat melakukan ini, Nico Robin!"Ucap Robin menyemangati dirinya sendiri, lalu dia mulai menjalakan mobilnya kembali.

* * *

Sementara itu.

Didalam kamar apartemen mewah.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Mar 07, 2019 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

I Married a Millionaire Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu