🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'.
Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
Setelah itu Third membersihkan perut Gun dengan tisu & membantunya untuk duduk. Sungguh Gun merasakan sakit & perih yang teramat sangat di sekujur tubuh terutama di lubang anusnya, bahkan perutnya pun terasa diaduk-aduk. Third menciumi seluruh wajah Gun mencoba untuk menenangkannya.
Third lalu membantu Gun untuk berjalan menuju ke mobil. Untung saja toko Third tidak berada di dalam mall, kalau iya sudah pasti Gun akan menahan sakit lebih lama lagi. Third membawa Gun ke apartementnya. Disana dia merawat Gun yang telah kesakitan akibat ulahnya. Dan memberinya libur sampai dia benar-benar sembuh. Third juga membelikan salep khusus untuk mengobati lubang anus Gun ke apotik, dia sampai memakai masker & kacamata saat membeli obat itu. Selama masa pemulihan itu Gun berada di apartement Third. Rasa sukanya semakin bertambah kepada Third karena perhatian yang Third berikan.
Saat sudah benar-benar pulih Gun kembali beraktivitas seperti biasa. Gun & Third pun melakukan hubungan itu berulang kali sesudahnya. Dan mereka sengaja mempelajari hal-hal yang diperlukan sebelum melakukan hubungan sesama jenis agar Gun tidak merasakan kesakitan lagi seperti awal mereka melakukannya.
Hubungan mereka kini telah melebihi hubungan antara bos & karyawan saja. Dan semua teman-teman kerja Gun sudah mengetahuinya meskipun Gun ataupun Third tidak menceritakannya. Karena semua terbaca jelas dari bahasa tubuh mereka sehari-hari di toko.
Gun merasa sangat bahagia dengan hubungannya bersama Third saat ini. Dia benar-benar sedang dilanda cinta yang teramat dalam. Third pun menunjukkan sikap yang mesra & romantis kepada Gun. Mengajaknya kencan, memberinya barang-barang bagus, memeluknya dengan hangat & lain sebagainya yang membuat Gun terbang ke atas awan.
▶
▶
▶
Hubungan Gun & Third sudah berlangsung sekitar 6 bulan lebih. Gun sudah sering menginap di apartement Third. Pada suatu hari saat Gun libur kerja, Gun berniat mengajak Third untuk makan malam di kontrakannya. Dia akan memasak sesuatu yang spesial untuk Third, namun Third menolak karna dia harus menyelesaikan tugas kuliahnya bersama teman-temannya. Karna Third tidak bisa akhirnya Gun tidak jadi memasak atau lebih tepatnya jadi malas untuk masak. Akhirnya dia putuskan untuk makan diluar.
Gun sudah memiliki kendaraan sendiri, sebuah sport bike berwarna merah. Sebenarnya Gun menyukai warna silver namun entah mengapa kebanyakan benda miliknya berwarna merah.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Gun melajukan motornya dengan kecepatan rendah sembari pandangannya sibuk mencari tempat makan yang menurutnya enak. Saat sedang tengah mencari-cari itu Gun melihat sebuah mobil berhenti di sebuah restoran. Mobil yang Gun hapal betul milik siapa itu. Gun menghentikan laju motornya. Lalu dilihatnya seorang laki-laki & perempuan keluar dari mobil tersebut.
'Katanya dia masih sibuk ngerjain tugas bareng temen-temennya??' batin Gun 'Apa mereka ngerjainnya disini??' Laki-laki yang barusan keluar dari mobil tersebut adalah Third.
Gun mengikuti mereka masuk ke dalam restoran. Awalnya Gun ingin menghampiri Third namun niat itu dia urungkan saat melihat Third & perempuan itu terlihat sangat mesra. Gun memutuskan untuk duduk di sebuah meja yang tak jauh dari tempat Third duduk.
Gun menyaksikan setiap yang Third lakukan. Gun melihat Third dengan lembutnya menyentuh tangan perempuan itu, melihat bagaimana hangatnya tatapan mata Third memandang paras cantik si perempuan & Gun juga menyaksikan Third mencium bibir si perempuan. Dan seketika hati Gun remuk tak berbentuk.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Perempuan itu tersenyum manja di pelukan Third. Mereka bermesra-mesraan di tempat umum tanpa memperdulikan orang-orang di sekitar seperti dunia milik mereka berdua. Tanpa mereka menyadari bahwa di salah satu meja ada seorang laki-laki yang sekuat tenaga menahan agar airmatanya tak jatuh menetes.
Gun masih saja terdiam di tempat, berharap yang dia saksikan di depan matanya saat ini hanyalah sebuah ilusi saja. Tapi semuanya terlihat jelas, Third & perempuan itu masih terlihat sangat mesra & dimabuk cinta. Hingga akhirnya Gun tak mampu untuk melihatnya lebih lama lagi. Dia beranjak pergi dengan menahan air matanya yang hampir tumpah.
Gun melajukan motornya tak tentu arah. Dia menangis dalam perjalanan, namun tak seorang pun akan tau karena wajah Gun tertutupi oleh helm. Dia lalu berhenti di sebuah bar yang dia sendiri pun tak tahu apa namanya. Dia memesan minuman pun asal saja. Orang-orang di bar tersebut akan tahu kalo Gun habis menangis karna mata & pipinya masih terlihat basah. Lalu seseorang menghampirinya.
"Gun" sapanya.
Gun menoleh & didapatinya Yatch & James, teman kerjanya. Gun diam saja tak mampu menjawab. Yatch & James duduk di sebelah Gun tanpa disuruh. Yatch & James saling bertatapan, mereka saling memberi kode untuk mengajak Gun bicara. Namun dua pemuda itu sama-sama menggeleng. Akhirnya Yatchlah yang angkat bicara.
"Gun mukamu berantakan banget, kamu habis nangis ya??" tanya Yatch yang memang terkenal ceplas-ceplos.
James menepuk jidatnya mendengar kebodohan temannya itu. Setidaknya pilihlah kata-kata yang lebih puitis, begitu pikir James. Namun begitulah Yatch, mulutnya lebih cepat bertindak daripada otaknya.
"Hei Yatch, kamu itu bodoh banget sih. Gak bisa baca suasana" gerutu James.
"Kamu yang nyuruh aku ngomong, sekarang kamu juga yang ngatain aku bodoh. Ya udah kamu aja sana yang ngomong"
James menghembuskan nafasnya kasar. Ditatapnya Gun yang hanya diam saja sambil terus meminum alkohol di dalam gelasnya.
"Gun, kamu kenapa?" tanya James lembut.
Gun masih terdiam. Yatch & James saling bertatapan lagi, seakan mereka dapat berkomunikasi melalui telepati.
"Gara-gara si bos ya??" celetuk Yatch yang mulai hilang kesabaran.
"YATCH!!!" James melotot ke arah Yatch tanda bahwa kali ini mulut Yatch benar-benar hilang kendali.
Gun menoleh ke arah Yatch. Dia heran kenapa Yatch bisa tahu. Sikap Gun yang seperti ini memberi isyarat bahwa ucapan Yatch tepat kena sasarannya. Yatch & James pun saling bertatapan lagi, seakan mereka telah mendapatkan jawaban yang cukup jelas.
To be continued.
Celoteh author :
Semoga chapter ini tidak membosankan ya, hehehe. Udah lah segitu aja, mau lanjut chapter selanjutnya ✌✌ Full love