[BERTEPUK SEBELAH TANGAN?]

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Dena dari dulu ngincer lu tuh. Udah cantik, mulus. Sayang dong kalo lu cuekin terus."

"Mmmm kalo urusam cewek aja tau banget lu, Ko. Gue aja ga tau dia siapa."

"Namanya Dena, lu lupa? Itu yang dulu asmanya kambuh terus lu datang nolongin dia waktu acara peresmian gedung G."

"Lupa, Ko."

"Ah, masa lu lupa?"

"Ya, mana gue ingat. Kan waktu itu banyak cewek-cewek asma, kesurupan, pingsan dan apalah sebagainya. Mana mungkin gue ingat. Lagian gue nolong ga pernah gue ingetin orang-orangnya satu per satu terus gue mintain nomor telponnya kayak lu!"

"Eh, dia pernah curhat ke gue tentang perasaannya ke lu. Kasian tau, dia suka banget sama lu."

"Lalu, lu mau gue ngapain?"

"Coba dong lu kasih kesempatan sedikit buat hati lu itu, Suf. Siapa tau lu juga suka."

"Kenapa harus gitu?"

"Ya, karena kita harusnya menghargai orang yang memiliki penilaian khusus untuk kita, kasian tau, dia cintanya bertepuk sebelah tangan."

"Bukan cinta itu namanya dan menurut gua ga baik mencintai sesuatu yang berlebihan sampai melupakan betapa berharga diri sendiri, gimana mau menghargai orang lain kalau diri sendiri aja ga dihargai."

"Tapi kan, Suf......"

"Gua ga bisa, Ko." Yusuf merebut bola basket dari tangan Iko kemudian memasukannya ke dalam ring.

"Sufff." Iko kembali merebut bola basket dari tangan Yusuf, "lu beneran ga suka?"

"Kenapa emangnya? Mau lu deketin?"

"Ya engga, lah, dia sukanya sama lu, Suf. Bukan gue."

"Kali aja mau lu nikahin, gue sih dukung banget."

"Ah, gua masih betah lajang kali, masih banyak mimpi gue yang belum tercapai."

"Jangan kelamaan ngasih harapan palsu, ingat Ko. Laki-laki sejati itu yang bisa ngasih kepastian dengan jelas, buat apa ngasih hati kalau cuma buat tujuan yang samar." Yusuf merebut bola dari Iko kemudian diikuti oleh teman-teman tim mereka.

Latihan basket hari itu dimulai. Yusuf dan Iko terlihat semakin tampan. Tetesan keringat yang membasahi tubuh seakan menjadi semangat bagi keduanya. Tim yang terkenal hebat itu tentunya memiliki daya tarik sendiri bagi para penonton.

Lapangan pun dikelilingi banyak orang untuk menyaksikan tim Yusuf yang sedang latihan dengan kekuatan maksimalnya.

"Gee?" Yusuf menghentikan permainannya saat melihat Gee berada di pinggir lapangan dengan sebotol air mineral di tangannya, "Gee." Yusuf melambaikan tangan namun banyaknya penonton yang berada di sekitar membuat Gee tidak mampu mendengar suara panggilan dari Yusuf.

Dari arah belakang Yusuf, terlihat Iko berlari dan mendekati Gee.

"Ngapain Iko sama Gee?" hati Yusuf bersuara kemudian ia ikut serta mendekati Gee.

"Heiii, udah selesai latihannya?" tanya Gee kepada Iko dengan akrab.

"Bentar lagi, Gee. Tunggu aku ya. Oiyaa kenalin, ini Yusuf, sahabat aku" Iko memperkenalkan Yusuf kepada Gee.

"Kita udah kenal, malahan aku lebih dulu kenal sama Yusuf daripada sama kamu. Iya, kan, Suf?"

Yusuf terdiam memandang wajah Gee yang sudah beberapa minggu tidak dilihatnya itu.

"Owhh kalian udah saling kenal?" tanya Iko kepada Gee dan Yusuf.

"Iya, kita udah kenal, Yusuf asik banget orangnya." Jawab Gee.

Fii Amanillah (Telah Terbit)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ