🍀 Fanfict Mark & Gun dari LBC yang terinspirasi dari manga karya Takarai Rihito yang juga diangkat menjadi BL drama berjudul 'Sevendays'.
Mark akan menerima siapa pun yang pertama kali mengajaknya pacaran di hari senin. Namun akan memutuskan merek...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ruangan itu sendiri di dominasi warna hitam, abu-abu & coklat tua. Ruangan yg menurut Gun cocok sekali dengan kepribadian Mark. Gun mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan yg terkesan tertata sangat apik & terkesan rapi.
Gun ingin melihat televisi, dia mencari-cari dimana keberadaan remote controlnya. Setelah menemukannya dia menyalakan televisi & mencari acara yg menurutnya bagus. Beberapa menit kemudian, terdengar langkah kaki menuruni tangga.Gun menoleh ke arah asal suara. Terlihatlah sosok Mark yang mengenakan handuk yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya. Gun terbelalak kaget. Terlihat tubuh putih Mark yang sedikit lebih kekar darinya.
Dadanya yang bidang & perutnya yang sedikit terbentuk yang dihiasi dengan bulu-bulu halus dari pusar turun sampai ke bawah, ke bagian yang Gun mulai membayangkan bagaimana bentuk & ukurannya. Gun menelan ludahnya sendiri, mukanya memanas, Gun mengalihkan pandangan kembali menonton acara tv yang tadi dia pilih. Gun sama sekali tidak menggubris apa yang sedang ditayangkan meskipun matanya tertuju pada layar televisi karena mendadak otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik, serasa ada banyak semut yang menggelitiki otaknya.
Mark menangkap perubahan warna merah yang jelas di wajah putih Gun. Mark menyeringai, dia menyadari apa penyebab wajah Gun bersemu merah. Dia berjalan mendekati Gun, berdiri di sampingnya sambil berkacak pinggang. Gun yg menyadari bahwa posisi wajahnya dengan bagian tubuh Mark yang ditutupi handuk itu begitu dekat, menjadi gugup & berdebar-debar. Dia seorang gay & ada seorang laki-laki sedang bertelanjang dada berdiri di sebelahnya, jadi wajar saja kalo dia merasakan hal seperti itu.
Wangi sabun dari tubuh Mark yang baru saja selesai mandi merasuk ke dalam alat penghidu Gun. Membuat Gun semakin gelisah dalam duduknya. Sedangkan Mark hanya diam saja memperhatikan polah Gun sembari tetap menyunggingkan senyumannya.
Gun yang sudah tidak tahan lagi pun akhirnya menghardik Mark "Kamu ngapain sih diem aja disitu? Bukannya cepet-cepet pake baju malah cosplay jadi manekin" Gun mendengus.
"Emang kenapa?? Ini kan tempatku, jadi ya suka-suka aku dong" balas Mark.
"Kamu punya kebiasaan aneh ternyata, seneng banget diem aja mematung sambil gak pake baju. Obsesi jadi tarzan apa gimana?"
Mark tertawa mendengar celotehan Gun. Sungguh sangat mengasyikkan menggoda Gun & mungkin ini akan menjadi hobi baru Mark.
"Aku lupa kalo celana dalam bersihku masih ada di ruang laundry"
"Kalo gitu kenapa gak cepetan kamu ambil? Apa ruang laundry mu berada di ruang bawah tanah & jalan masuknya di bawah sofa yg lagi aku dudukin ini??"
Mark lagi-lagi tertawa riang, menunjukkan deretan giginya yang tertata rapi. Gun selalu terkesima setiap kali dia melihat Mark tertawa seperti itu. Suara tawanya yg merdu & bibirnya yang terlihat berkali-kali lebih indah ketika melebar, tidak heran jika Mark mendapatkan gelar pangeran kampus.
"Kamu itu lebih pantes ketawa daripada masang muka dingin, Mark" kata-kata itu keluar begitu saja tanpa adanya kesiapan di diri Gun.
Gun yang menyadari bahwa dirinya keceplosan semakin salah tingkah & Mark yang mendapat pujian dadakan itu merasakan dadanya sedikit berdebar-debar. Mark ikutan salah tingkah & memutuskan untuk berlalu ke laundry room untuk mengambil celana dalamnya & kembali ke kamar tidurnya untuk memakai pakaian.
Sepeninggal Mark, Gun mencoba untuk mengatur kembali degup jantungnya. Namun bayang-bayang tubuh Mark yang bertelanjang dada tetap saja terpatri di benaknya.
'Aarrghhhh!!!!! Mark sialaaannnn....' teriak Gun dalam hati.
▶
▶
▶
Setelah menempuh waktu kurang lebih 30 menit mereka akhirnya sampai di sebuah restaurant yang tidak begitu mewah, karena sebelum berangkat tadi Gun sudah bilang kepada Mark untuk tidak pergi ke tempat makan yg terlalu formal & mewah. Alasannya karena Gun tidak mengenakan pakaian yang pantas. Mark menurut saja. Akhirnya sebuah restoran seafood menjadi pilihan mereka.
Sebelum keluar mobil, Gun menanyakan sesuatu "Emm Mark, yang ngajak makan kan kamu jadi yang bayarin kamu kan??" tanya Gun sambil tersenyum canggung "Soalnya aku belum gajian, harus ngirit dulu"
Mark terkekeh "Iya, bills on me"
"YESS" Gun bersorak kegirangan.
Mark lagi-lagi tertawa ringan melihat tingkah Gun yang ceria, yang sangat berbanding terbalik dengannya yang dingin & cuek.
"Ngapain ketawa?"
"Gapapa" jawab Mark santai "Liat tingkahmu yang kayak anak kecil gini bener-bener bikin gemes"
Gun mengerucutkan bibirnya karna dianggap seperti anak kecil.
"Aku bukan anak kecil, Mark!!" ucap Gun merajuk. Jujur saja Mark menahan dirinya sekuat tenaga untuk tidak mencubit bibir Gun yang molek itu karena saking gemasnya.
Mereka kemudian masuk ke dalam restaurant, memilih tempat duduk yang dekat jendela yang mengarah langsung ke sebuah taman kecil. Seorang pelayan mendatangi mereka & menyodorkan buku menu. Dengan semangat Gun membuka lembar demi lembar buku menu tersebut. Sejak pagi dia hanya sempat makan roti & minum jus kemasan maka dari itu Gun sekarang sudah sangat lapar.
Mata Gun berbinar melihat gambar makanan yang sangat menggugah selera itu. Dia memesan beberapa jenis menu makanan karena seafood adalah makanan favoritnya. Mark ikut saja dengan pilihan Gun karena pada dasarnya Mark bisa memakan apa saja.
"Kamu kayaknya semangat banget" ucap Mark melihat ekpresi senang pada wajah Gun.
"Tentu aja,aku belum makan dari pagi Mark, karna pulang dari supermarket tadi aku langsung tidur lagi. Apalagi seafood tu makanan favoritku"
"Oh aku pikir kamu semangat karna ini kencan kedua kita" kata Mark berakting seakan-akan dia kecewa, lagi-lagi dia mencoba untuk menggoda Gun.
Gun yang mendengarnya menjadi tersipu malu karena ucapan 'kencan' yang keluar dari bibir tipis Mark, namun juga bingung dengan kata-kata 'kedua' yang mengikuti kata kencan tersebut.
"Kedua??" tanya Gun dengan menunjukkan muka bingungnya.
"Iya" jawab Mark "Yang pertama itu kencan kita di supermarket tadi pagi setelah kita resmi pacaran" jelas Mark yg menyadari kebingungan Gun " Shopping date kalo kata orang"
Tak bisa dipungkiri wajah Gun semakin memerah mendengar perkataan dari Mark tersebut. Kata-kata kencan yang keluar dari mulut Mark terdengar sangat manis & romantis, membuat Gun lagi-lagi salah tingkah hingga menyembunyikan wajahnya di balik buku menu. Mark yang untuk kesekian kalinya berhasil menggoda Gun pun tersenyum dengan bangganya.
Mark sesungguhnya merasa aneh, selama dia pacaran dia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Mark merasa menjadi dirinya yang lain ketika berada bersama Gun. Setelah Mark ingat-ingat semua gadis yang pernah berpacaran dengannya memang bersikap manis kepadanya namun sikap manis Gun terasa sangat berbeda. Dan Mark menyukainya.
To be continued.
Celoteh author : Vy gak galau lagi dong karna udah bisa ngasih gambar untuk pemanis, yeeeyyyy 👏👏 Dan gak bosen-bosennya Vy berterima kasih untuk para readers yg udah mau koment & ngasih vote. Luv u all na 💋💋 Stay tune yaa, nantikan kelanjutan cerita mereka. Kalo ada typo atau kata2 yg kurang tolong dimaklumi hehe ✌✌ Full Love