"Oohh" namun Mark tak menangkap maksud Gun.

Mereka terdiam. Mendadak sebuah rasa penasaran menelusup ke hati Gun 'Aku jadi penasaran gimana reaksi dia kalo aku tiba-tiba ngajak dia pacaran..hhmmm mari kita coba' begitulah monolog Gun dalam hati.

"Mark, pacaranlah denganku!!" ujar Gun tanpa ragu.

Ekpresi Mark mengisyaratkan bahwa dirinya tidak mengerti apa maksud dari ucapan Gun.

"Iya, aku ngajak kamu pacaran. Aku orang pertama yang ngajak kamu hari senin ini kan?" ulang Gun menegaskan.

Mark masih terdiam menatap Gun, dia mencoba mencerna tiap kata yang diucapkan Gun barusan.

'Lucu banget mukanya kalo lagi kebingungan gini' kata Gun dalam hati sambil menahan tawanya.

Mark mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap ke Gun. Dia seperti sedang berpikir. Dari awal Mark bukan seorang homophobic, dia cenderung seorang bisexual karena beberapa kali Mark diajak oleh teman-temannya ke gay club Mark tidak akan menolak saat digoda ataupun disentuh oleh laki-laki lain. Memang dia belum pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-laki, tapi dia tidak mempermasalahkan jika dia harus melakukannya. Hanya belum ada kesempatan yang datang saja.

"Baiklah, ayo kita pacaran" jawab Mark dengan muka seriusnya, menatap dalam ke bola mata Gun.

Sekarang giliran Gun yang terkejut dengan jawaban tegas Mark, dia tak menyangka bahwa Mark akan mengiyakannya. Mata sipit Gun terbelalak, terlihat jelas ekspresi kagetnya. Gun tidak siap dengan jawaban yang diberikan oleh Mark. Mereka saling menatap mata masing-masing untuk beberapa detik sebelum Mark membuyarkan keterkejutan Gun.

"Berapa nomor telponmu?" tanya Mark memecah kebisuan diantara mereka.

"Hey Mark jujur aja dari tadi aku agak kesal sama kamu" tutur Gun "Kamu tau kan kalo aku lebih tua darimu, trus kenapa kamu gak manggil aku pake Kak??" bibir Gun sedikit mencebik sebagai tanda protes & sungguh itu terlihat sangat lucu.

"Kamu pengen banget aku manggil kamu pake Kak??" tanya Mark.

"Tentu saja" jawab Gun tegas.

Mark tersenyum lebar mendengar kata-kata Gun yg menurutnya kekanak-kanakan itu.

'Penampilannya yang kayak bad boy ini bener-bener berbanding terbalik sama kelakuannya. Menarik' ujar Mark dalam hati.

"Baiklah, Kak Gun tolong kasih aku kontakmu biar aku gampang menghubungimu nanti" tutur Mark agak sedikit manis.

Gun terdiam. Lalu memberikan nomor teleponnya kepada Mark.

"Kak Gun udah selesai belanjanya??" tanya Mark.

Gun tiba-tiba tersadar akan tugasnya berbelanja. Dia menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa dia belum selesai.

"Baiklah, ayo aku temenin. Sini aku yg dorong trolinya, Kak Gun bisa lebih bebas milih-milih 'kan kalo gini" Mark memindahkan pegangan troli dari tangan Gun ke tangannya sendiri.

Gun hanya diam saja mengikuti maunya Mark. Mereka akhirnya berkelilingi supermarket berdua, berjalan berdampingan dengan Gun yang tak hentinya mengoceh tentang segala hal yang dia lihat & Mark hanya menjawab sekenanya saja. Gun dengan sigap mengambil barang-barang yang dia butuhkan.

"Ohh ya Mark gimana sama kuliahmu?? Apa kamu gak bakalan terlambat kalo nemenin aku belanja??" tanya Gun.

"Tenang aja, kuliahku masih nanti siang, masih lama" jawab Mark.

"Lalu untuk apa pagi-pagi kamu udah ada disini?? Apa rumahmu juga disekitaran sini?"

"Enggak, apartemenku masih sekitar 10 menit dari sini. Aku kebetulan baru pulang dari rumah orang tuaku & mampir kesini untuk membeli minum"

"Oohh..." kata Gun membulatkan mulutnya sambil mengangguk-angguk.

Selesai berbelanja mereka menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Setelah selesai semua barang dihitung, Mark & Gun bersamaan mengeluarkan dompet. Namun Mark yang lebih cepat mengeluarkan kartu kreditnya.

"Mark biar aku aja yg bayar, ini kan belanjaanku" kata Gun.

"Gapapa Kak Gun, pake punyaku aja" kata Mark

"Tapi Mark... "

"Udah bayar pake kartu itu aja mbak" kata Mark kepada petugas kasir yg sedari tadi terpesona melihat ketampanan Mark. Si gadis penjaga kasir hanya mengangguk.

Gun tertegun saja melihatnya. Dia kembali memasukkan uangnya ke dalam dompet. Setelah semua selesai Mark & Gun berjalan keluar supermarket.

"Mark motorku terparkir disana" kata Gun sembari menunjukkan letak motornya. "Makasih yaa udah nemenin belanja & juga dibayarin" Gun tersenyum malu-malu.

"Iya kak gapapa, kamu kan pacarku" ucap Mark bermaksud untuk menggoda Gun.

Gun semakin tersipu malu. Pipi putihnya memerah, membuat Gun terlihat sangat menggemaskan. Dalam hatinya Gun menyesali telah mengikuti rasa penasarannya, dia mengutuk keisengannya sendiri.

Setelah itu mereka berpisah, Mark melajukan mobilnya menuju apartemennya yg berjarak kurang lebih 10 menit itu & Gun melajukan motornya menuju kontrakan sederhana yang juga tidak jauh dari supermarket namun berbeda arah dengan Mark.

To be continued.

Celoteh author :
Ff pertama masih semangat-semangatnya nulis. Tiap hari update, nanti kalo udah buntu imajinasi baru dah ngilang hahahaha.. So typical of me 😁😁

Makasih untuk yg udah mau membaca karya pertama MarkGun ku ini, makasih banyak.. Luv you naa 😘😘

Kritik & saran sangat sangat diterima disini, butuh sekali masukan & pendapat para readers agar bisa meningkatkan kualitas tulisan ku ✌✌

🍂🍂 VY 🍂🍂

📌 I'M INTO YOU 📌Where stories live. Discover now