Bagian 1

55 2 0
                                    

"hari sudah pagi fif, masih banyak Khabaz yang harus diolah" pedal koyak yang sudah tak nampak pijakannya sudah cukup menjadi alas kayuh bagi Jaka.

"aku tahu, setelah dzuhur aku pergi" Afif membalas dengan lambaian ringan untuk Jaka yang sudah bersiap untuk mengkayuh sepeda di depan halaman rumah Afif. Ia sempat melemparkan kunci bergantungkan unta pada Afif dan ditangkap dengan cekatan olehnya.

"jangan pelit kalau dapat bonus" Jaka kembali melajukan sepedanya pada tanah kering dan berpasir menuju Makhbiz (pabrik roti) sambil bersenandung riang dan sesekali mengkayuh pedal sepeda sambil berdiri untuk mengeluarkan tenaga yang ia punya karena jalan yang menanjak.

"Bah... Afif berangkat kerumah Hasan untuk mengantarkan Khabaz, Assalamu'alaykum" sekitar 30 kantung roti ia masukkan pada keranjang sepeda yang berada dibelakangnya dan memastikan tidak ada yang tertekuk satu pun.

"Wa'alaykumsalam, jangan lupa madunya fif" seru abah dari dalam rumah, Afif membalas dengan deheman merdu dan melajukkan sepedanya keuar dari teras rumah. Kakek tua itu sudah menjadi bapak bagi Afif, sudah lama Afif kehilangan kedua orangtua karena tsunami Aceh di tahun 2004. Waktu itu ia masih berada di tingkat sekolah dasar, beruntungnya ia masih dapat dievakuasi karena lokasi nya yang amat dekat dengan pembangunan posko di Halim, sedangkan orang tua dan kedua adik perempuannya dinyatakan hilang sampai sekarang. Sejak hari itu ia bersumpah untuk tidak meratapi apa yang menimpanya, walaupun itu keluarga nya sendiri karena keterpurukan bukanlah jawaban atas kesedihannya.

Bukankah Allah maha mengetahui apa yang ia takdirkan untuk kehidupan manusia? "Dia-lah Allâh, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Baqarah/2: 29]" tak ingin sedikitpun Afif meragukan kuasa Allah, apapun yang menimpanya ia yakin penciptanya lebih mengetahui apa yang layak ia terima didunia maupun akhirat. Tentu Afif bukanlah orang yang sempurna dalam beragama, tetapi berkat segala didikan Abi Fajar, ia lebih mengetahui bagaimana untuk bersikap.

"Assalamu'alaykum Ci Fatimah, buah segar apa yang sedang panen bulan ini?" sapa Afif yang kini berhenti tepat di depan tumpukan bakul yang tertutupi kain.

"Wa'alaykumsalam nak Afif, beruntung nya kamu karena bulan ini adalah bulan kesemek" seru nya tampak bersemangat mengingat oktober adalah limpahan buah tersebut. Kesemek sangat jarang ditemui di beberapa toko buah/ gelodokan buah karena penanaman nya yang sulit. Melihat 3 bakul besar buah kesemek merupakan hal yang sangat langka bagi kampung kecil Afif yang berada di Makasar.

"Masya allah ci kalau begitu saya pesan 1 kilo saja buat abah, setelah dari Hasan saya akan kembali"

"Hao Hao akan kupisahkan 1 kilo untuk Abah Daud" serunya seraya menunjukkan sekantung penuh buah kesemek.

"Jazakillah Khayran Uci fatimah"

"Jazakallah Khair nak Afif" Afif kembali melajukkan sepeda hitam miliknya setelah memberikan senyuman tipis pada pedagang berdarah tiongkok tersebut. Afif kembali mengayuh sepeda tuanya pelan karena beberapa orang tua yang membawa bakul bambu diatas kepala mereka.

"Assalamu'alaykum nak Afif, hendak mengantar khabaz untuk nak Hasan di balla' (rumah)?"

"wa'alaykumsalam iya ma'(bu), selepas Afif dari sana Afif mau titip sawi limassakbu (limaribu) sekalian konyi (kunyit) buat abah" sahut Afif yang sempat berhenti sebentar di samping ibu-ibu yang sedang mengangkut bakul berisi hasil panen sawi dan tomat diatas kepalanya.

"iya, amma' (ibu) tunggu di kedai yah nak Afif" Afif kembali mengangguk dan mengucapkan salam dan mengayuh sepeda nya menuju pekarangan rumah Hasan yang dikelilingi oleh beberapa tanaman hias. Gerbang rumah yang Hasan miliki tak begitu besar tapi cukup indah karena ada hiasan tanaman yang membentuk seperti setengah lingkaran diatasnya, sehingga membuat gerbang masuk rumah Hasan seperti terowongan berbunga. Afif selalu suka melewati bagian ini dari rumah Hasan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ilya AsmaanWhere stories live. Discover now