"Idiiihhhh... Oke oke gini aja, selesai dari sini ntar aku traktir terserah kamu mau makan apa aja"

"Aku bisa beli sendiri" jawab Mark singkat.

"Oohh God, ayolah Mark kumohon kali ini aja!!!!" muka si gadis terlihat benar-benar memelas.

Mark terdiam. Dia berpikir, memang benar setelah ini dia tidak ada acara & rasanya dia masih malas untuk pulang ke apartementnya. Akhirnya Mark mengiyakan permintaan si gadis. "Oke, aku temenin, tapi setelah itu kamu harus bayarin makan malamku. Dan itu gak bakalan murah"

"Siiiaappp tuan muda Mark" jawab si gadis dengan memberi gesture hormat kepada Mark.

Selain sudah mengenal sejak SMA orangtua kedua anak muda tersebut adalah juga rekan bisnis. Mereka berdua memang terlahir di keluarga milyarder sehingga mereka sering bertemu di acara-acara yang mereka hadiri karena ajakan orangtua masing-masing.

Mereka berdua berjalan dari tempat parkir menuju bangunan seperti gudang yang sangat besar & begitu masuk ke dalam gudang tersebut indera pendengaran Mark disambut oleh deru suara mesin beradu dengan bunyi peralatan-peralatan perbengkelan & juga suara dari orang-orang yang ada didalam sana.

Seorang laki-laki dengan pakaian rapi menghampiri Mark & si gadis.

"Selamat siang Emma" sambut laki-laki tersebut.

"Siang Kak Big" balas si gadis bernama Emma tersebut "Mark, Kak Big ini yang punya bengkel" kata Emma memperkenalkan.

Mark hanya tersenyum & mengangguk yang dibalas oleh senyuman & anggukan pula oleh Kak Big.

"Mobilmu masih ditangani Gun, tunggu aja dulu sebentar" tutur Kak Big.

"Iya Kak, oke" balas Emma.

Emma mengajak Mark duduk di area tunggu yang ada di salah satu sudut gedung. Gedung tersebut terlihat sangat luas & memiliki atap yang tinggi. Dari area tunggu itu mereka bisa melihat mobil-mobil yg sedang di tangani. Mark yang hafal dengan mobil Emma mencari-cari dimana keberadaan mobil gadis cantik itu. Saat Mark sudah menemukan mobil milik Emma, Mark dapat melihat sosok kurus tinggi sedang mengotak-atik mesin mobil itu. Penampilannya terlihat lusuh karna wearpack berwarna merah terang yang dia pakai sudah kotor terkena oli & noda-noda lainnya hampir disemua bagian. Sosoknya yang bertindik menambah kesan tidak rapi pada dirinya. Penampilan khas anak-anak bengkel.

Selang beberapa menit kemudian mobil Emma selesai diperbaiki. Si montir terlihat berbicara dengan Kak Big beberapa saat sebelum kemudian si montir berjalan mendekati Emma & Mark. Sedikit mengejutkan bagi Mark ketika melihat wajah si montir.

'Imut' kata Mark dalam hati 'No no no, he is beautiful'

Mark terlarut dalam batinnya sendiri yang sejatinya hal itu aneh bagi Mark. Kenapa dia memuji seorang laki-laki hingga dia harus berdebat dengan pikirannya sendiri? Mark membuyarkan pikirannya yang baginya aneh itu. Bertepatan dengan si montir yang telah berdiri di hadapan Mark.

"Selamat siang Emma" sapa si montir.

"Siang Kak Gun" balas Emma sembari berdiri dari duduknya.

Montir bernama Gun itu melirik ke arah Mark yang masih duduk. Manik mata Gun bertemu dengan manik milik Mark. Gun tersenyum canggung kepada Mark yang tidak mendapat balasan, Mark hanya terdiam memperhatikan Gun.

Kak Gun mulai menjabarkan kerusakan apa yang dialami oleh mobil Emma & service apa yang sudah diberikan.Emma terlihat kebingungan karena tidak paham sama sekali sedangkan Kak Gun sendiri hanya tertawa ringan melihat kebingungan yang ditunjukkan oleh Emma.

Saat tertawa itulah mata Gun menjadi menyipit seperti lengkungan bulan sabit & bibir bulat merah mudanya berubah bentuk menjadi seperti bentuk hati. Mark tertegun,wajah & senyum itu sangat kontras dengan penampilan Gun yg terlihat lusuh. Meskipun sungguh pakaian berwarna merah terang yang sedang dia pakai sangat cocok untuk kulitnya yang putih.

"Udah gapapa kalo kamu gak ngerti" tutur Gun kepada Emma "Yang penting sekarang mobilmu udah bener lagi & bisa kamu bawa pulang"

"Okelah kalo gitu Kak" jawab Emma "Makasih ya"

"Iya sama-sama"

Mark hanya diam menyimak, entah dia menyimak obrolan mereka atau menyimak wajah & senyuman Gun.

"Kalo gitu kamu tunggu aja mobilmu di luar" ucap Gun.

"Oke Kak" jawab Emma "Mark ayo pulang, udah beres"

Gun menatap ke arah Mark & lagi-lagi tatapan mereka bertemu. Namun detik berikutnya Gun berlalu menuju mobil Emma untuk membawa mobil bermerk Mercedez berwarna putih milik Emma keluar.

Saat menunggu mobilnya keluar Emma sudah menyuruh Mark untuk pulang terlebih dahulu namun Mark menolak tanpa memberi alasan apapun, yang dimana hal itu cukup tidak biasa bagi Emma mengingat pribadi Mark yang dingin. Ketika mobilnya telah diantarkan oleh Gun, Emma sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Gun yang dibalas dengan ucapan hati-hati di jalan oleh montir berbibir penuh tersebut.

Di waktu yang bersamaan dengan Emma memasuki mobilnya, Mark melangkah ke arah mobilnya terparkir tak jauh dari tempat Gun berdiri. Sebelum Mark membuka pintu pengemudi dia memalingkan pandangan ke arah Gun, menatap Gun yang sedang saling melambaikan tangan dengan Emma. Ketika mobil Emma mulai melaju Mark masih memperhatikan Gun yang masih juga menatap ke arah mobil Emma yang mulai menjauh. Gun kemudian mengalihkan pandangannya kepada Mark, saat itulah Mark buru-buru membuka pintu mobilnya. Dia tidak ingin tertangkap basah sedang memperhatikan Gun.

To be continued.

Celoteh Author :
Waaahhhh... Bagian pertama ff ini. Apabila ada salah ketik harap dimaklumi yaa teehee 😋😋 oiyaa pengen mempermanis cerita dengan gambar tapi kok lama banget uploadnya ya, apa emang gitu apa akunya yg salah teknik??? Mohon pencerahannya.

Kalau bahasa yg aku pake susah dimengerti atau berbelit-belit, tolong kasih tau biar kedepannya semakin luwes bahasanya. Bahasa yg aku pake gak baku yaa karna ini bukan karya sastra klasik jadi ya suka2 aja hehe...

Terima kasih udah mau baca karyaku. Semoga menghibur.
     
             🍂🍂 VY 🍂🍂

📌 I'M INTO YOU 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang