.

Tiiit Tiit

.
.

재용

.
.

Taeyong membuka matanya. Ia menatap benda didepannya. Benda itu tidak lagi memunculkan angka.

Dengan perasaan lega, lelaki cantik itu berjalan mendekati pintu.

"JAE! BOMNYA TIDAK MELEDAK!" teriaknya senang

Hening. Tidak ada tanggapan.

"Jae?"

Taeyong menempelkan telinganya pada daun pintu. Senyap. Tidak ada suara apapun. Perasaan khawatir mulai menghampirinya.

"Jae?" Panggilnya lagi. Ia mengetuk pintu. Tetap tidak ada tanggapan.

Taeyong bangkit berdiri. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Dengan panik ia mulai mencari benda yang sekiranya dapat membantunya membuka pintu sialan itu.

Ia telah mencari keseluruh sudut ruangan. Tapi tidak ada benda yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu.

Rasa frustasi mendatanginya. Ia melirik kotak bom dibelakangnya. Rasa kesal menguasainya. Tanpa basa-basi Taeyong mengangkat kotak bom tersebut lalu membantingnya dengan keras.

PRAAAK!

Kotak itu teronggok tak berdaya. Beberapa bagian terlepas.

Matanya menangkap sebuah lipatan kertas. Sepertinya kertas itu tadinya berada di dalam kotak bom itu.

Ia mendekati kotak itu. Mengambil lipatan kertas itu dengan rasa penasaran. Sedetik kemudian ia membukanya.

KLING

Taeyong menatap kebawahnya. Ketika ia membuka lipatan kertas itu, sesuatu terjatuh.

Sebuah kunci. Tapi kunci apa?

Ia berjongkok. Mengambil kunci tersebut dengan bingung. Pandangannya beralih pada lipatan kertas ditangannya. Ia mulai membaca tulisan rapi di dalamnya.

Taeyong hyung,

Apa kau mengira ini bom? Tenang saja, hyung. Walau waktunya sudah habis, ini tidak akan meledak. Aku sengaja merencanakan semua ini.

Seperti yang kubilang. Aku hanya ingin menguji. Sejauh mana Jaehyun hyung akan memperjuangkanmu.

Karena tujuanku sejak awal adalah ingin kau bahagia. Walau bukan denganku.

Karena aku mencintaimu, hyung.

-Kim Mingyu

Taeyong membeku. Ia meremas kertas ditangannya. Perasaannya campur aduk. Kesal, sedih, merasa bersalah.

Ia bangkit lalu berjalan kearah pintu. Instingnya mengatakan bahwa jika Mingyu memang tidak berniat mencelakainya, seharusnya kunci yang ia pegang adalah kunci untuk membuka pintu sialan itu.

Taeyong memasukkan kunci ditangannya ke lubang kunci lalu memutarnya.

KLIK

Taeyong membuka pintu. Sedetik kemudian ia terbelalak saat melihat tubuh Jaehyun yang semula bersandar pada pintu, terhuyung kebelakang karena pintu terbuka.

Dengan cepat Taeyong menyangga tubuh Jaehyun sebelum benar-benar terjatuh kebelakang.

Pandangannya mulai kabur saat menatap wajah pucat lelaki tampan itu. Tangannya bisa merasakan basah dan lengket dari rambutnya.

Once Again (Jaeyong)Where stories live. Discover now