"mwo?"

Buru-buru Sehun membuka tutup botol air mineral lalu menyerahkannya pada Luhan "Aku tidak bisa melewatkan kesempatan untuk menatapmu, jadi ya, aku hanya duduk disana tapi mataku memperhatikanmu semalaman."

Gulp~

Sementara Sehun menjelaskan maksudnya, Luhan menenggak airnya seperti seorang musafir yang baru menemukan air setelah perjalanan bertahun-tahun lamanya, dan lucunya dalam hitungan detik air itu benar-benar habis sementara si lelaki cantik terengah menatapnya "Aku tidak menyakitimu bukan?"

"Tidak."

"haah~ Syukurlah, aku benar-benar takut." Katanya menyandarkan kening di pundak Sehun hingga membuat diam-diam Sehun tersenyum, merasa dirinya sudah siap untuk menjadi sandaran seseorang dan orang itu adalah lelaki cantik yang disukainya.

"Tenang saja, aku memperhatikanmu."

Luhan mengangguk dengan tenang, membiarkan Sehun mengusap tengkuknya serta menikmati aroma mint segar dari tubuh lelaki tampan yang malam tadi mencuri ciuman pertamanya, mengingat hal itu lucunya bisa membuat Luhan sedikit tenang, dia juga mulai melupakan mimpi buruk yang baru saja dialaminya sampai Sehun bertanya

"Siapa Taeyong? Apa dia kekasihmu?"

Tertawa tak kuasa menahan kepolosan lelaki didepannya, Luhan kemudian menatap Sehun dan menggoda lelaki tampan yang malam tadi mengatakan suka padanya "Kalau ya, apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak tahu, aku masih memikirkannya."

"Kalau begitu pikirkan caranya, Sehun-ssi."

"Kenapa aku harus memikirkan caranya?"

Tersenyum jahil seraya turun dari tempat tidurnya, Luhan berbisik "Karena Taeyong kekasihku."

Membulatkan kedua matanya Sehun merasa sangat dikhianati, terlihat dari merah di wajahnya, gemertak di giginya sementara Luhan tertawa ringan seolah tidak terjadi apapun "Kemana kau pergi?" tanyanya melihat Luhan menyingkap selimut di tempat tidur untuk mendengar jawaban "Aku ingin mencari sesuatu untuk bisa dimakan, kau lapar juga bukan?"

"Kau tahu ini bukan saat yang tepat memikirkan rasa lapar." Tegasnya marah dibalas lagi kekehan Luhan yang merasa puas berhasil membuat lelaki asing itu terlihat sangat gusar dan putus asa "haha, wae? Aku akan mencari makan lebih dulu-...."

Klik...

Lagi-lagi hal ini terjadi, Luhan tidak bisa membuka pintu walau dia sudah memutar kunci, hal itu membuatnya kesal lalu menuding Sehun dengan tangan terlipat "oh ayolah, kau melakukannya lagi?"

"Apa?"

"Buka pintunya, aku ingin keluar."

Sehun pun bersikeras membalas "Aku tidak melakukan apapun, ah, biarkan saja pintu itu rusak, lagipula kau belum menjawab pertanyaanku."

Menarik dalam nafasnya, Luhan mulai jengah menghadapi sikap kekanakan lelaki yang tak bergeming dari tempat tidur "Apa?"

"Siapa Taeyong?"

"Sudah kubilang dia kekasihku!"

"Tapi aku lebih dulu menyukaimu!"

"astaga..."

Untuk Luhan ini adalah kali pertama dia bertemu dengan seseorang yang begitu keras kepala menyukainya, jadi saat kalimat aku menyukaimu terus diucapkan hanya membuat hati Luhan berdebar lagi dan lagi, seperti malam tadi dan semakin bertambah pagi ini.

"Jadi siapa Taeyong?"

"huh?"

"Aku tahu kau berbohong, katakan padaku siapa Taeyong yang ada didalam mimpimu? Kenapa bukan aku?"

The AllergoWhere stories live. Discover now