"Sepertinya kau sangat puas, ayah."

"Ya, kau harus belajar hal itu dari sekarang!"

"Untuk apa? Agar aku bisa menjadi sepertimu? tidak, aku akan jauh lebih mengerikan darimu dan orang pertama yang akan kubunuh adalah DIA-....!"

Saudara kandung Kai itu menunjuk pengikut setia ayahnya yang tak pernah meninggalkan sang raja sedikit pun, tatapannya marah dipenuhi dengan bola hitam yang nyaris menenggelamkan akal sehatnya sampai suara ayahnya terdengar "Kau boleh membunuhnya, tapi temukan anak itu lebih dulu, kakak tirimu."

Adalah Jin, pengikut setia Youngwoon, sedikit bergedik takut mendengar titah sang raja, dia tak menunjukkan ekspresi walau nyatanya tatapannya kosong menelan kekecewaan, kesetiannya selama ini tidak ada harga dibanding anak setengah monster yang sedang dicarinya.

"Untuk apa? Bukankah Kai yang akan meneruskan kekuasaanmu?"

"Anak itu tidak seperti dirimu, ayah membutuhkan Kai untuk hal lain, begitupula dengan kakak tirimu, jadi jangan cemas anakku, kau yang akan mewarisi kekuatan penuh seorang Aeris beserta takhta yang akan membuatmu terhubung dengan dunia kegelapan."

"Apa kau yakin, ayah?"

Menepuk pundak putra bungsunya, Youngwoon tersenyum licik "Kau bisa memegang kata-kata seorang raja." Jadilah Ravi menyeringai, tekadnya semakin kuat untuk menemukan setengah monster Allergo itu untuk mengatakan "Baiklah, aku akan segera membawa putra setengah monstermu, dad."

.

.

.

.

.

.

.

.

"TAEYONG!"

"Taeyong?"

Dua kalimat berulang itu disuarakan dengan nada yang sama, dimana yang satu terlihat sangat ketakutan dan suara yang lain bertanya, jadilah kedua pemilik suara itu saling menatap dengan posisi yang berbeda.

Yang berada di tempat tidur terlihat sangat pucat, wajahnya berkeringat dan dia menatap horror sekelilingnya, berbeda dengan lelaki yang mendapat jatah tidur di sofa, dia terlihat tenang walau tatapannya berjaga dan mengawasi si lelaki cantik.

"Apa kau mimpi buruk?" tanyanya memastikan, dibalas anggukan singkat dari lelaki cantik yang masih memeriksa sekelilingnya "Apa aku tidak berubah mengerikan?"

"Siapa? Kau?"

"eoh...Apa aku tidak berubah menjadi monster mengerikan?"

"Monster? Kau?"

"JAWAB AKU!"

Luhan, lelaki cantik yang terlihat menderita oleh mimpinya sendiri mulai kehilangan kesabaran, beruntung lelaki yang sudah menghabiskan satu malam dengannya tidak merasa tersinggung dengan suara teriakan yang benar-benar keras dipenuhi ketakutan.

"Tenanglah, ada apa denganmu?" tanyanya berpindah duduk ke tempat tidur seraya mengusap keringat yang memenuhi wajah si lelaki cantik, hal itu membuat Luhan terlalu nyaman dan tanpa sengaja memanggil "Sehunna."

Merasa asing dengan panggilan namanya, si lelaki tampan mengulang "Sehunna?"

"aniya, maksudku Sehun-ssi, apa kau yakin aku tidak melakukan hal mengerikan malam tadi?"

Menggeleng tak mengerti, Sehun hanya menjawab "Kau terlelap semalaman."

"Apa kau yakin?"

"Ya, aku memperhatikanmu semalaman."

The AllergoWhere stories live. Discover now