"Aa~ di lantai 5 di ruang nomer 09"

"Terimakasih suster"

"Nae~"

Setelah selesai bertanya, ia dan langsung menuju ruangan di mana Eunha di rawat.

'Jung Eunha'

Itu nama yang tertera di papan nama pasien di depan ruangan. Yuju membuka perlahan pintu kamarnya kemudian melihat seorang wanita tengah tertidur lelap di salah satu kursi yang ada di ruangan ini. Siapa lagi kalau bukan kakaknya Eunha 'Jung Yerin'.

"Permisi" Ucap Yuju.

Wanita yang tengah tertidur itu langsung terbangun setelah mendengar suara Yuju. Tapi ia sedikit kebingungan saat melihat Yuju karna ia tidak pernah melihat Yuju sebelumnya.

"Maaf.. Tapi kau siapa?"

Yuju tersenyum.
"Aku temannya Eunha"

"Kau temannya?"

"Eum"

"Tapi aku tidak pernah melihatmu bersama Eunha"

"Aku hanya teman berkumpulnya saja. Maka dari itu Eonni tidak pernah melihatku"

"Eoh Benarkah?"

"Nae"

"Ahh lupakan! Setidaknya salah satu teman Eunha ada yang mau menjenguk nya"

Yuju sedikit bingung dengan ucapan kakaknya Eunha.

"Kenapa kau masih berdiri disana.. Tutup pintunya lalu duduk lah di sini"

Yuju terkekeh kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju tempat duduk yang ada di sebelah Yerin.

"Hmm maaf Eonni.. Apa cuma aku yang datang menjenguk Eunha?"

"Ya kau benar.. Hanya kau yang menjenguk Eunha dari sekian banyak temannya. Ya walaupun baru sekarang kau menjenguk nya.. Tapi setidaknya Eunha masih punya orang yang peduli padanya selain aku"

"Maaf. aku baru mengetahui bahwa Eunha mengalami kecelakaan baru baru ini.. Karna tidak ada yang memberitahuku"

"Lalu bagaimana caranya kau tau bahwa Eunha sekarang ada dirumah sakit"

"Security di rumah Eonni yang memberitahu ku"

"Aa~ baiklah.. Hmm apa kau teman dekatnya?"

"Nae.. Sangat dekat"

"Benarkah?"

"Eum"

"Aku ingin tau sebelah dekat nya kau sama Eunha"

"Hmmm Eunha itu.. Anaknya sedikit cerewet.. Ani ani.. Sangat cerewet"

"Lalu?" Tanya Yerin sebari menatap Yuju.

"Dia juga ceroboh dan sangat manja. Tapi menurutku di saat dia seperti itu dia terlihat sangat menggemaskan.. Apalagi dengan pipinya yang Chubby.. Dia benar-benar terlihat menggemaskan" Ucap Yuju lalu tersenyum gemas.

"Aku fikir aku saja yang merasakan itu ternyata kau juga.." Ucap Yerin lalu menatap Eunha yang sedang terbaring koma.

"Seperti kau benar-benar teman dekat nya"

Yerin menghelakan nafas nya.
"Walaupun dia sangat sulit di atur dan sering sekali membuat ku marah. Bagiku dia tetaplah adik kecil ku. Bagiku tidak ada lagi yang berharga selain dirinya. Jika aku di suruh untuk memilih harta atau dirinya.. Sudah pasti aku akan memilih nya.. Apapun aku lakukan demi dirinya. Bahkan Jika aku harus menguras semua harta ku demi kesembuhannya itu tidak masalah.. Asal dia bisa bangun dan kembali membuatku marah seperti biasanya. Aku tau aku bukan kakak yang baik untuk nya.. Aku selalu saja berkerja tanpa memikirkan perasaannya. Aku tau dia begitu kesepian makanya dia selalu berbuat ulah supaya dia mendapat perhatian dariku. Aku tau itu. Tapi.. Bodohnya aku baru menyadari nya saat dia sudah seperti ini. Aku benar-benar bodoh"

Yuju tidak bisa berkata apa-apa saat mendengar ucapan Yerin. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Tapi pada akhirnya penyesalan yang kita buat akan selalu menjadi pelajaran agar kita tidak mengulangi nya lagi. Dari penyesalan dan kegagalan lah kita banyak belajar. Bukan hanya dari keberhasilan saja.

"Eonni.. Maaf.. Maaf kalau aku sedikit lancang. Tapi kau terlalu tidak terbuka pada Eunha. Seandainya saja kau lebih terbuka padanya.. Semua ini tidak akan terjadi" Mendengar ucapan Yuju, Yerin menatap nya dengan wajah datar.

"A-aku sungguh tidak bermaksud untuk menyalakan mu atas yang semua terjadi pada Eunha. Tapi.. Aku tau bagaimana sulit nya membuka hati kita untuk seseorang. Apalagi dengan keluarga kita sendiri. Soalnya aku juga begitu.. Aku punya seorang kakak, tapi dia bukan kakak kandung ku.. Dia kakak tiri. Sulit membuka hatiku saat aku tau di bukan kakak kandungku. Tapi semakin lama aku sadar.. Bahwa dia juga keluarga ku. Walaupun dia tidak ada hubungan darah dengan ku. Aku harus bisa menunjukkan bahwa aku sayang juga padanya. Walaupun aku sedikit malu di awal.." Jelas Yuju.

Yerin mengalihkan pandangannya ke arah Eunha yang sudah tertidur di atas kasur rumah sakit. Lebih tepatnya tubuh Eunha.
"Kau benar.. Egoku terlalu besar. Difikiran ku, aku selalu berfikir bahwa semua kebutuhan Eunha sudah terpenuhi. Apapun yang dia mau pasti selalu aku berikan. Tetapi.. Tanpa aku sadari Eunha butuh perhatian dan kasih sayang ku. Tidak hanya dari segi materi, tapi juga dari lubuk hatinya"

Eunha sedari tadi hanya diam menatap kakaknya Yerin.

'Apakah ucapannya tulus dari hati?' batin Eunha.

TBC

Maaf buat temen temen yang udah lama nunggu 😓😩 maaf banget 🙏🏼 tapi setelah ini aku bakalan sering update sebagai bayaran karna kemaren udah ga lama update

jangan lupa di tekanan
Votenya
     ⬇

Spirits Inside Me (EunhaxYuju) [Complete]Where stories live. Discover now