Awal Mula

322 25 2
                                    

Aku melangkah dengan perlahan di sebuah lorong gelap seperti tak berujung. Kumerasakan ada seseorang yang sedang memperhatikanku entah darimana, semakin lama aku semakin mempercepat langkah kakiku hingga akhirnya aku berlari. Namun semakin aku berlari aku merasa seseorang tak terlihat itu semakin dekat, aku merasa dia ada di belakangku. Kurasakan kakiku semakin berat untuk kupakai berlari. Hingga akhirnya kurasakan tangan dinginnya berada di pundaku dan mulai merambat keleherku. Tangannya semakin kuat mencengkaram leherku, aku semakin merasa sulit untuk bernapas, ku coba untuk melepaskan cengkramannya namun yang kudapatkan hanyalah luka karena tergores oleh kuku panjangnya. Tolong, siapapun tolong aku, aku tidak bisa bernapas...

Kuterbangun dengan napas yang tersenggal-senggal dan keringat disekujur tubuhku. Ini bukan pertama kalinya aku merasakan hal yang seperti ini, entah apa yang terjadi namun semenjak kepindahan kami ke dorm baru ini hidupku seperti tidak tenang, dan anehnya hanya aku yang merasakan hal ini.
Kuturunkan kakiku dari atas kasur, kuputuskan untuk mengambil segelas air dingin dari dalam kulkas. Kulangkahkan kakiku ke dapur, jam menunjukan pukul 2 pagi, suasana terasa sangat sepi karena memang hanya aku yang selalu terbangun di jam ini. Kuambil segelas minuman dan kue coklat yang diberikan fans pada kami, terbangun di malam hari memang selalu membuatku kelaparan.

Aku Bas Suradet, member termuda dari sebuah boygroup ternama di Thailand, SBFIVE. Semua kejadian ini berawal saat manager kami, P'Oh memutuskan untuk membeli sebuah unit apartemen mewah untuk kami tempati bersama, untuk memudahkan kami berkumpul jika ada acara.

Pada awalnya semua berjalan dengan baik sampai pada hari kedua kami tinggal disini. Mimpi-mimpi itu terus berdatangan mengangguku dan selalu membuatku terbangun tepat di jam 2 pagi, aku terus mengalami mimpi itu hingga menganggu kegiatanku keesokan harinya karena setelah terbangun aku tidak bisa tidur kembali.

Tap

Tap

Tap

Kudengar langkah kaki dari arah tangga, P'Oh memang membelikan kami apartemen yang memiliki 2 lantai dengan 4 kamar. Lantai atas merupakan kamar P'Tee dan P'Tae dan kamar bawah merupakan kamarku dan kamar P'Copter juga dapur, untuk kamar mandi kami memilikinya di kamar masing-masing dan satu kamar mandi luar di samping dapur. sedangkan P'Kimmon memilih untuk tinggal dirumahnya sendiri yang juga tidak jauh dari apartemen kami. Aku sedang duduk di ruang tamu saat kumendengar suara itu. kutolehkan kepalaku kearah datangnya suara dengan cepat. Kulihat P'Tee berjalan kearah dapur dengan lambat. Wajah P'Tee terlihat sangat putih mendekati pucat, pandangannya lurus kedepan. Kuputuskan untuk mengikuti P'Tee kedapur, aku takut P'Tee mengalami sleep walking.

Sampai di dapur tak kutemukan satu orang pun disana. Dapur masih dalam keadaan sunyi seperti saat pertama kali kutinggalkan.
"Au, kemana P'Tee?" Tanyaku dengan heran.
Hanya kesunyian yang menjawab pertanyaanku. Merasa ada yang tidak beres aku langsung membalikan tubuhku dan berjalan cepat keluar dari dapur. Kulangkahkan kakiku dengan cepat kearah kamarku sebelum kumerasakan ada yg menahan kakiku, aku tidak bisa melangkahkan kakiku seperti ada seseorang yang memegangnya.
Mencoba untuk memberanikan diri aku mengalihkan pandanganku ke bawah dengan perlahan. Semakin turun pandanganku semakin jantungku berdetak dengan cepat, di depan mataku kulihat seorang anak kecil dengan wajah pucat yg memeluk kakiku.

Kurasakan jantungku seperti berhenti berdetak saat mataku beradu pandang pada mata anak itu. Perlahan mata anak kecil itu semakin membesar dan bibirnya menyunggingkan senyuman yang sangat lebar hingga robek sampai ke bagian matanya, dan juga darah yang mengalir dari bibir dan kedua matanya. Pemandangan yang sangat mengerikan dan setelah itu yang kuingat hanya gelap.

TBC

APARTEMENTWhere stories live. Discover now