"Bukankah kau sedang menantikan kelahiran anakmu dari rahim Hyuna? Jaga dia, Jae. Kau tau, sulit rasanya berjuang sendirian. Beritahu aku jika nanti anakmu sudah lahir. Jadi aku bisa mencari wali baru untuk Taehyunku." Lanjut Taeyong.
Wajahnya sudah dibanjiri air mata. Namun senyuman tak pernah luntur dari bibirnya.
Jaehyun terdiam. Hatinya hancur melihat Taeyong seperti ini. Sungguh ia ingin mengusap air mata yang menodai wajah cantik dihadapannya. Tetapi mengapa tangannya seolah membeku dan sulit sekali digerakkan?
Taeyong menurunkan tangannya. Ia berjinjit lalu menghadiahi kecupan singkat di pipi lelaki yang lebih tinggi, untuk terakhir kalinya. Anggap saja hadiah perpisahan. Setelah ini, Taeyong tidak akan bisa melakukan hal-hal seperti ini lagi pada Jaehyun.
"Selamat tinggal, Jae." bisiknya serak.
Taeyong berbalik lalu berjalan meninggalkan Jaehyun yang masih berdiri mematung ditempatnya.
Jaehyun tetap diam. Tidak menghentikan lelaki cantik itu. Tangannya mengepal erat. Siap menumpahkan air matanya. Ia tidak perduli lagi pada orang-orang yang mungkin saja melihatnya menangis.
Hatinya sungguh terasa seperti ditendang berkali-kali. Ia melayangkan kepalan tangannya kearah pohon disampingnya dengan keras. Seolah dengan melakukan itu, rasa sesak dihatinya akan menghilang.
Lelaki tampan itu terisak pelan. Ia mengabaikan rasa perih yang menjalari jemarinya. Pasti kulitnya sudah terkelupas karena berbenturan keras dengan batang pohon yang kasar. Dibanding rasa perih hatinya, luka kecil pada jemarinya bukanlah apa-apa.
Jaehyun berbalik. Berjalan berlawanan arah dengan lelaki cantik yang sudah berjalan lebih dulu dibelakangnya. Membiarkan lelaki cantik itu membawa serta hatinya pergi.
'Mengapa waktu kita selalu salah?'
.
.
재용
.
.
Taeyong terus berjalan. Ia tidak perduli lagi kemana kakinya akan membawanya pergi. Jalanan terasa sepi. Kemana ia harus pergi?
TIN TIN!
Taeyong terlonjak. Ia menoleh kesamping. Sebuah mobil SUV bewarna hitam berhenti disampingnya. Ia menatap bingung apa maksud dari si pengendara mobil.
Sedetik kemudian, kaca jendela mobil itu bergerak turun. Seorang lelaki tampan duduk diam dibelakang kemudi. Taeyong mengenali lelaki itu. Lelaki itu menatap Taeyong lalu tersenyum.
"Masuklah, Taeyong-ssi. Aku tau kau butuh tumpangan."
Taeyong terdiam, sibuk berpikir apa yang harus ia lakukan. Ia tidak punya pilihan lain. Taeyong tidak punya siapa-siapa disini, selain Jaehyun tentu saja.
Ia membuka pintu mobil SUV didepannya kemudian beranjak memasukinya.
"Terimakasih, Mingyu-ssi." lirih Taeyong.
Mingyu menatap lelaki cantik itu selama beberapa detik sebelum melajukan mobilnya kembali.
Suasana didalam mobil begitu hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Taeyong terus menatap kosong keluar jendela sementara Mingyu fokus menyetir.
"Jadi, boleh aku memanggilmu, Taeyong hyung?" Mingyu membuka obrolan.
Sedangkan lelaki cantik itu hanya bergumam menyetujui.
Mingyu yang mengerti Taeyong sedang dalam kondisi kurang baik untuk diajak mengobrol, akhirnya memilih bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again (Jaeyong)
FanfictionMain Pair : Lee Taeyong X Jung Jaehyun Rate : NC-18 Chapter : 26 Chapters Completed Disclaimer : Remake version of movie titled 'Love, Rosie' ➖Yaoi, Friendzone, AU, Mpreg, Parenthood➖ Kau tau, memilikimu dalam hidupku saja aku sudah sangat bersyukur...
