Lingkungan Baru

9 2 0
                                    

Seminggu sudah aku sekolah di sini. Aku cukup bahagia bisa ada disini, tapi aku belum bisa melupakan kenanganku di Jakarta.

Aku belum bisa melupakan sahabatku, tapi apa? Aku belum juga bisa melupakan suatu  hal.

Ya, ketika aku tahu bahwa cinta itu bukan segalanya. Ketika aku tahu, cinta itu membuatku gila.

Suatu hari ketika aku memperjuangkannya, tapi dia malah memperjuangkan yang lain. Aku berusaha agar ia bahagia, tapi dia berusaha membahagiakan orang lain, betapa bodohnya aku.

Ketika aku melupakan nasihat Ayah. Sekarang aku harus mengingatnya, Ayah benar.

"Ehhh, Bulan. Kamu ngapain bengong bae" tiba tiba Mila membuatku kaget. "Apaan sih Mil, aku gapapa. Kamu buatku kagett ihhh" ucapku agak kesal. "Ehehe, maaf lan" ucap Mila memelas. "Heheh, iya. Eh, hari ini ada pelajaran Bu Siska yaa?" tanyaku ke Mila. "Hmm, enggak lan" jawab Mila.

Setengah jam kemudian bel istirahat pun berbunyi, "Mil, jajan ke kantin yuk" ajakku, "Iyah lan". Aku dan Mila langsung menuju kantin. "Duduk disana aja Lan, biar aku yang beli makanannya" ucap Mila sambil memesan makanan. Yaa, aku langsung duduk di tempat.

"Heh, lo anak baru ya? Lo ngapain duduk ditempat gue?" kata seorang laki laki bersama teman temannya yang tiba tiba menghampiriku. "Memang tempat ini punya lo? Sehingga lo bilang tempat ini punya lo?" sahut seorang laki laki yang tiba tiba datang menolongku. "Ehh, elo ga usah ikut campur!" jawab salah satu dari teman yang tadi melabrakku.

"Lo itu cowok, kenapa berani nya sama cewek? Hah?!" ucap laki laki yang berniat menolongku. Lalu kelompok laki laki tadi langsung pergi. "Kamu gapapa?" tanya laki laki itu. "E..eh iya makasih" jawabku berterima kasih. Mila yang sedari tadi tidak berani berkutik langsung menghampiriku. "Bulaann, kamu gapapa?" tanya Mila. "Iya gapapa Mila. Laki laki tadi langsung pergi meninggalkan kerumunan para siswa yang sedari tadi melihatku.

"Ya udah lan, ke kelas aja" Mila langsung menarik tanganku ke kelas. Aku dan Mila langsung duduk. "Sorry lan, aku lupa ngasih tau kamu kalau jangan duduk disitu. Karena itu tempat duduknya Ardi dan teman temannya" cerita Mila kepadaku. "Trus, yang tadi nolong aku siapa Mil?" tanyaku.

"O..oh itu namanya Langit, anak kelas 12 IPS. Dia emang gitu Lan. Suka menolong dan baik juga, sebenernya banyak yang suka sama dia. Tapi dia itu anaknya gak peka Lan, dia cuman peka sama orang yang dia sukain" jawab Mila menjelaskan. "Owh, trus Ardi itu siapa Mil? Maaf ya aku banyak nanya sama kamu" aku terus bertanya kepada Mila tentang sekelompok laki laki itu dan seorang laki laki yang namanya Langit.

"Iya lan, si Ardi itu anak 12 IPS juga, tapi dia emang gitu anaknya atau karakternya susah dijelasin Lan" jawab Mila menjelaskan.

"Iya Mil. Tenang aja, aku udah muak sama namanya CINTA" ucapku geram. "Ok ok Lan" ucap Mila tersenyum.

Setelah istirahat selesai, Bu Mala pun masuk untuk mengajar pelajaran Biologi. Selama pelajaran Bu Mala, aku begitu tidak fokus. Aku terus memikirkan kejadian tadi.

Apa apaan ini, kenapa aku jadi mikirin Langit sih? Ih, ga mungkin lah aku suka, ga mungkin bangettt! Ayolah Bulan, sadar....

"Hey lan, kamu bengong lagi? Ahah, kamu mikirin siapa ha?" tanya Mila bingung. "Ah enggak apa apa Mil, eheheh" jawabku malu sendiri. "Oowh, okay" sahut Mila.

TO BE CONTINUED

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 16, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LangitWhere stories live. Discover now