Stand By You(BaySan)

2.3K 249 77
                                    

BaySan egen yes gengs? Saya kan bucinnya, ehehhe...

xxxxxx





Ihsan tersenyum puas menatap kok yang jauh di samping kirinya. Kok yang baru saja membuatnya mati langkah. Lawannya di seberang net nampak begitu gembira, bersorak sombong dengan senyum angkuh ke arahnya.

"Anjir, gue keren banget kan?"

Hanya tawa yang bisa Ihsan umbar. Ia tertawa keras sekali hingga hampir membuatnya sesak. Ia bahkan baru berhenti setelah sebuah air mineral dingin menyentuh pipinya.

"Ga boleh minum dingin, bay."

"Halah, kalo belum waktunya mati ya ga bakal mati, san."

Ihsan masa bodohlah dengan sahutan Bayu, sudah lelah hari ini dia. Air mineral yang tadi diberikan padanya, ia ambil dan Ihsan minum dengan rakus. Ya, segar sih, bodo amatlah sama sakit, terus mati. Segar sekali, sumpah.

Bayu mendudukan dirinya di sebelah Ihsan yang sedang mengguyurkan air dingin di kepalanya. Lelaki jangkung itu menggambil handuk dari tas raketnya lalu mengusak rambut basah Ihsan. Sang pemilik rambut hanya terdiam, menutup matanya menikmati sensasinya.

"Lo tuh gampang sakit, njing, sadar diri, bangsat."

"Iya, iya, bawel!"

Bayu terkekeh lalu dengan gemas mengusak berlebihan rambut Ihsan. Ia lalu memangkas jarak, menyatukan dahi mereka yang basah. Bayu mencuri sedikit kecupan di bibir kering Ihsan.

"Ayo kencan, malam ini."

Ihsan memejam lalu menghembuskan napasnya. Satu kecupan ia curi dari Bayu. Tangan kanan Ihsan menggantung di pundaknya, dan tangan kirinya memberi sentuhan di dada Bayu.

"Aku harus latihan untuk turnamen, Bay."

Bayu mendengus lalu melumat kasar bibir Ihsan.

"Kau dan badminton adalah napasku, san."

Mendengar ucapan Bayu, Ihsan berkaca-kaca, ingin sekali ia menangis.

"Kau kan ada kencan dengan El malam ini. Pergilah dan perbaiki masalah kalian."

.
.
.

El tahu, tahu sekali bagaimana posisinya di hubungannya dan Bayu. Awalnya, ia mengira ia bisa melakukannya, tentu saja, ia lebih lama bersama dengan Bayu, lebih mengenal Bayu, lebih mengerti Bayu. Tapi, semua perjuangan untuk mempertahankan miliknya ini kenapa begitu menyesakkan.

Bayu masihlah riang berceloteh sesekali ngegas tidak jelas. El suka melihatnya, salah satu dari daftar favoritnya. Namun, kini semua itu terasa sebagai hal yang sangat dibencinya. Karena kini, celotehan riang itu tak lagi tentangnya, keluarga, teman, atau hal absurd lainya. Kini, celotehan itu hanya berpusat pada satu hal, Ihsan.

El tidak bodoh, sudah hampir setahun ini, sejak pertengkaran hebat ia dan Bayu setahun lalu, semuanya berubah. Ihsan adalah sahabat masa kecil Bayu yang akhirnya berpisah ketika SMP. El kenal, karena kala itu ia pun telah berteman dengan Bayu. Dan entah takdir apa, Tuhan mempertemukan Bayu dan Ihsan kembali.

Setahun yang lalu, hubungannya dan Bayu mencapai titik jenuh. El tahu dirinya salah dengan mencoba bersama pria lain. Bayu tahu, ia mencemooh El, mengatakan hal kasar pada El, lalu pergi. Hingga beberapa bulan kemudian, Bayu kembali, dengan senyum indah nya dan tutur manisnya meminta maaf. Dan mereka kembali bersama. Meski ada yang beda. Ada Ihsan di tengah mereka.

ClusterWhere stories live. Discover now