Main Pair : Lee Taeyong X Jung Jaehyun
Rate : NC-18
Chapter : 26 Chapters Completed
Disclaimer : Remake version of movie titled 'Love, Rosie'
➖Yaoi, Friendzone, AU, Mpreg, Parenthood➖
Kau tau, memilikimu dalam hidupku saja aku sudah sangat bersyukur...
Ia terdiam. Iris hazel didepannya memancarkan kekhawatiran. Ia tidak boleh egois. Ini adalah mimpi Jaehyun. Dan sungguh ia tidak ingin menjadi penghalang sang sahabat untuk meraih mimpinya.
Taeyong memejamkan matanya sejenak. Air mata menetes membasahi pipinya. Ia merasakan jemari Jaehyun mengusap jejak basah di pipinya. Sontak ia membuka matanya lalu mencoba tersenyum.
“Tidak, Jae. Kau akan tetap berangkat hari ini. Aku hanya takut terjadi apa-apa.” Taeyong menggenggam tangan Jaehyun yang berada disisi wajahnya lalu menurunkannya.
Jaehyun tersenyum. Ia masih bisa menatap sorot kesedihan dalam mata legam sahabatnya. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu.
“Tunggu, aku punya sesuatu untukmu. Tutup matamu.”
Taeyong tertawa pelan. Ia segera menutup matanya dan menantikan apa yang akan dilakukan oleh sabahatnya itu.
Jaehyun tersenyum menatap wajah menggemaskan Taeyong. Ia merogoh saku celananya dan mengambil sesuatu. Dengan lembut ia meraih tangan Taeyong. Membukanya dan meletakkan sebuah benda ditelapak tangannya.
Taeyong membuka matanya. Tatapannya jatuh pada sebuah key chain yang sangat indah. Berbentuk kubus crystal transparan. Ditengahnya terdapat sebuah kuil tiga dimensi.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Senyum diwajah cantiknya merekah.
“Ini sangat indah.” Taeyong tak henti-hentinya mengagumi benda kecil ditangannya.
Taeyong beralih menatap lelaki didepannya dengan pandangan yang sangat lembut. Matanya berbinar. Menambah kadar rupawannya.
Yang ditatap membalasnya dengan senyum lembut. Ia segera menarik lelaki mungil itu kedalam pelukannya.
Taeyong mengeratkan pelukannya. Menyembunyikan wajahnya pada dada bidang lelaki didepannya. Menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh sahabatnya. Sungguh, ia sangat menyukai aromanya. Aroma yang nantinya akan sangat ia rindukan.
Beberapa orang yang berlalu lalang menatap mereka. Tapi mereka sungguh tidak peduli pada pandangan orang lain. Keduanya masih betah berpelukan. Sama-sama enggan melepaskannya.
Taeyong melonggarkan pelukannya. Tangannya masih melingkar dileher Jaehyun. Kini dahi mereka sudah menempel. Jarak wajah mereka begitu dekat hingga beberapa kali hidung mereka bergesekan.
Keduanya masih memejamkan mata. Napas mereka pun terdengar tidak teratur. Hanya beberapa centi lagi bibir mereka bersentuhan.
Taeyong yang pertama membuka matanya. Menatap lelaki didepannya yang juga mulai membuka matanya. Keduanya terengah.
Taeyong sungguh ingin menempelkan bibirnya pada bibir tebal dihadapannya. Ia terlihat ragu. Rasa sesak memenuhi dadanya.
Taeyong tersenyum miris. Ia sungguh larut dalam suasana yang terasa salah ini. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi lelaki didepannya. Lalu perlahan mulai turun menuju bibir tebalnya. Mengusapnya pelan. Mata legam itu terus menatap mata hazel sahabatnya.
Ini salah. Jaehyun adalah sahabatnya. Tidak seharusnya ia mengharapkan sesuatu yang lebih pada sahabatnya.
Jaehyun sejak tadi hanya terdiam. Ia pun berusaha menahan hasratnya untuk merasakan lembutnya bibir tipis didepannya. Lengan kokohnya masih setia melingkari pinggang sahabatnya.
Ya, mereka hanya sahabat. Dan sahabat tidak seharusnya melakukan sesuatu yang memang seharusnya tidak dilakukan oleh sepasang sahabat. Ada batas tertentu yang seharusnya tidak dilewati masing-masing.
Perlahan-lahan Taeyong menjauhkan dirinya. Tersenyum, dengan binar redup dimatanya. Wajahnya masih terasa panas. Jaehyun balas tersenyum tipis.
“Segera hubungi aku ketika kau sampai, oke?”
“Kau adalah orang yang pertama kali aku hubungi ketika aku sudah sampai nanti.”
Jaehyun tersenyum dan membelai rambut Taeyong. “Sampai bertemu dua minggu lagi, Tae.” ia menangkup wajah cantik di depannya lalu memberi kecupan panjang di dahinya untuk yang terakhir.
Taeyong tersenyum lebar. Mengangguk sebagai jawaban. Mereka saling menggenggam tangan sebelum akhirnya terpaksa lepas karena jarak. Ia menatap Jaehyun yang berjalan menjauh.
Lelaki itu melambaikan tangannya, semakin menjauh. Taeyong balas melambai hingga akhirnya punggung tegap Jaehyun sudah hilang.
Taeyong tersenyum miris. Tanpa terasa air mata kembali membasahi pipinya. Ia menatap benda pemberian Jaehyun lalu menatapnya lama. Ia menggigit bibirnya, menahan isakan yang mungkin saja lolos dari mulutnya.
Sungguh rasanya sangat menyesakkan. Ia tidak tau apakah keputusan yang telah ia ambil ini benar atau salah. Ia takut. Takut tidak bisa memenuhi janjinya untuk menyusul Jaehyun.
‘Maafkan aku, Jaehyun’
TBC
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Haloo
Ada yang rindu? Engga kayanya. Yaudah :'v
Akhir2 ini beberapa ide muncul di kepala. Pengen bikin markhyuck tapi ko vibes nya ga cocok. Ide yang muncul di kepalaku mesti lebih cocok buat jaeyong hnn. Pengen bikin angst juga tapi takut ga nge feel😥 #curhat