Walau tidak terlau keras, namun terdengar cukup jelas. Sedangkan Jungwoo kembali menampakkan wajah gelisahnya.

"Suara seperti itu hyung. Aku takut terjadi apa-apa. Tapi aku juga takut menghampiri mereka. Lakukan sesuatu hyung, aku takut." Jungwoo mencengkram tangan Taeyong.

Taeyong menatap lelaki didepannya. Ia tidak menyangka jika sahabatnya memiliki adik yang kelewat polos seperti Jungwoo. Jaehyun yang memiliki otak mesum sungguh berbanding terbalik dengan sang adik.

Ah, pasti kemesuman Jungwoo telah diserap habis oleh Jaehyun. Hingga sahabatnya itu memiliki kadar kemesuman yang meluap.

"Tidak apa. Mereka hanya sedang bermain." Taeyong menepuk punggung tangan lelaki menggemaskan didepannya, berusaha menenangkannya.

Taeyong merasakan kepalanya pusing. Ia pikir itu efek dari mendengarkan kegiatan panas dilantai atas rumah sabahatnya.

"Aku akan kembali nanti saja. Kurasa mereka membutuhkan waktu lama." Taeyong bangkit. Ada rasa kesal menyusup dalam dadanya.

Jungwoo mengantarnya sampai depan rumah. Wajahnya sudah terlihat sedikit lebih tenang.

'Jungwoo yang malang.'

.
.

재용

.
.

Langit sudah gelap. Tidak banyak orang berlalu lalang. Beberapa toko dipinggir jalan sudah tutup. Menyisakan beberapa supermarket yang buka hingga 24 jam.

Taeyong berjalan menyusuri jalan sepi itu dengan langkah pelan. Tubuhnya terbungkus hoodie abu-abu kesukaannya. Jika diperhatikan, tubuhnya sedikit bergetar.

Padahal sekarang sedang musim panas. Wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya. Beberapa hari ini ia merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Beberapa kali ia merasa mual dan pusing.

Kakinya membawanya berjalan memasuki sebuah apotek yang masih buka.

Seorang lelaki mungil tengah sibuk dengan handphonenya. Wajahnya terlihat cantik untuk ukuran seorang lelaki.

"Permisi."

Lelaki itu mendongak. Menatap Taeyong dengan wajah datarnya.

"Apa yang kau cari?" lelaki itu menopang kepalanya dengan sebelah tangan.

"Aku merasa tidak enak badan. Setiap hari. Tolong berikan aku pil atau apapun yang bisa membuatku lebih baik."

Taeyong memejamkan matanya sejenak. Rasa pusing kembali menyerangnya.

"Hm." Lelaki mungil itu mengambil sebuah kertas.

Taeyong membaca name tag didada lelaki itu.

Ten.

"Diare?"

"Tidak"

"Demam?"

Once Again (Jaeyong)Where stories live. Discover now