[6] Kau Salah

Começar do início
                                    

Dan tersisalah keheningan sejenak, antara aku dan mas revan. Sebenarnya aku benci dengan keadaan seperti ini, namun kali ini aku berusaha sabar, menunggu mas revan terlebih dahulu membuka percakapan.

1
2
3

10 detik

15 detik

25 detik

Tetap hening..

30 detik

Semakin hening..

'apa apaan ini, apakah ini Perlombaan saling diam, orang yang lebih lama terdiam, dia yang menang. Oh yang benar saja, perlombaan macam apa itu.' gumamku dalam hati.

Aku prustasi dengan suasana seperti ini, menunggunya bicara lebih dulu sama dengan menanti ayam jantan bertelur.

"mas.. "

"sa.. "

Ucapanku berbarengan dengan apa yang ia ucapkan.

"jadi siapa yang lebih dulu memulai ?" tanyaku asal saja kepadanya.

"terserah padamu saja !" jawaban macam apa itu.

"ok, kalau begitu, biar risa dulu.. Langsung saja, kenapa mas tiba-tiba menemui risa di rumah.." tanyaku memulai pembahasan.

"sebenarnya aku sudah sampai di perkebunan sedari 20 menit yang lalu, namun aku tidak melihat tanda-tanda akan kehadiranmu disana, jadi ku putuskan saja untuk menjemputmu di rumah, bagaiman keren kan ? Hehe" jawabnya dengan di akhiri sebuah cengiran.

Satu pelajaran lagi untukmu clarisa, kau kalah cepat dengannya, apalagi dalam hal bangun tidur, mungkin dia bisa bangun lebih dulu sebelum ayam jantan berkokok.

"apa mas mau minum dulu atau pesan sesuatu, biar risa Buatkan" tawarku hangat padanya, sedikit mengalihkan perhatian juga sebenarnya.

"tidak usah.. Sebaiknya kita langsung ke perkebunan saja sekarang.. " jawabnya lagi.

"ok, kalau gitu risa ambil tas dulu bentar di kamar.. Mas duluan aja kedepan nanti risa nyusul." jawabku dan langsung mendapat anggukan singkat darinya.

Dan iapun segera beranjak dari kursi tamu menuju ke mobilnya yang terparkir rapi di halaman rumahku.

***

Selesai mengambil tas akupun segera menuju mobil mas alvin, dan langsung masuk kedalamnya.

Dan kamipun segera on the way menuju perkebunan.

Tak ada obrolan ringan atau hanya sekedar berbincang-bincang di dalam mobil, kami hanya fokus pada urusan masing-masing. Mas alvin dengan stir kendalinya, dan aku tengah sibuk memandangi jalanan sekitar yang sepertinya tak mau di pandang. Yang benar saja.

'benar-benar membosankan'

Dan setelah itu, semuanya pun menjadi gelap.

***

Aku mengerjapkan mataku. Sedikit demi sedikit cahaya mulai terlihat. Sejenak aku termenung, berusaha mengumpulkan semua kesadaran dan ingatan tentang apa yang baru saja dan tadi terjadi. Dan kenapa aku bisa berada disini. Ini ruangan pribadiku. Siapa orang yang telah membawaku kesini.

Ku ingat-ingat Kejadiannya. Keningku sempat mengerut, dan kembali lagi netral. Aku ingat siapa yang membawaku kesini. Mas revan, ya, mas revan. Aku tidak sengaja tertidur di mobilnya tadi. aku merasa tidak enak hati karena telah merepotkannya dengan membawaku kesini.

Tunggu. Lantas darimana dia tau ruangan ini.

Ah sudahlah.

Lambat laun kesadaranku semuanya telah terkumpul menjadi satu. Aku bangun dari tempat peristirahatanku barusan dan beranjak menuju sebuah jendela yang mana jendela tersebut menghadap ke bagian depan cafe.

Dari sini aku bisa melihat orang-orang dan para pemetik teh yang sedang berlalu lalang. Pun juga seorang pria yang tengah asyik duduk di bangku di bawah pohon rindang bersama dengan smartphonenya.

Dan itu adalah mas revan.

Akupun segera turun ke bawah. Berinisiatif menemuinya yang sedang termenung sendirian.

***

"mas.." panggilku pelan, berusaha agar tidak mengagetkannya. Walaupun pada kenyataan nya dia tetap terejut karena Kehadiranku yang tiba-tiba.

"ahh.. Iya.." jawabnya sedikit terkejut lalu kemudian kembali ke expresi semula. Kosong.

"bagaimana apa tidurmu nyenyak.." lanjutnya lagi. Dan tentu saja di balas senyum hangat olehku.

"tentu saja.. Mas disini lagi ngapain.." tanyaku, memecah suasana tegang.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jan 02, 2019 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Green tea with loveOnde histórias criam vida. Descubra agora