"lalu bisakah anda tidak secerewet itu nona.. Telingaku rasanya panas mendengar ocehanmu di pagi hari ini." jawab si alvian dengan entengnya tanpa merasa bersalah sedikitpun walau hanya seujung kuku dengan tangan yang terlipat di dada. Benar-benar pria angkuh.

"hey apa-apaan ini, anda yang menyebabkan semua ini, dan seharusnya anda meminta maaf atau apapun itu yang bisa membantuku membereskan semua ini, bukan malah mengejekku dan apa yang kau lakukan, hanya berdiam diri.. Tidak adakah rasa ibamu sedikit saja. Hemh semua lelaki memang sama." kali ini emosinya benar-benar telah sampai ke ubun-ubun dan alvian masih tetap pada ekspresinya. Kosong.

"aku tidak mengejekmu, aku hanya bilang kau cerewet, dan kenapa kau sebegitu mudahnya membentaku ?" alvian kali ini berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan wanita asing itu. Ia baru melihat ada pegawainya yang berani membentaknya. Padahal ia bisa saja langsung memecat wanita tak berbudi ini. Namun saat ini moodnya sedang baik, jadi ia masih bisa bertahan dengan sisa-sisa kesabarannya.

Point tambah untuk alvian, selain dingin ia juga pria penyabar. Hanya dalam saat-saat tertentu.

"oh yang benar saja, tentu aku akan dengan mudah membentakmu, karena kaulah penyebab jatuhnya semua dokumenku. Dan memangnya siapa kau ? beraninya bersikap angkuh seperti itu." balas si wanita dengan penuh penekanan dan sarat akan amarah.

"apa? 'memangnya siapa kau ¿' apa kau tak lulus ujian membaca, aku sedang dalam perjalanan menuju ruangan itu, lihat dan bacalah.. *Ruangan khusus President Direktur* .. Kau bisa coba mengejanya jika tak bisa membacanya. Sampai jumpa nona." ucapnya ringan sambil berlalu meninggalkan wanita antah berantah itu.

Wanita itu tediam seketika, mengamati punggung pria yang baru saja berdebat dengannya, yang sekarang telah masuk ke dalam ruangan yang tadi pria itu sebut-sebut.

'apa dia CEO di perusahaan ini..' gumamnya dalam hati, masih dengan keadaan memegangi kertas sambil termenung menatap pintu yang di atasnya bertuliskan *Ruangan Khusus President Direktur* itu.

Bagaimana nasibya setelah ini ? Bagaimana jika ia kehilangan pekerjaannya. Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah.

***

Di tempat lain..

"ini pesanan anda nona.. Selamat menikmati." ucap seorang pelayan sambil beranjak pergi meninggalkan seorang wanita. Dan wanita itu hanya mengangguk singkat.

Sepeninggalan pelayan tadi, wanita itu hanya menyesap sedikit teh hijau pesanannya, lalu kembali merenung.

"aku takut dia salah menafsirkan kata rindu.." wanita itu bermonolog dengan kesendiriannya dengan tatapan kosong mengarah ke perkebunan di depannya.

Setelah lama termenung, wanita itu mengambil ponselnya lalu mengetikan sebuah pesan disana. Tertuju untuk sang ibu.

Ma.. Sore ini aku mau pergi ke rumah Nindya, nanti malam aku di jemput sama pak tarjo aja..

Salam sayang
Clarisa --

Tak lama kemudian sebuah notif muncul di layar pipih milik si wanita yang bernama clarisa itu. Dan ia segera membukanya. Dan itu adalah pesan balasan dari mamanya.

Iya.. Sayang, hati-hati nak.. Nanti mama suruh pak tarjo untuk jemput kamu..

Salam cinta
Dari mama --

Green tea with loveजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें