Sampai di basement apartemen, Jooheon keluar dari mobil dengan Changkyun yang masih berada dalam gendongannya.

"mau berjalan sendiri?" tanya Jooheon.

Changkyun menganggukan kepala seraya menurunkan kakinya.

    Jooheon tersenyum. Ia mengelus pipi Changkyun sekali sebelum kemudian menggandeng tangan Changkyun dan berjalan memasuki gedung apartement.

"tunggu disini sebentar! Aku akan ambilkan baju ganti untuk mu" kata Jooheon kala mereka telah sampai di dalam apartemen.

Changkyun hanya menganggukan kepala. Dan Jooheon pergi kekamarnya.

    Changkyun mengedarkan pandangannya kesekeliling. Ia sedikit takjub akan nuansa manly yang cukup kentara dari interior apartemen ini.

    Perhatian Changkyun teralihkan kala Jooheon kembali menghampirinya. Jooheon sudah ganti baju ngomong-ngomong.

"gantilah bajumu!" Jooheon memberikan satu set pakaian. "mungkin akan sedikit kebesaran."

"gwemchana" Changkyun menerima akaian tersebut.

"kau bisa menggantinya di kamar ku"

Changkyun menganggukan kepalanya dan berjalan kearah Kamar Jooheon.

    Jooheon tersenyum simpul seraya enatap punggung Changkyun yang baru saja menghilang di balik pintu kamarnya.

"akan ku mulai secara perlahan. Dan aku berharap kau bisa menerima ku Kyunie" batin Jooheon.

   Jooheon beranjak kearah dapur untuk membuat minuman hangat untuk mereka.

    Setelah beberapa saat Changkyun keluar dari kamar Jooheon. Ia terlihat menggemaskan dengan celana training hitam dan sweater kebesaran berwarna krem. Changkyun mencari Jooheon kala tidak mendapati Jooheon di ruang tengah.

"Hyung!~" panggil Changkyun.

"di dapur Kyunie!"

Changkyun langsung melangkah kearah dapur.

"coklat panas?" tawar Jooheon seraya menyodorkan segelas coklat panas yang langsung diterima oleh Changkyun.

"gumawo" Changkyun sedikit menyesap coklat panasnya.

Jooheon menganggukan kepalanya yang kemudian menggandeng salah satu tangan Changkyun yang tidak memegang gelas dan menuntunnya kearah ruang tengah.

"mau bercerita?" tanya Jooheon seraya mengelus rambut Changkyun yang setengah basah. Kini keduanya telah duduk di sofa.

Changkyun menunduk dan menggeleng pelan. Sungguh.....tingkahnya barusan sangat menggemaskan dimata Jooheon.

    Jooheon tersenyum tanpa menghentikan usapannya pada rambut Changkyun.

"gwenchana, aku akan siap mendengarnya kapanpun jika kau sudah ingin bercerita" kata Jooheon.

   Tanpa Jooheon ketahui, Changkyun tersenyum getir. Hatinya diselimuti rasa bersalah. Jooheon tetap berlaku baik padanya setelah ia menolak perasaannya dengan telak. Dadanya sesak, seakan bernafas saja sulit, ketika melihat ketulusan yang terpancar dari mata sipit Jooheon.

"hiks...."satu isakan lolos dari bibir Changkyun. Bahkan ia sendiri tak sadar sejak kapan air matanya menetes.

    Jooheon terlonjak kaget saat mendengar isakan Changkyun. Dengan segera ia mengangkup wajah Changkyun dan menariknya untuk mendongak kearahnya. Hatinya mencelos kala melihat derai air mata yang melintasi pipi gembil Changkyun. Belum lagi sorot matanya yang memancarkan luka yang kentara.

"Wae hmm?" tanya Jooheon seraya menghapus air mata Changkyun.

Bukan jawaban yang Jooheon dapat, melainkam isak tangis Changkyun yang semakin menjadi.

   Tanpa berfikir lagi, Jooheon langsung merengkuh tubuh Changkyun kedekapan hangatnya. Mengelus punggung bergetar itu dengan lembut.

"uljima.....mian jika terlalu memaksakanmu."

Changkyun menggeleng pelan. Ia semakin meremat ujung sweater yang digunakan Jooheon.

"mianhe hyung....hiks....mian karena telah menyakitimu....hiks" racau Changkyun.

Jooheon tersenyum sendu sebelum kemudian mengecup panjang kening Changkyun. "tidak ada yang kau sakiti Kyunie. Aku baik-baik saja."

"jangan bohong hyung!...hiks.....aku tahu hatimu sedang hancur saat ini" Changkyun memukul pelan dada Jooheon.

     Jooheon lagi-lagi tersenyum. Ia melepaskan pelukannya secara perlahan. Di raihnya kedua tangan Changkyun. Digenggamnya dengan erat sepasang tangan yang lebih kecil dari tangannya. Pandangannya tak lepas dari manik yang kini menjadi sembab.

"maka dari itu, bantu lah aku menata hatiku kembali. Kau yang menghancurkannya dan aku mau kau yang memperbaikinya kembali." lirih Jooheon.

     Changkyun menatap nanar manik sipit yang menatapnya penuh ketulusan dan penuh harap. Ingin rasanya Changkyun mengatakan 'iya' namun tamparan realita kembali membungkam mulutnya. Changkyun kembali menundukan kepalanya.

"mianhe hyung....hiks....aku tidak bisa"

Jooheon menghela nafas sebelum akhirnya kembali memeluk Changkyun.
"bisa kau katakan apa alasannya? Dan jangan dengan jawaban yang sama dengan yang waktu itu!"

Changkyun menggigit bibir bawahnya dan semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Jooheon.

"dan itu berarti aku tak akan berhenti memperjuangkan cinta ku sampai kau menjelaskan alasan kenapa kau menolak ku, lagi." lirih Jooheon.

   Changkyun langsung melepaskan diri dari pelukan Jooheon. Menatap Jooheon dengan tatapan tidak percaya.

"aku mohon hyung, jangan me-hmmmmppt"

Jooheon langsung menyambar bibir Changkyun. Membuat Changkyun menghentikan ucapannya.

   Changkyun sempat kaget, namun kemudian memejamkan matanya. Membiarkan Jooheon melakukan apa yang dia mau. Air matanya kembali menetes kala ia membalas pangutan bibir Jooheon.
    Jooheon menahan tengkuk Changkyun dan semakin mengilangkan jarak diantara mereka. Tak ada nafsu, hanya ada ketulusan di balik pangutan mereka.

   Selang beberapa lama, akhirnya Jooheon melepaskan pangutan mereka. Menyatukan kening keduanya dan menatap mata Changkyun yang masih terpejam.

"jangan melarangku untuk mengejar apa yang akan menjadi kebahagiaan ku. Tak peduli berapa kalipun kau menolak, aku akan tetap mengejarmu" lirih Jooheon.

"meskipun aku bukanlah manusia seertimu?"

Tbc
____________

Spesial Jookyun udah muncul, tinggal bikin romansa lainnya.

Vommetnya😆

See you

Demon [Showki, Kihyuk, Jookyun, Hyungwonho]Onde histórias criam vida. Descubra agora