10th; Jealous, I'm Over Jealous.

Start from the beginning
                                        

Sekiranya, satu jam telah berlalu setelah Kak Taeyong siuman. Karena kondisi Kak Taeyong yang tidak memungkinkan, aku mengantarnya pulang dengan motor N-Max kesayanganku.



Kepala Kak Taeyong masih pusing, katanya. Jalan biasa saja rasanya seperti terhuyung-huyung. Perutnya terasa mual. Tadinya, dia ingin melanjutkan KBM, namun aku melarangnya. Aku tidak mau sakitnya tambah parah jika ia paksakan mengikuti KBM.



Sesampainya di depan rumah Kak Taeyong, aku mengantarnya sampai depan pintu.



"Mark, awas aja kalo kamu sampe bolos," ucap Kak Taeyong dengan nada yang mengintimidasi.



"Kak, aku anak teladan. Mana mungkin bolos," balasku.



"Tampang kayak gini, anak teladan palalu hah?! Kemeja sekolah digulung, kancing kemeja nggak dikancingin sampe atas, celana dikecil-kecilin, nggak pake sabuk, rambut gondrong begitu, mau jadi apa kamu hah?!" Omelnya padaku. Aku terkekeh mendengar omelan panjang lebarnya. Pantas saja dia terpilih jadi wakil ketua OSIS.



"Mark begini kan biar keliatan keren dong, kak," balasku.



"Keren sih iya. Tapi lebih keren lagi kalo kamu rapih kayak aku gini, Mark," ucapnya.



"Kakak mah nggak keren, kakak itu cantik."



"Bangsat," umpatnya.



"Hei, kasar," ucapku.



"Serah-serah aku dong! Udah sana! Balik ke sekolah! Nanti telat jam pelajaran!" Ucapnya.



"Cium dulu," pintaku.



Aku dapat melihat dengan jelas wajah terkejutnya itu. Terkejut saja masih cantik ya? Heran.



"Tapi janji, abis aku cium kamu nggak bacot lagi dan bakal langsung balik ke sekolah, oke?" Tawarnya. Aku tertawa kecil.



"Oke sip, ibu negara," ucapku.



CUP!



Kak Taeyong mengecup bibirku dalam sekejap.



Tadinya aku hendak protes karena kecupannya singkat sekali. Namun ia langsung membuka pintu lalu masuk ke dalam rumah. Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan tsunderenya itu. Terkadang, aku tidak percaya bahwa aku lebih muda darinya.



Setelah Kak Taeyong masuk ke dalam rumah dan dia sudah aman, aku pun kembali ke sekolah.



Menyebalkannya itu saat aku berada di luar gerbang sekolah, pak satpam hampir mencurigaiku telat masuk sekolah. Namun untungnya aku memakai jurus andalan, yaitu...



"Bapak nggak liat apa tadi? Saya gotong-gotong pacar saya, nganterin dia pulang pake motor legendaris saya itu? Duh bapak kurang minum nih. Kalau masih nggak percaya cek CCTV dah, Pak. Astaga," jelasku panjang lebar.



Yap, itu jurus andalanku.



Syukurnya, Pak satpam segera meminta maaf lalu membiarkan aku masuk.



Saat aku sampai di dalam sekolah, banyak manusia-manusia menanyakanku banyak hal. Terutama kakak kelas. Aku berusaha menjawab mereka satu per satu, namun lama-lama aku lelah juga.



Sampai akhirnya, mataku tertuju ke sosok laki-laki yang putih dan tinggi. Yaitu...



"Jepri!!!"



[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now