10th; Jealous, I'm Over Jealous.

Start from the beginning
                                        

"Hm?" sahutku.



"Kakak... Kenapa bisa pingsan?" tanyanya.



Aku terdiam sejenak.



"Entahlah..." jawabku.



Namun tiba-tiba, ingatan-ingatan buruk itu kembali. Membuat kepalaku pening...




















































































Flashback...


"Gengs! Si Gendut Lee dateng nih!"



"Kapan sih lu kurus, Tae?"



"Tae, bagi tips gendutin badan dooong."



"Gua sesek nafas, tolong. Jangan kerumunin gua."



"Jangan kerumunin gengs, kasian dia udah gendut, kepanasan pula."



"Nakamoto, bisa nggak sih lo jangan bacot?"

















"Ahaha! Si Gendut Lee lagi! Masih berani aja lu!"



"Pergi dari hadapan gue, Nakamoto!"



"Wah? Si Gendut berani nantang ya? Cih."












"Sicheng, kamu yakin masih mau temenan sama gendut ini?"














"Help me..."
















"Maafkan aku, Yongie..."































"I'm sorry. Lupain aja, kak."



Ucap Mark sambil tersenyum tipis.



Aku terdiam.



Memori-memori sialan itu.



Haruskah aku menceritakan semuanya tentang masa laluku padanya? Aku percaya padanya, namun kurasa ini bukan saat yang tepat. Itu traumaku yang menghantuiku selama bertahun-tahun. Aku tidak bisa menceritakannya semudah itu. Lebih tepatnya, aku tidak kuat.



Aku takut.



"Kak? Tolong lupain aja. Oke?"



Aku tersentak dari lamunanku.



"Aku ngerti kok kakak belum siap nyeritain semuanya," lanjutnya.



"Bukan gitu, Mark—"



"Sshhh. Udah jangan difikirin, oke? Aku gamau kakak pingsan lagi kayak tadi," lanjutnya.



Aku terdiam.




















































"O-oke, sayang," ucapku dengan gugup.



"Hah? Kakak bilang apa?"



"Nggak. Ada kucing lewat disitu."



[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now