[END] Seniority Program • MarkYong

10th; Jealous, I'm Over Jealous.

Aku mengangguk mengerti.

"Kamu, tolong lepas dasi sama kancing baju Taeyong. Trus juga longgarin sabuknya. Tolong lepasin sepatu sama kaos kakinya," titah ibu guru.

Aku membelalakkan mataku.

Hei, hei, tunggu!

Ini bahaya!

Aishhhh!!! Apa yang kau pikirkan, Mark Lee??! Sekarang nyawa Kak Taeyong lebih berharga!!!

Mendengar perintah ibu guru, aku langsung melepas dasi yang Kak Taeyong pakai. Aku juga melepas semua kancing kemejanya.

S-sial!

D-dadanya...

Mulus...

Aishhh!!! Lupakan! Sekarang bukan waktunya untuk berfikir seperti itu!!!

Setelah aku melepas semua kancing kemejanya, aku melepas sabuk yang ia pakai.

Tahan, Mark. Tahan.

Aku melepas sepatu Kak Taeyong bersama kaus kakinya.

Gila.

Kak Taeyong itu makan apa saja sih?! Badannya kurus sekali!

Setelah pekerjaanku selesai semua, aku memandang wajah Kak Taeyong yang masih belum sadar itu.

Cantik, namun membuatku sedih melihatnya. Seperti melihat Sleeping Beauty.

Tanganku terangkat menyentuh dahinya.

Sial.

Badannya panas sekali.

"Nah. Udah. Tinggal tunggu dia sadar. Kalian jagain dia di sini ya. Ibu mau ke kantor dulu sebentar," ucap ibu guru.

Aku dan Kak Ten mengangguk mengerti.

Setelah ibu guru itu pergi, aku langsung menatap Kak Ten dengan penuh tanya.

"Kak Ten, aku boleh nanya nggak?" tanyaku.

Kak Ten memandangiku seolah ia menunggu pertanyaanku.

"Kak, kakak tau nggak kenapa Kak Taeyong bisa begini?" tanyaku.

Kak Ten terdiam.

"Tadi aku denger ada teriakan kalo Kak Taeyong pingsan... Makannya aku langsung ke kelas kakak," lanjutku.

Kak Ten menghembuskan nafasnya dengan pasrah.

"Taeyong..."

"Dia punya Agoraphobia. Takut sama keramaian."

Mataku membelalak.

"Kalo dikerumunin kayak tadi, dia bisa sesek nafas, pusing, mual, muntah, bahkan pingsan," lanjut Kak Ten.

"Dan begonya dia tuh, dia tadi ngumpetin mukanya dengan jaket. Bikin dia tambah sesek nafas. Ngeselin kan emang," lanjutnya.

Mendengar itu, aku langsung menatap Kak Taeyong yang belum sadar itu.

"Biasanya... berapa lama dia pingsan gini?" tanyaku lagi sambil menggenggam tangannya.