10th; Jealous, I'm Over Jealous.

Start from the beginning
                                        

"Injun, kamu kok pucet?" tanya Jeno padaku.



Aku tersenyum sembari menggeleng. "Ga kenapa-napa kok Jen, cuma mual dikit."



Jeno membelalakkan matanya. Ia memandangku dengan syok.



"Kamu hamil???" tanyanya.



Aku terkejut, lalu menjitak dahinya yang jenong itu.



"Ngawur!!!" omelku. Jeno malah terkekeh.



"Yah, padahal maunya kamu hamil. Pasti anak kita bakal lucu banget kayak— ADUH!!!"



Sekali lagi, aku menjitak dahinya. Kali ini lebih keras.



"Emangnya kamu mau tanggung jawab, Hah??!!" Omelku.



"Oh tentu saja, Tuan Puteri. Kamu lupa ya kalau aku rich pipel?" Ucap Jeno. Aku memutar bola mataku. Sungguh sabar diriku mempunyai mesum yang bodoh namun polosnya keterlaluan.



"Bodo ah. Aku lagi capeeek, Jeno," ucapku.



"Capek atau capek?" Tanya Jeno.



"ISH!!!"



Cklek!



Pintu kelas terbuka.



Seisi kelas langsung panik, berhamburan untuk duduk di tempatnya masing-masing. Tandanya guru sudah datang.



Namun ternyata...



"AH ANJING!!!"


"Gua kira siapa, njay."


"Lagi seru juga elah."



Sosok yang dituduh hanya menyengir. Siapa lagi kalau bukan Mark Lee?



"Panik anjir sumpah," ucap Donghyuck.



"Biasa aja, guys. Guru juga nggak hadir hari ini. Tadi gua sekalian cek kantor," ucap Mark.



Yap, Mark adalah ketua kelas disini. Cukup mengagetkan, kan? Tampang yang seperti bocah itu, menjadi pemimpin kelas ini. Hei, jangan salah sangka. Gitu-gitu aura leader dia kuat sekali, lho.



"Mark, lu abis nganterin Kak Taeyong ya?" Tanyaku. Mark menoleh padaku, lalu mengangguk.



"Udah pacaran sekarang dia, kawan-kawan. Dah mana nggak ngasih peje ke gua pula. Dasar teman," omel Donghyuck. Mark tertawa sambil membereskan mejanya.



"Cemburu ya?" Tanyaku.



"Dih, ngapain cemburu? Ngawur lu, Njun," Sewot Donghyuck. Aku, Mark, Jeno, dan Jaemin tertawa melihat responnya.



"Ini jam pelajaran terakhir kan? Gaada guru kan? Gaada tugas juga kan? Kita boleh pulang nggak sih?" Tanya Jaemin bertubi-tubi. Kami berempat menoleh ke sumber suara.



"Jaemin, kamu nanya atau wawancara?" Tanyaku. Yang ditanya malah menyengir.



Tiba-tiba, permohonan Jaemin terkabul.



Bel pulang berbunyi.



Seisi kelas bersorak bahagia. Mungkin menurut mereka, hari ini adalah hari terbaik yang pernah mereka alami.



Kami semua langsung membereskan barang-barang kami. Mark dan Donghyuck izin pulang duluan untuk siap-siap ekskul Basket. Sedangkan aku, Jeno, dan Jaemin masih berada di dalam kelas.



[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now