"Gapapa. Gemes liatnya hehe."


"Tapi... Lo tau kan---"


"--- Tanpa kakak bilang juga aku udah tau kalo kakak cinta juga sama aku. Ya kan?"



Aku tersenyum malu mendengarnya.



"Tau aja lo," balasku. Aku benar-benar tidak bisa menahan senyumku.


"Tau dong."


"Yaudah, mandi gih sana!"


"Siap, ibu negara."


Aku mendecak kesal. Bocah sialan ini seenaknya sekali memberi julukan ke sembarang orang.


"Yaudah, tutup telfonnya."


"Nggak, kakak aja."


"Aishhh. Yaudah. Aku tutup ya."


"Oke. Jaljayo, kak."


"Hm. Jaljayo."



Pip!



Aku pun menutup telfonnya.



Aku meremas bantal yang ada dihadapanku ini. Entah mengapa rasanya.... Entahlah.



"Mark, kenapa cuma lo yang nyuri hati gue? Sedangkan banyak diluar sana yang ngincer gue. Why?"



Ucapku sembari memandang mawar merah itu.



"Kalo lo terima, berarti harus lo jaga!"



Aku tersenyum.



Jadi, mulai besok...















[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now